Kidnapped

9.6K 1K 34
                                    

Keesokkan harinya, di VHS

[Ken's POV]

Kami sedang berada di kantin, menikmati makan siang bersama yang hening tanpa ada suara. Bukannya apa, fakta mencengangkan yang baru kami ketahui malam tadi terlalu sulit untuk dipercaya.

Om Carlos, orang yang memberikan obat berbahaya itu pada Adelle untuk menjebakku. Bagaimana bisa dia memilikinya? Bukankah produksi obat itu terlarang? Tapi kakek tidak pernah mengalami rut dadakan sepertiku, apa om Carlos membuat obat itu khusus untukku?

Tapi kenapa?

Belum lagi fakta bahwa anggota keluarga Vorxon mendukung geng BV, tidak menutup kemungkinan bahwa om Carlos juga pelakunya. Dan kalau itu memang benar, berarti ia juga mengetahui keberadaan geng VL. Serta fakta bahwa ibuku adalah ketua lamanya.

Tidak tidak, semoga semua ini hanya hipotesaku saja. Semoga om Carlos hanya dalang di balik obat terlarang itu dan bukan orang yang mendukung BV.

Ya, semoga.

"Ken"

Aku menoleh saat suara Jessie memanggilku, "yes baby?" sahutku.

"kamu gapapa?" tanyanya dengan kekhawatiran yang kentara sekali. Akupun tersenyum mencoba menenangkan.

"gapapa kok" ucapku. Bohong, aku sama sekali tidak baik-baik saja. Aku hanya tidak ingin Jessie semakin mengkhawatirkanku. Akulah yang harus melindunginya.

Jessie kemudian tersenyum seraya menghela nafasnya, "pulang sekolah nanti, mau jalan?" tanya Jessie.

Akupun tersenyum cerah, "mau!" jawabku bersemangat seraya mengangguk antusias. Kulihat tangan Jessie terangkat kemudian bergerak mengacak surai hitamku seraya tertawa kecil. Aku suka ini.

Itu sebabnya aku tidak suka perempuan yang bertingkah seperti anak kecil, karena akulah anak kecilnya hehe.

"kalian mau nge-date? Ikut dong~" ucap Dave bersemangat.

Akupun menatap Dave remeh, "emang lo punya pacar?" tanyaku.

Ia pun menyengir kuda seraya berkata, "ada dong hehe" jawabnya.

"hah? Siapa?" kini Ian bersuara.

"Sami😁"

Ukhuk

Jessie yang tengah makan dan tidak memerhatikan percakapan kami sontak tersedak, dengan cepat aku memberikan minuman untuknya lalu mengusap punggungnya pelan.

Setelah menghabiskan minuman yang kuberikan, Jessie nampak mengelap mulutnya kemudian mengatur nafasnya. "samiana?! Sama lo?!" seru Jessie terkejut.

"iya😁" jawab Dave menyengir tanpa dosa.

"kok bisa?! Kapan?" tanya Jessie lagi. Ya wajar kalau dia terkejut, baru dua minggu lebih the kolor ijo dan the tali beha berkenalan. Bagaimana mungkin sudah ada yang cinlok begini?

"ini akan menjadi cerita yang panjang, cerita bagaimana aku meyakinkan dirinya bahwa tidak semua lelaki itu sama" ucap Dave dramatis.

Kami pun kompak menatap Dave jijik. Cerita ya tinggal cerita, untuk apa didramatisir?

"lebay kau Dave" nyinyir Joshua.

"suka-suka gue dong. Emang elu? Kerjanya berantem doang padahal suka, gak berani nembak ya? Cemen lu Jo" sarkas Dave.

"KAU-"

"udah-udah, kalo mau ikut ya ikut aja. Gue juga ikut seneng kalo kalian jadian. Tapi kalo lo sampe nyakitin Sami..." ucapan Jessie terhenti, tangannya terangkat dengan ibu jari yang menghadap ke arah leher dan bergerak dari ujung yabg satu san ujung yang lain.

Villainess' RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang