“Hah~” Jessie menghela nafasnya panjang. Ia saat ini berada di ruangannya untuk beristirahat. Semua musuh sudah dibantai, satu nyawapun tidak tersisa.
Jessie menatap kosong ke arah langit-langit ruangan, “Ken...” gumamnya seraya memejamkan mata emerald indah itu. bayangan saat Ken berjalan bersama gadis lain pagi tadi masih terngiang-ngiang di benaknya, bahkan saat di medan perang sekalipun pikiran Jessie tidak bisa fokus.
Tok tok tok
“Masuk” ucap Jessie saat mendengar suara ketukan pintu.
Ceklek
“Jessie, lo gapapa?” tanya Samiana dengan wajah khawatirnya.
“Lo lihat sendiri kalo gue gak luka” Jessie tidak menatap Samiana saat menjawab. Ia memutar kursinya ke arah samping sembari mengelap katananya yang hari ini mandi darah.
Sami yang merasa bahwa Jessie tidak memerhatikannya pun berjalan maju dan memutar kursi Jessie agar berhadapan langsung dengannya, “Bukan badan lo Jes, tapi pikiran lo” ucap Sami menatap mata emerald Jessie.
Ia bertanya begini bukanlah tanpa alasan, melihat Jessie menghabisi musuh dengan cara membabi buta seperti tadi membuatnya khawatir. Jessie bukanlah orang yang mudah terbawa emosi lalu mengamuk dan mengayunkan senjatanya dengan brutal. Sami yakin ada yang tidak beres.
Jessie menatap Sami datar, ia menghela nafasnya kemudian berdiri meletakkan katana itu kembali ke dalam kotaknya. “Gue gapapa, gue cuma sedih karna inget sama anjing gue hilang setahun yang lalu terus tadi pagi gue lihat cewek jalan bawa anjing yang mirip sama anjing gue, itu doang” jawab Jessie sembari mengikat rambutnya di depan kaca besar di ruangannya. Ia ingin pulang.
Sami hanya bisa menghela nafasnya pelan, ia tahu kalau Jessie tengah berbohong. Di antara semua anggota inti, Samilah yang paling dekat dengan Jessie. Mengetahui kejujuran Jessie sangatlah mudah baginya.
“Gue pulang ya, telpon atau chat aja kalo ada apa-apa” ucap Jessie seraya keluar dari ruangannya. Meninggalkan Sami yang masih menatapnya khawatir.
“Okay” gumam Sami pelan saat Jessie telah keluar dari ruangan itu. “Semoga lo baik-baik aja Jes” lanjutnya.
---//---
Brak
Jessie menghempas pintu apartemennya, “Hah~” ia kembali menghela nafasnya kasar seraya menyandarikan punggungnya kemudian merosot duduk bersandar di pintu.
“Udah pulang?”
Jessie mendongak saat mendengar suara itu, matanya membulat seraya ia berdiri. Sekian detik kemudian, ia kembali menormalkan ekspresinya. “Kenward? Ngapain disini?” tanya Jessie datar. Ya, yang saat ini berada di dalam apartemennya adalah Ken. Ingatkan Jessie untuk selalu mengunci pintu setiap ingin keluar.
“Hm? Emang ga boleh kalo aku mau ke apartemen pacarku?” ucap Ken seraya berjalan mendekat ke arah Jessie.
Grep
Mata Jessie membola saat tangan besar Ken tiba-tiba memeluknya. “I miss you so much baby” ucap Ken di sela pelukan mereka.
“Lepas” ucap Jessie datar.
Ken menghela nafasnya, sudah ia duga Jessie melihat dirinya di caffe dengan seorang wanita. "Jes, let me explain-“
“what the fuck are you gonna explain?!” seruan Jessie membuat Ken bungkam.
“One year Kenward” ucap Jessie sembari menunjuk Ken tepat di wajahnya, “one godamn year I have waited! And what the hell did I see this morning?! You didn’t even try to tell me that you’re back! Do you really think of me as your girlfriend?!” (setahun penuh aku nunggu, dan apa-apaan yang aku lihat pagi tadi?! Kamu bahkan gak nyoba ngabarin aku kalo kamu udah pulang! Kamu beneran nganggap aku pacar kamu gak sih?!) ucap Jessie seraya memukul dada Ken yang tentu saja tidak terasa apa-apa olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess' Revenge
FantasyCOMPLETED - PREQUEL ARISE Jeslyn Aulia Puteri, atau sering dipanggil Jessie, seorang atlit karate yang telah mendapat banyak penghargaan atas prestasinya. Baik di tingkat kecamatan hingga internasional. Namun, sepulang dari pertandingannya yang tera...