Tiga tahun yang lalu,
Langit luas yang kini berwarna oranye kemerahan, di sebuah kawasan gedung yang sudah terbengkalai itu nampak ramai dengan suara ledakan, tembakan dan jeritan kematian.
Dor dor dor dor dor
“Linda ledakin bomya sekarang!” teriak Samiana dari alat komunikasi di telinganya. Ia tengah bersembunyi di balik sebuah tembok usang dengan pistol yang sudah siaga di tangannya.
“Bom unit 1, siap” jawab Linda yang tengah bersembunyi di tempat gelap dan tertutup.
BOOOOMMMMMM
Bom berskala sedang itu meledak, membakar orang-orang berpakaian serba hitam tertutup yang berada di dekat ledakan.
“Sami fokus! Di belakang lo!” teriak Lily yang tengah menembak musuh di hadapannya. Ia berdiri di dekat tembok tempat Sami bersembunyi.
Bugh bugh bugh dor dor
Sami menendang musuh yang saat itu sudah berada tepat di belakangnya, kemudian langsung menembak musuhnya hingga terkapar tak bernyawa.
“Woy ini cuma perasaan gue aja atau emang yang nyerang kita dikit banget?!” teriak Sami entah pada siapa. Para musuh yang menyerang mereka saat ini berjumlah kurang lebih hanya 200 orang.
Sedangkan saat mereka datang tadi mereka berjumlah sekitar 500 orang. Lebih banyak dari mereka yang hanya membawa pasukan sebanyak 250 orang.
“Kak Sisca mana?!” tanya Lily masih fokus menangani musuhnya.
“Jeslyn! Status!” seru Sami dengan alat komunikasi di telinganya.
“Guys gawat! Kak Sisca dikeroyok!” jawab Jeslyn dari alat komunikasi itu. ia tengah berada di atas sebuah gedung di kawasan pabrik itu. memonitor musuh dari kejauhan dan menyerang secara diam-diam.
Ia menatap khawatir pada Sisca yang nampak kewalahan melawan musuh di bawah sana. Tanpa ragu, Jeslyn segera turun dari gedung itu untuk membantu Sisca, “Guys gue turun buat bantuin kak Sisca! Gak ada backup dari atas” ucap Jeslyn menggunakan alat komunikasinya.
Saat telah keluar dari gedung itu,
Dor dor dor
Jeslyn menoleh ke samping kemudian mendapati seseorang dengan hoodie hitam yang menutup kepala dan masker hitam yang menutupi wajahnya. Ia kabur setelah menembakkan tiga buah peluru berturut-turut.
Jeslyn ingin mengejar orang itu namun-
Bruk
Saat ia menoleh ke depan, para musuh yang menyerang Sisca berhenti dan berlari meninggalkan mereka. Mata Jeslyn membola saat melihat seorang wanita berambut hitam di depan sana tumbang dari posisinya.
“KAK SISCA!!!”
“Huff huff huff cuma mimpi” Jessie bangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah dan keringat mengucur membasahi tubuhnya. Dengan cepat ia mengambil gelas berisi air di atas nakas lalu menenggaknya sampai habis.
“Huff huff huff hah~” Jessie mengusap wajahnya kasar seraya menghela nafasnya panjang. Sudah berhari-hari ia memimpikan hal yang sama, dan Jessie menjadi frustasi karenanya.
Jessie meletakkan gelas itu kembali di nakas, ia melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Jessie berdiri dari kasurnya kemudian berjalan membuka tirai yang menutup kaca besar di apartemennya. Hah cahaya matahari yang menyegarkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/272946246-288-k756606.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Villainess' Revenge
FantasyCOMPLETED Jeslyn Aulia Puteri, atau sering dipanggil Jessie, seorang atlit karate yang telah mendapat banyak penghargaan atas prestasinya. Baik di tingkat kecamatan hingga internasional. Namun, sepulang dari pertandingannya yang terakhir di Korea...