Part 40

905 90 8
                                    

Taehyung membuka pintu flat pelan, mendapati ruangan terasa sepi dan senyap, pemuda manis yang biasa menunggui tidak terlihat keberadaanya padahal selalu stand by untuk menyambut, terduduk sembari menonton siaran petang atau paling tidak mengerjakan tugas dengan laptop barunya. Kini ruang tengah sunyi pun dingin, merasa atmosfer berbeda dengan detak jarum jam bergerak.

Setelah menyimpan tas dan melepas sepatu untuk berganti dengan sandal jepit, Taehyung cepat menyambangi kediaman tetangga, yang setahunya kalau Jungkook akan berada di sana seperti ucapan pemuda itu yang bilang ingin menemani Adik bayi. Pintu diketuk tiga kali, seseorang membukakan dengan senyum terpatri sendu, pun mempersilakan pria Kim untuk masuk.

"Bibi Min, mudaku ada di sini?" Tanya Taehyung setelah berhasil mendudukkan diri pada sofa berwarna putih, Ibu dari Yoongi tersebut menggangguk, "Ada di kamar, dari tadi ciumi cucu Bibi."

Mau tak mau Taehyung menghela napas lega, setelah tahu kalau benar mudanya ada di sini dengan si mungil Mindee. Tapi tak lekas menyusul, tak mungkin meninggalkan Bibi Min sendiri di ruang tamu, wanita renta itu butuh teman bicara, apalagi Taehyung tahu kalau Paman Min lebih dulu pulang ke Daegu karena ladang tak bisa ditinggal lama-lama.

"Kim, istrimu seperti ingin sekali dapat momongan, apa sulit mengabulkan?" Cuit Bibi Min, tangan keriputnya membenahi rambut Taehyung yang teracak.

"Jujur Bi, aku khawatir, dia terlalu muda jadi aku terpaksa tak mengabulkan cepat-cepat keinginannya," tandas Taehyung lugas, tak bisa berbohong pada Ibu Yoongi yang sudah ia anggap seperti Ibu sendiri.

Perangainya yang lembut dan senantiasa bertutur kata menenangkan membuat Taehyung selalu patuh dan mencurahkan apa yang jadi kecamuk dalam diri. Bibi Min tersenyum, memperlihatkan gusi, menciptakan gummy smile yang pekat menurun pada anak semata wayangnya.

"Jangan terlalu mengkhawatirkan banyak hal, anak itu anugerah, bukan? Coba percaya pada istrimu kali ini," kata Bibi Min, meneguk teh buatannya perlahan kemudian menyimpannya lagi pada tatakan.

"Semalam sudah coba tanpa kontrasepsi, sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke dua puluh, semoga dikabulkan segala keinginan kita." Taehyung memberi satu keterangan yang membuat Bibi Min terkekeh kecil, tangan wanita itu menepuk pundak Taehyung berkali-kali.

"Pantas saja, sedari tadi mengeluh perutnya begah, mungkin efek cairanmu." Sebenarnya Taehyung akui terlampau malu membicarakan ini, tapi Bibi Min terlalu santai, walau kini wajah pria Kim sudah merah sepenuhnya.

"Lho, Taehyung?" Jungkook keluar dari salah satu kamar, menghampiri suaminya dengan senyum lebar dan beranjak memberi peluk pada pria tersebut.

"Betah kamu? Aku pulang tak ada siapapun," seloroh si mata tajam, membingkai wajah mudanya yang kentara gembira tanpa merasa bersalah.

"Hehe, maaf, ya udah, ayo pulang," ajak Jungkook, menarik sang suami setelah pamit pada Bibi Min yang senantiasa memberikan senyum simpul.

Langsung beranjak pada meja makan, karena Jungkook perlu memanaskan makanan yang sempat ia buat sebelum pergi lagi pada kediaman sebelah, katanya menjahili Mindee seru karena bayi itu tak akan terganggu walau Jungkook berusaha membangunkannya agar terjaga. Taehyung mendengarkan baik-baik setiap cerita yang terlontar bersamaan dengan satu senyum lebar dari mudanya.

Benar, Taehyung hanya terlalu mengkhawatirkan banyak hal, mengesampingkan segala keinginan mudanya, hingga tak sadar kalau Jungkook terlalu mendamba sampai menimbulkan banyak angan-angan tak tercapai. Taehyung menerima piring berisi nasi mengepul serta japchae, tak terlalu pedas sebab Jungkook tahu kalau suaminya tak begitu menyukai sensasi membakar pada lidah.

Berlangsung seperti sore sebelumnya, di mana sepi melanda karena Jungkook lebih memilih fokus pada makanannya, tak mengesahkan Taehyung yang sedari tadi memperhatikan sejak awal, tak menghiraukan pandangan pria itu walau menekuninya tanpa jeda.

Semua di akhiri dengan tegukan air putih yang menyegarkan tenggorokan, Jungkook membereskan bekas makan mereka, menumpukkan dua piring serta gelas untuk disimpan pada wastafel, dicucinya nanti saja saat menjelang tidur. Taehyung menarik Jungkook hingga berdiri kokoh di hadapannya, kemudian mengecupi perut datar pemuda itu sampai si gigi kelinci bergetar kecil karena geli yang timbul.

"Taehyung ngapain, sih? Nanti aku muntah kalo kamu kayak gini," ucap si gigi kelinci sembari menyingkirkan kepala Taehyung agar menjauh dari permukaan perut, sumpah itu geli sekali.

"Sttss, nanti anak kita bangun," celetuk Taehyung, sebagai sentuhan akhir ia buka kaos mudanya untuk mengecup kilat pusar Jungkook yang kini bergidik.

Satu perasaan Jungkook tersentil begitu saja, Taehyung begitu menginginkan hal sama tapi Jungkook belum juga diberi kepercayaan, lagi-lagi harus meneguk pil pahit, benar kata Yoongi kalau segala keinginan tak mesti jumpa wujudnya. Mungkin belum untuk saat ini, tapi Taehyung begitu yakin kalau hasil persenggamaanya semalam akan berwujud dan bersemayam dalam perut, tahu betul kalau selama ini dia yang mencegah kehamilan. Tapi tidak untuk sekarang, ia sudah melepas obat yang selama ini Jungkook teguk setiap malam.

"Udah ah, cepat mandi!" Titah si muda dengan sekali hentak melepaskan diri dari jerat Taehyung yang sedari tadi memeluk pinggangnya.

Taehyung tersenyum, tapi agak beda, rasa-rasanya Jungkook jadi sangsi dengan ulasan kali ini, seperti ada rencana di baliknya. Atau mungkin Jungkook saja yang berlebihan, — atau mungkin juga naluri Jungkook tak pernah salah untuk memperkirakan sang suami.

"AAA! Turunin!" Pria itu tiba-tiba mengangkat tubuhnya untuk segera melesat pada kamar mandi, bahkan menguncinya sebelum Jungkook berhasil kabur.

"Ayolah Jungkookie, sedikit saja." Taehyung menurunkan keduanya pada bak mandi, sialnya sudah terdapat air hangat yang mulai mendingin, Jungkook basah lagi padahal sudah bebersih diri satu jam lalu.

Kaos putih Jungkook basah seluruhnya, di bagian dada ada sesuatu yang menyembul lucu, menegang sempurna sebab air yang mengguyur tiba-tiba. Tanpa pikir panjang Taehyung menjulurkan lidah, menyapu permukaan dada mudanya yang masih terlapisi pakaian, Jungkook meremat pundak Taehyung saat gelenyar mendebarkan didapatkan begitu saja.

"Shh— Taehyung," lenguh si gigi kelinci saat pria itu mencecap habis pucuk dadanya yang menguncup, tak segan menjilat bahkan menyusu bagai bayi kehausan.

Jungkook mengangkat kedua lengannya saat Taehyung ingin menyingkap pakaian yang terlalu menghalangi permainan, kemudian bagian bawah hingga terpampang kepunyaan Jungkook begitu tegak lurus, menantang Taehyung untuk segera dijamah.

Jungkook sudah terlampau panas, tak mempedulikan lubrikasi yang diberikan suaminya, ia hanya ingin cepat-cepat dimasukki tanpa banyak acara lagi-lagi. Jari lentiknya meranah ke bawah sana, mencari karet dari celana dalam suaminya, lantas ditarik agar sesuatu yang tadi menggunduk bisa lepas dari sangkar.

Jungkook menggenggamnya tanpa ragu-ragu, memainkan senjata dengan lihai setelah selama ini belajar cara membuat Taehyung puas, kemudian ketika dirasa cukup dan laras panjang itu berkedut maka Jungkook tak segan lagi untuk memasukkannya ke dalam liang.

"Hnn, sabar mudaku," goda Taehyung saat tahu Jungkook terlalu terburu-buru, bahkan bergerak semaunya sampai menancap begitu dalam.

"Ahh Taehyung, nghh— gak bisa sabar!" Tegas Jungkook di sela-sela desah yang berkumandang nyaring.

Kecipak air, Jungkook yang bersemangat bergerak di atas pangkuan suaminya, juga Taehyung menikmati segala beringas yang diberi mudanya dengan begitu candu, apalagi saat lubang pemuda itu mencekik untuk memberitahu bahwa pemiliknya akan segera mencapai puncak.

"Taehyung bikin penuh." Jungkook berujar lesu dengan kepala terkulai pada bahu sang suami, tak mampu lagi untuk sekadar memberi peluk, ia lelah.

Taehyung mengusapi pipi paha mudanya, melemaskan otot-otot yang tegang milik pemuda itu, sampai sayup napas teratur dapat terdengar kala Jungkook memilih melelapkan diri. Padahal air mengelilingi mereka hingga pinggang, sekarang tampak berkurang pun keruh oleh cairan mereka yang mengotori air jernih.

Kalau sudah begini Taehyung hanya bisa mengangkat mudanya untuk segera berganti pakaian dan merebahkannya pada ranjang. Acara mandi jadi menguras waktu dan tenaga kalau Taehyung malah meminta jatah.













Tbc

Hm hm hm😏

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang