Ruckus

9.6K 1K 39
                                        

Blam

Jessie membanting pintu apartemennya kasar, ia berjalan menuju kamarnya kemudian melempar tas sekolahnya sembarangan.

Bruk

Jessie menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, menatap langit-langit kamar berwarna dominan abu-abu itu. Jessie mengambil salah satu bantal dengan kasar, kemudian ia gunakan untuk membekap wajahnya sendiri.

"AAAGGGGGGGHHHHHHH" suara teriakkan Jessie teredam karena ditutup oleh bantal. Sekian detik kemudian ia melepas bekapan bantal itu, nafasnya terengah-engah setelah mengeluarkan emosinya dengan teriakkan.

"huff huff huff...hiks...hiks hueeeee hiks" Jessie menangis. Sakit, sakit sekali. Ia merasa bodoh karena cinta, ia merasa bodoh telah percaya pada Ken, ia merasa bodoh bodoh bodoh.

"that son of a- bentar, masa kak Sisca mau gue katain bitch sih. Oke ralat, THAT FUCKING JERK!" serunya seraya memukul bantal yang tadi ia gunakan untuk menutup wajahnya dengan keras.

Bugh

"ASSHOLE!"

Bugh

"THAT IDIOT KENWARD!"

Bugh

"BAKA!"

Bugh

"HENTAI!"

Bugh bugh bugh

(salah gue apa?😭-bantal chan)

"huff huff huff" nafas Jessie kembali terengah-engah setelah selesai memukuli bantalnya.

Aku mundor alon-alon mergo sadar aku sopo~ mung digoleki pas atimu perih~
Aku mundor alon-alon mergo sadar aku sopo~ mung digolekno pas atimu loro~

Jessie menoleh ke atas tasnya saat nada dering panggilan masuk itu terdengar. Ia berjalan mendekati tasnya yang tergeletak di dekat nakas karena ia lempar sembarangan. Jessie membuka tas itu, kemudian mengambil ponselnya.

Jessie menatap datar saat melihat nama pemanggil yang tertera di layar ponselnya. 'Ken?'. Jessie Kemudian menggeser tombol merah di layar untuk menolak panggilan lalu melempar ponselnya di atas kasur, 'like hell i would answer your call right now'

Aku mundor alon-alon mergo sadar aku sopo~ mung digoleki pas atimu perih~
Aku mundor alon-alon mergo sadar aku sopo~ mung digolekno pas atimu loro~

Nada dering kembali berbunyi namun kali ini tidak Jessie gubris. Ia tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun saat ini.

Aku mundor alon-alon mergo sadar aku sopo~ mung digoleki pas atimu perih~
Aku mundor alon-alon mergo sadar aku sopo~ mung digolekno pas atimu loro~

"ck!" Jessie berdecak dan meraih ponselnya kasar. Ia menggeser tombol hijau di layar tanpa melihatnya dan lngsung menempelkan ponselnya ke telinga.

"halo, denger ya, gue ga mau denger penjelasan bodoh apapun itu sekarang. Mending lo urus tunangan pirang lo itu dan ga usah ganggu idup gue la-"

"dek? Kamu kenapa?" ucap sura di seberang sana dengan nada khawatir.

Jessie membeku sejenak, kemudian dilihatnya layar ponsel itu. 'mampus, si Gibran ternyata' batin Jessie berkeringat dingin.

"e-ekhem, eh abang~ gapapa kok bang hehe" ucap Jessie yang kentara sekali sandiwaranya.

"jangan bohong" ucap Gibran.

"iya maaf, Jessie emang lagi gak baik-baik aja" ucap Jessie tersenyum pahit.

"kenapa? Cerita sama abang" ucap Gibran masih dengan nada khawatir.

Villainess' RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang