Warning! This chapter contents some BDSM and 18+ scenes.
Langit biru itu sudah menggelap, berganti dengan langit malam yang cerah. Bertabur bintang dan dihiasi rembulan.
Jessie tengah berjalan pulang menuju gedung apartemennya. Ia sangat lelah, ia ingin segera pulang untuk merendam seluruh tubuhnya yang kini terasa sangat kotor.
"Jessie!"
Jessie menghentikan langkahnya, ah suara ini. Jessie selama ini mati-matian mencoba untuk menghapuskan suara ini dari ingatannya. Namun semuanya terasa sulit sekali.
Grep
Jessie hampir terhuyung ke depan saat dua tangan besar itu tiba-tiba memeluknya dari belakang, "Jessie aku mohon, maafin aku Jes. Aku minta kamu dengerin dulu penjelasan aku, aku mohon"
Jessie mengepalkan tangannya dengan kuat. Apa dia bilang? Maaf? Jessie rasa jika orang ini melihat Jessie yang hampir diperkosa oleh lelaki lain, ia akan langsung membunuh lelaki itu.
Apa dia tau sebesar apa emosi yang Jessie tahan selama ini? Semua itu hanya agar nama mereka tidak tercoreng. Kurang besar apalagi hati Jessie selama ini?
Namun Jessie menahan amarahnya. Ia menghela nafasnya pelan untuk menetralkan emosinya. Baiklah, tidak ada salahnya memberi kesempatan kedua. Lagipula Jessie sudah lama ingin memberi Ken pelajaran.
"okay, follow me"
Wajah Ken yang awalnya suram kini cerah seketika saat mendengar ucapan Jessie. Namun senyumnya agak luntur saat Jessie masih bersikap dingin terhadapnya. Tapi tak apa, yang penting sekarang Jessie mau memberinya kesempatan.
---//---
Di apartemen Jessie,
"jadi intinya semua itu cuma salah paham?" tanya Jessie untuk memastikan sekali lagi kesimpulan dari penjelasan Ken. Ia tidak memiliki alasan untuk tidak percaya, Ken bahkan sudah menelpon Ian dan Kou yang menjadi saksi waktu itu serta menunjukkan buktinya.
Tapi tetap saja, melihat orang yang kau cintai bercumbu dengan gadis lain tetaplah terasa sakit. "okay, i will forgive you"(oke aku bakal maafin kamu) ucap Jessie setelah terlintas ide ekstrim di kepalanya.
Ken yang duduk menunduk di sofa berhadapan dengan Jessie langsung mengangkat kepalanya seraya tersenyum cerah, "really?!" ucap Ken tersenyum lebar.
Jessie pun tersenyum manis namun mencurigakan, "yeah" ucapnya seraya berjalan mendekati Ken. Saat telah berdiri di hadapan Ken, Jessie membungkukkan tubuhnya agar wajahnya dan wajah Ken mrnjadi sejajar.
Jessie menatap mata biru Ken sayup, tangannya terangkat mengelus rahang tegas Ken. "tapi kamu harus dihukum dulu" ucap Jessie kemudian tersenyum miring.
Jessie kembali menegapkan punggungnya, "follow me"(ikut aku) ucap Jessie seraya berjalan menuju kamarnya. Ken pun hanya menurut dan berjalan mengiringi Jessie memasukki kamarnya.
---//---
(yang punya lagu Streets - Doja Cat, boleh diputer)
Saat sudah berada di kamar, Jessie duduk di ujung ranjang dengan kaki yang disilangkan serta bersedekap dada. Sedangkan Ken berdiri di hadapannya sambik menatap Jessie gugup. Hukuman apa yang akan Jessie berikan?
"strip"(buka baju)
Ken membolakan matanya kaget saat mendengar satu kata perintah dari Jessie. Namun Jessie nampak hanya menatap Ken datar sembari menaikkan sebelah alisnya. "kenapa diem aja? Ga denger? Mau dimaafin gak?" ucap Jessie arogan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess' Revenge
FantasyCOMPLETED - PREQUEL ARISE Jeslyn Aulia Puteri, atau sering dipanggil Jessie, seorang atlit karate yang telah mendapat banyak penghargaan atas prestasinya. Baik di tingkat kecamatan hingga internasional. Namun, sepulang dari pertandingannya yang tera...