Part 5

1.5K 170 25
                                    

Mereka melangsungkan pernikahan seadanya tanpa pesta dan tamu undangan, sekadar rapalkan janji masing-masing yang dibimbing pastur, setelah itu selesai begitu saja. Entahlah, Jungkook dan Jimin masih dirundung ketidakpahaman, Jimin juga sudah tinggal di rumah keluarga Yoongi padahal besok harus pulang ke Busan, apa yang mesti dikatakan pada Ayah dan ibunya?

Jungkook sedari kemarin sudah dibawa oleh Taehyung, katanya karena Jungkook pihak bawah, jadi bukan Taehyung yang diserahkan melainkan Jungkook yang dibawa pulang. Memangnya Jungkook bingkisan apa?

Jungkook mencebik dengan kaki terlipat di atas ranjang, dia baru saja mengabari keluarganya kalau ia terjebak di kampung Daegu dan harus menikah dengan lelaki yang baru ditemui, what the hell? Ibu dan ayahnya terbahak-bahak mendengar itu, ternyata mereka tahu adat luar biasa aneh milik Daegu dan Jungkook memang dibiarkan ke sana untuk cari jodoh, lagipula kekasih Jungkook tak mau bersalam sapa dengan orang tua Jungkook.

Tahu sendiri Ayah Yunho itu agak sebal dengan seseorang yang kurang keberanian, makanya langsung di-iyakan saja saat Jungkook ingin liburan ke daerah yang masih memegang sucinya pandangan pertama.

Taehyung yang baru selesai mandi pun merasa bersalah melihat pemuda gigi kelinci itu melamun sedari tadi, tapi juga manis di waktu bersamaan, dan Taehyung tak berani menegur.

"Biar aku tidur di sofa, kamu di sana saja," seloroh Taehyung setelah menggantungkan handuknya di belakang pintu, menghampiri lemari dan mengeluarkan satu selimut.

"Taehyung-ssi, perlu kamu tahu, aku punya pacar di Busan sana," cicit Jungkook sembari mengigiti kuku jarinya, kaki tertekuk dengan dagu tertumpu lutut.

"Iya, sebenarnya aku juga sedang dekat dengan seorang wanita." Kekehan Taehyung lantas membuat Jungkook merubah segala atensi.

"Terus? Kenapa gak nikah sama cewek itu? Aku cowok, lho!" Protes Jungkook dengan gamblang, dia juga ingin menikah, tapi dengan kekasih hati yang sudah hampir satu tahun menemaninya.

"Melawan orang tua tak baik, iya aku tahu kamu cowok," sahut Taehyung sembari merebahkan diri pada sofa yang kurang bisa menampung tubuh tingginya, kalau Jimin yang di sana pasti cukup, tapi kalau Taehyung jadi terlihat kurang nyaman.

"Enak tiduran di situ?" Tanya Jungkook merasa kurang mengerti Taehyung begitu santai terlentang dengan selimut kurang tebal.

"Ya, menurutmu saja, kelihatannya enak tidak?" Taehyung menyahut dengan mata terpejam, lampu juga sudah dimatikan dan diganti dengan temaramnya lampu tidur.

"Udah sini, lagipula kalo kamu emang suka cewek, aku gak perlu khawatir." Jungkook menepuk-tepuk bantal di samping kiri, menitah pria itu pindah agar nyaman tidurnya.

"Aku masih laki-laki, nanti kelepasan tak akan lihat kamu laki-laki atau perempuan," papar Taehyung masih setia bergeming di tempatnya terlentang, satu lengan hinggap di atas mata, menghalangi sinar lampu tidur, padahal redup.

"Ya udah sih, aku udah gak bisa apa-apa, mau disangkal pun kamu sekarang udah jadi suamiku, sini cepat!" Titahan terakhir buat Taehyung menghela napasnya, dengan langkah gontai dan berat ia menghampiri Jungkook yang mulai berbaring untuk memasukki dunia mimpi.

"Kamu udah kerja?" Tanya Jungkook saat Taehyung sudah ikut berbaring di sampingnya, dan pria itu segera mengubah posisi jadi menyamping untuk bicara dan berhadapan dengan istrinya.

"Sudah, tapi gajinya tak besar, tak apa?" Ujar Taehyung sembari menyelami mata bulat itu di tengah remangnya lampu tidur yang menyala.

"Ya gak apa, apalagi ya? Aku bingung mau bicara apalagi." Jungkook tersenyum polos sembari menggaruk telinga dengan kikuk.

"Boleh minta cium?"

"Hah?! —Eh?" Jungkook mengerjapkan matanya cepat, yang benar saja Taehyung meminta izin? Bahkan kekasihnya pun langsung saja memagut tanpa minta keserahan dari Jungkook.

Taehyung sekarang sudah resmi jadi suaminya, kenapa pria itu mesti izin jika memang ingin mencium Jungkook. Benar-benar pria sopan.

"Tak apa, aku hanya melantur," ucap Taehyung, segera menutup mata dan menyelimuti diri dengan selimut.

"Boleh," sahut Jungkook setelah itu meneguk ludahnya kasar.

Astaga, apa yang sudah ia ucapkan?

Taehyung kembali berbalik menghadap Jungkook, anak itu tampak menunduk malu sembari memilin selimut. Taehyung simpan telapak tangannya ke pipi gembil itu, mengusap lembut menggunakan ibu jari sebelum mendekatkan wajah mereka, mempertipis jarak yang ada.

Napas Jungkook tercekat saat benda kenyal itu menyapa bibirnya, mencium labium teramat hati-hati, lembut dengan tekanan memabukkan. Jungkook menyukai ini padahal sering marah pada kekasihnya jika mulai mencium bibir, karena sebal, tapi tidak untuk kali ini. Kenapa ciuman dari Taehyung bisa buat melayang hingga sebegini lemas?

Jungkook malah mencengkeram erat piyama suaminya itu untuk semakin mendekat, semakin memperdalam pagutan mereka hingga terdengar decakan keras saat Taehyung melepas ciuman, sedetik kemudian memagutnya lagi, membawa Jungkook pada lumatan panjang yang terasa menyenangkan hati.

Tangan yang awalnya pada pipi kini lebih berani memeluk pinggang ramping Jungkook yang semakin menempel pada tubuh Taehyung, tangan dengan jari lentik itu membingkai rahang suaminya saat tak ingin perasaan meletup ini hilang dalam sekejap.

Taehyung mengusap punggung putih itu, membuat Jungkook menggeliat geli, melenguh dalam ciuman saat tak kuasa menahan rasa yang ada, mendorong tubuh Jungkook dan segera ia tindih tanpa niat melepas pagutan, bahkan lidah mereka kini saling bergulat di dalam mulut.

Air liur mengalir ke sudut bibir Jungkook, tapi si gigi kelinci tak merasa jijik, karena demi apapun, ini benar-benar memabukkan, dan Taehyung semakin menekan pagutannya dengan lihai.

Jungkook mendongak saat Taehyung melepas ciuman untuk menjilati lehernya disertai kecupan bahkan tak segan gigitan pun dibubuhkan pada leher pemuda itu, jemari Jungkook mencengkeram kuat bahu Taehyung saat gelenyar aneh timbul pada perutnya, bergulat dan meletup bagai ada kupu-kupu di dalam sana.

Satu per satu Taehyung melepas kancing piyama Jungkook agar bisa melihat tubuh sekal itu untuk pertama kalinya, pertama-tama ia tercekat sebelum Jungkook melenguh keras saat Taehyung mengulum puncak dadanya dengan tangan lain mulai mainkan kepunyaan Jungkook di bawah sana yang sudah berdiri.

"Enggak! Udah! A-aku belum siap," tutur Jungkook sambil melepas paksa kuluman pada puncak dadanya yang sekarang merah dan mengeras.

Napasnya tersengal dengan bibir terbuka dan membengkak, saling bersitatap, pun Jungkook baru menyadari kalau mata Taehyung tajam bak siap mengiris siapapun yang ingin menatapnya.

"Iya, maaf kelepasan, padahal tadinya hanya minta cium, aku serakah." Taehyung bertutur lembut, perlihatkan senyum menenangkan sembari mengusap pipi Jungkook dengan telunjuknya, lantas mengecup kening itu untuk kemudian kembali pada tempat semula.

Berbaring membelakangi Jungkook dengan selimut yang menutupi sampai leher, Jungkook cepat-cepat mengancingkan piyamanya dengan tangan gemetaran, segera tidur dengan keadaan saling membelakangi.

Bagaimana ini? Jungkook hampir saja menyerahkan diri, kasihan kekasihnya di Busan kalau Jungkook mengkhianati, tapi ... Taehyung pun suaminya.











Tbc

Hayooo, Jungkook bakal pilih siapa? Enu atau Taehyung?

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang