“Dan begitulah cerita pendahulu kami, nama Vorxon udah gak dikenal sebagai bangsawan lagi sekarang, tapi pengusaha. Karena kerajaan di Spanyol hancur saat kejadian Duke Vorxon. Dan pada masa kakeknya papa, keluarga Vorxon yang awalnya menetap di London pindah ke Spanyol lagi” tukas Micehal memandang jauh ke perapian.
Jessie hanya diam, izinkan otaknya untuk mencerna informasi mencengangkan ini. Jadi keluarga Vorxon memiliki kekuatan yang diwariskan secara turun temurun, mata biru terang, pair, Luna, Zing, aakkhhh Jessie pusing.
Kalau dipikir-pikir, wajar saja nama belakang Sisca hanya diketahui oleh inti VL. Ternyata ini alasannya. Hmmm kalau kekuatan ini diwariskan secara turun temurun, berarti Micheal juga-
“Tapi...”
Jessie menoleh saat suara Micheal kembali terdengar.
“Di antara papa, om Carlos dan tante Rosy, gak ada yang ngedapetin kekuatan itu” ucap Micheal seraya menunduk. “Itu sebabnya kakeknya Ken mau kalian cepet nikah, dia takut kalo generasi selanjutnya juga gak ngedapetin kekuatan yang sama” lanjutnya.
Jessie mengangguk paham ‘Gitu ternyata’ batinnya. Wajar saja lukisan Micheal di koridor sebelumnya tidak emiliki pair, tapi bagaimana bisa?
Micheal menyadari raut penasaran Jessie, "Papa tau kalo kamu penasaran kenapa generasi papa gak ada yang ngedapetin kekuatan itu. Papa juga gak tau, tapi semua orang nyalahin neneknya Ken, mamanya papa. To the point that she killed herself"(sampai-sampai dia bunuh diri) lirih Micheal sedih.
Jessie membulatkan mulutnya tidak menyangka, bagaimana bisa mereka menyalahkan sesuatu pada neneknya Ken? Beliau tidak bersalah, anak-anaknya tidak mendapat keuatan itu bukan karena kesalahannya.
"Jessie turut berduka pa" ucap Jessie sedih. Micheal hanya tersenyum pada kekasih puteranya itu, "Gapapa, yang lalu biarlah berlalu" ucap Micheal menenangkan.
"Eum pa, Jessie boleh nanya sesuatu?" izin Jessie.
"Boleh boleh" ucap Micheal santai.
“Kenapa gak ada yang nyeritain ini ke Jessie?” tanya Jessie. Ia merasa berhak tau akan hal ini, karena bagaimanapun Jessie adalah kekasih Ken saat ini.
Micheal hanya tersenyum, “Kalo soal itu, mending kamu tanya sama Ken langsung aja. Ya kan Ken?”
Jessie terkejut saat Ken tiba-tiba muncul dari arah pintu masuk, sejak kapan Ken berada di sana? Dan bagaimana bisa Micheal tau? Padahal posisi duduk Micheal membelakangi pintu masuk, bahkan Jessie tidak mendengar dan melihat apapun dari tempatnya duduk.
Ken berjalan masuk seraya menatap Jessie dengan tatapan rumit, Micheal yang peka pun segera berdiri, “Papa tinggal ya” ucapnya kemudian segera berjalan keluar dari ruangan itu.
Hening, canggung, tidak ada yang bersuara sampai akhirnya Ken membuka mulutnya. “Jes, aku... aku-“
“Don’t you have something to say fisrt?” (bukannya kamu harus bilang sesuatu dulu?) ucap Jessie memotong omongan Ken.
Ken nampak terkejut sekilas namun ia segera menundukkan kepalanya, “Maaf” ucapnya lesu.
Jessie tersenyum lembut, ia berdiri kemudian berjalan mendekati Ken. Tangannya terangkat mengelus rahang tegas kekasihnya itu lembut, Ken yang awalnya menatap lantai kini beralih menatap mata indah Jessie. Tangan Ken terangkat menangkup tangan Jessie yang berada di wajahnya kemudian mencium tangan putih lentik itu lembut.
“Baby, maaf aku gak cerita sama kamu. Aku takut kamu jadi benci sama aku, aku gamau kamu jadi takut sama aku. Maafin aku ya” ucap Ken memelas.
‘Ukh jangan pake muka tampan itu Kenward, ini gak adil!’ batin Jessie menjerit. Kemudian ia tersenyum miring, waktunya menggoda Ken.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess' Revenge
FantasyCOMPLETED - PREQUEL ARISE Jeslyn Aulia Puteri, atau sering dipanggil Jessie, seorang atlit karate yang telah mendapat banyak penghargaan atas prestasinya. Baik di tingkat kecamatan hingga internasional. Namun, sepulang dari pertandingannya yang tera...