“Uhuk kek, kami masih SMA” ucap Ken terbatuk-batuk. Tangan Jesie terangkat mengelus punggung Ken untuk melegakan tenggorokkannya.
Charles menaikkan sebelah alisnya, “Terus kenapa kalo masih SMA?” tanya Charles bingung.
Mereka semua yang berada di sana menghela nafas kasar, "Pa, pernikahan dini tuh gak sehat” ucap Micheal mencoba meyakinkan ayahnya.
Jessie hanya diam, ia memang terkejut tapi bohong kalau ia bilang ia tidak senang mendengar kakek Ken sudah mengharapkan pernikahan.
“No, dia harus segera menikah agar Vorxon bisa mendapatkan penerus, dan kekuatan keluarga kita bisa diwariskan” ucap Charles memaksa kehendaknya.
Jessie yang sedari tadi diam kini mengerenyit bingung, “Kekuatan?” tanya Jessie tanpa sadar.
Mereka semua menatap Jessie terkejut saat Jessie menanyakan hal itu, seolah rahasia mereka kini ketahuan oleh Jessie.
Jujur, Jessie tersinggung dengan ucapan Charles yang seolah mengatakan bahwa Jessie hanya digunakan untuk berkembang biak saja. Tapi ia lebih sakit hati lagi saat mengetahui bahwa selama ini ada rahasia di antara mereka. Kenapa mereka selalu menyembunyikan sesuatu?
Micheal nampak menghela nafasnya panjang, ia kemudian berdiri dari duduknya. “Jessie, ikut papa” ucapnya seraya berjalan keluar dari ruang makan. Jessie hanya menurut kemudian berjalan mengikuti Micheal.
Hening, tidak ada yang membuka suara seraya mereka berjalan. Jessie juga tidak tahu harus bicara apa di saat seperti ini, baru kali ini ia melihat ekspresi rumit Micheal. Selama Micheal hanya bercanda kesana-kemari seperti anak SMA bobrok, Jessie tidak pernah membayangkan wajah serius Micheal akan seperti apa.
Baik kesampingkan dulu masalah ekspresi Micheal, Jessie nampak terkagum pada lukisan-lukisan besar di sepanjang koridor tempat ia berjalan. Kesamaan yang mencolok pada orang-orang di setiap lukisan itu adalah mata biru yang nampak menyala seperti hewan buas, dan seekor anj-ah bukan, sepertinya itu serigala yang duduk di samping mereka.
Mungkin ada sekitar 15 sampai 20 lukisan yang terpajang di sana, dan lukisan terakhir adalah lukisan Micheal namun tanpa serigala di sisinya. Jessie mengerenyit bingung, kenapa tidak mengajak Alan saja? Kan Cuma lukisan biasa.
Mereka berbelok memasukki sebuah ruangan yang tidak memiliki lampu, hanya perapian yang menjadi penerangnya. Ada dua kursi dan satu meja di tengahnya di depan perapian itu, “Silahkan duduk”ucap Micheal pada Jessie.
Mereka duduk berhadapan, suasana terasa canggung di antara keduanya. “Papa minta maaf atas ucapan kakeknya Ken tadi, tolong jangan terlalu dipikirin” ucap Micheal.
Jessie hanya tersenyum hambar kemudian mengangguk, “Iya pa” ucap Jessie mengerti.
“Papa yakin kamu punya banyak pertanyaan sekarang” Micheal kini menyandarkan punggungnya sembari menautkan kedua tangan di depan wajahnya. Ia menatap Jessie serius dan dibalas juga dengan tatapan serius dari Jessie.
“Dan Jessie yakin papa bakal jelasin semuanya sekarang” ucapan Jessie yang bernada perintah itu membuat Micheal tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. Ah~ Jessie benar-benar mirip dengan Sisca.
“Papa akan jelasin, dan ini bakal jadi cerita yang cukup panjang karena kita akan ngebahas sejarah keluarga Vorxon” ucap Micheal dan dibalas dengan anggukkan dari Jessie.
---//---
Keluarga Vorxon terkenal karena kekayaan dan kesuksesan mereka di seluruh dunia. Namun di samping itu, keluarga ini juga penuh misteri bagi sebagian besar orang. Mereka yang ingin menjatuhkan nama Vorxon selalu gagal karena keluarga ini tidak memiliki kelemahan dari sisi manapun.
![](https://img.wattpad.com/cover/272946246-288-k756606.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess' Revenge
FantasyCOMPLETED Jeslyn Aulia Puteri, atau sering dipanggil Jessie, seorang atlit karate yang telah mendapat banyak penghargaan atas prestasinya. Baik di tingkat kecamatan hingga internasional. Namun, sepulang dari pertandingannya yang terakhir di Korea...