Everything's Fair in Love and WAR

9.7K 1.1K 37
                                    

Pshoo

"BERPENCAR!!!" teriak Ken saat tank raksasa yang tingginya hampir setengah dari tinggi gedung itu menembakkan misil ke arah mereka.

Ken, David, Ian, Sami dan Hannah serta pasukan mereka yang masih hidup pun berlari kesana kemari untuk menghindari ledakan.

"Hannah! Minta Linda buat nyerang dari atas!" teriak Sami pada Linda yang berlari di sampingnya.

"gabisa Sami! Mereka juga punya pesawat! Linda sama Kou lagi ngalihin perhatian musuh di udara!" teriak Hannah.

Sami berdecak, bagaimana ini? Mereka tidak mungkin kembali ke hadapan musuh. Bisa-bisa mereka musnah sekejap jika terkena ledakan misil musuh.

Sedangkan di sisi lain, Ken berlari ke arah gedung yang terletak tepat di samping tank raksasa itu. "Ian! Dave! Cover me!!!" ucap Ken pada Ian dan Dave untuk menembaki musuh yang mengincar Ken.

Ya, walaupun Ken tidak akan terluka parah dari tembakan senapan mesin sekalipun, ia harus menyimpan tenaganya sebanyak mungkin. Karena ia harus menyelesaikan ini dengan satu pukulan.

Saat sudah berada di lantai yang lebih tinggi dari tank raksasa itu, Ken langsung melompat keluar dari jendela ke arah tank tersebut. Tangannya terkepal kuat diarahkan ke puncak tank.

"HIIYYAAAAAA!!!!"

CRAAAAASSSSHHHHHH

Tank raksasa itu remuk bagai kardus yang diinjak, menyisakan puing-puing besi yang terpental ke segala arah. Dan asap yang mengepul menghalangi penglihatan mereka.

Dari balik asap itu, nampak siluet lelaki dengan bahu lebar dan kaki jenjangnya melangkah tegap ke depan. Mata birunya berkilat tajam dari balik asap itu, menatap para musuhnya bagai mangsa yang bisa ia terkam hingga musnah seketika.

Di sisi lain, Samiana dan Hannah yang sedari tadi bersembunyi dari musuh terkejut bukan main saat bunyi ledakan besar itu terdengar. Nampak musuh yang mengepung mereka pun lengah saat mendengarnya.

Boomm pssshhh

Hannah langsung menarik Sami untuk pergi menjauh saat bom kecil yang barusan ia lempar itu meledak kemudian mengeluarkan asap beracun yang mematikan. Dan tentu saja, para musuh yang tidak tau dan tidak bersiap pun mati mengenaskan karena bom beracun tersebut.

"Han tadi suara apa ya?" tanya Sami di sela lari mereka.

"ga tau Sam, kita harus cari David sama Ian dulu sekarang" jawab Hannah.

"eh gue gak liat Jessie daritadi" ucap Sami baru sadar.

"dia ngejer ketua BV" jawab Hannah.

"oh, kalo gitu bentar lagi selesai dong" ucap Sami santai sembari tersenyum cerah.

---//---

"ada kata-kata terakhir?" ucap Naya arogan. Orang-orang yang mengepung Jessie nampak sudah bersiap untuk menembaknya.

"pfftttt hahahahahahah"

Naya mengerutkan alisnya saat mendengar Jessie yang malah tertawa.

"aduh maaf kelepasan, btw nih orang-orang kaga mau disuruh buka topeng gitu? Gue kan jadi ga bisa liat mereka cakep apa kaga" ucap Jessie dengan nada bercanda dan terkesan meremehkan.

Naya menggertakkan giginya dari balik makser itu. "tembak dia!" serunya pada orang-orang yang tengah menodongkan pistol mereka pada Jessie

Krik krik krik

Jessie tersenyun miring dari balik topengnya, ia berjalan pelan ke arah Naya sembari bersedekap dada. "gue kan udah bilang, topeng mereka tuh dibuka biar gue bisa lihat muka mereka..." ucapnya santai.

Villainess' RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang