Part 41

839 84 5
                                    

Taehyung terganggu atas suara tangis yang menggelegar di pagi yang seharusnya menjadi hari santai sebab libur kerja. Bukan sengguk mudanya, lengkingan nyaring ini bukan dari suara orang dewasa, terdengar seperti seorang bayi yang popoknya penuh. Mata dibuat terbuka cepat, seketika terperanjat begitu saja saat mendapati sosok mungil dengan balutan kain hangat berwarna kuning ada di sampingnya tengah menggeliat kecil dengan tangis kencang.

Bayi siapa ini? Perasaan Jungkook belum hamil, masa sudah melahirkan dan tersuguh sebesar ini, —atau mungkin Jungkook kembali jadi bayi? Oh astaga, apakah genre hidup yang dijalani Taehyung selama ini adalah fantasi? Kenapa tiba-tiba berganti peranan? Tidak, tidak, Taehyung terlalu banyak pikir hingga mudanya masuk sembari mengocok botol berisi susu.

"Taehyung kebangun? Maaf ya, Mindee haus," ujar si gigi kelinci, mendekat pada sisi lain ranjang dan segera memberikan apa yang dibutuhkan bayi tersebut.

Seketika Taehyung memperhatikan figur sosok mungil itu, benar juga ini kan bayi pasangan Park, kenapa ia tak menyadari sejak awal? Malah banyak berpikir yang tidak-tidak, mungkin efek bangun tidur bisa sebegitunya.

"Kenapa Mindee ada di sini?" Taehyung bertanya, melihat bayi yang menyusu itu lantas mengalihkan pandangan pada mudanya yang tengah memegangi botol susu sembari rebah di sampingnya, Mindee jadi ada di antara mereka saat ini.

"Kak Yoon ke Daegu sebentar, mau dibawa kasian Mindee masih kecil, jadi dititip ke sini aja setelah aku nawarin diri buat jagain, gak apa kan?" Si gigi kelinci tersenyum setelah menyelesaikan kalimatnya, meminta izin dengan sebegini manis, mana bisa Taehyung menolak segala pesona.

Taehyung mengangguk saja, kembali terdiam sembari memerhati Mindee yang semangat menyedot nutrisi, dan juga wajah Jungkook yang semakin mempesona jika aura keibuannya timbul seperti saat ini. Pemuda itu jadi terlihat lain dari biasanya, lebih dewasa dan sabar, Taehyung tak sadar tersenyum lebar kala merasakan hal  berdebar ini.

"Sayang, belum ini." Taehyung menunjuk pipi kanan saat kegiatan pagi lupa diberi mudanya saking asik mengurusi makhluk mungil, walau sudah menikah hampir tiga tahun lamanya, Jungkook masihlah dibuat merona jika Taehyung meminta dicium sebagai penyemangat memulai hari.

Taehyung mendekatkan wajah saat Jungkook memberi kode pada pria itu untuk menipiskan jarak karena dirinya sedikit kesulitan, kecupan pada dua pipi dan bibir membuat Taehyung cepat beranjak dari ranjang, segera ke kamar mandi saat apa yang dibutuhkan sudah didapat.

Jungkook menggeleng kecil saat melihat sang suami tampak seperti anak-anak, padahal lebih tua masih sering manja pada dirinya, tapi itu lebih baik dibanding Taehyung manja pada orang lain. Mindee lebih tenang setelah perutnya terisi, Jungkook melepaskan botol dari mulut Mindee setelah susunya tandas keseluruhan, mata sipit si mungil kini menatap lekuk wajah Jungkook, kemudian memberi senyum saat dia mengenali wajah Paman Jungkook.

Si gigi kelinci memekik tertahan saat mendapati bayi yang diurusnya mengenali rupa, Mindee memang sosok yang mudah tersenyum seperti halnya Ayah dari anak ini. Perlu diketahui kalau Jungkook masih belum bisa memangku bayi apalagi Mindee baru berumur empat puluh hari, tangannya gemetaran walau sudah coba latihan seminggu kemarin dengan Yoongi.

Hingga suara pintu kamar mandi terbuka, Jungkook menoleh sebentar kemudian kembali menekuni sosok mungil di hadapan, Taehyung hanya berbalut handuk yang menutupi pinggang hingga lutut. Lantas pria itu menghampiri lemari kayu di sudut ruangan, mengenakan pakaian setelah itu menjemur bekas handuknya, karena kalau tidak dijemur nanti Jungkook bisa berubah jadi singa, marah tanpa cela pada suaminya yang selalu lupa untuk sekadar menggantung handuk.

"Kenapa tak dipangku? Itu Mindee sudah menggeliat tak nyaman, punggungnya mungkin sudah panas sebab terlalu lama ditidurkan." Taehyung kembali ke hadapan sepasang makhluk lucu di atas ranjang, dengan Jungkook yang terduduk sembari memperhatikan Mindee atau sesekali mengajaknya bermain.

"Ih, aku gak bisa pangku bayi, kalo udah umur tujuh sih aku bisa, ini lho Mindee kan baru sebulan." Jungkook bertutur setengah merajuk, Taehyung mendekat pada keduanya, meraih bayi itu sebegitu mudah seolah terbiasa menimang bayi.

"Lemaskan lenganmu, jika tidak nanti tak nyaman pada bayinya," seloroh Taehyung memberitahu, perlahan menyuguhkan Mindee ke hadapan mudanya, Jungkook mengangkat kedua lengan dengan ragu-ragu.

Taehyung menyimpan perlahan bungkusan hangat dengan tubuh ringkih itu pada rengkuhan Jungkook, tampaklah si gigi kelinci yang kaku sekali saat merasa takut kalau Mindee jatuh. Taehyung memegangi lengan mudanya agar tetap kokoh seperti itu, mengusapnya sedikit agar otot tegang Jungkook melemas, Jungkook melihat reaksi Mindee.

Bayi itu diam saja, tanda dirinya merasa aman saat Paman Jungkook belajar memangkunya, Taehyung melepaskan pegangan setelah tahu mudanya sudah mulai terbiasa. Mindee itu memang sensitif jika disentuh kurang nyaman, kalau bayi itu tak menangis kencang saat ini berarti Jungkook berhasil merengkuh bayi tersebut.

Taehyung terkekeh kecil saat lihat mudanya saling bertatap mata dengan makhluk mungil dalam gendongan, seperti melihat dua bayi saling berpandangan. Oh tolong, seseorang bantu Taehyung keluar dari situasi gemas ini, dia tak sanggup menahan saat gula dalam darahnya berdesir cepat.

"Tae, mulai pegal tanganku," ujar Jungkook, tangan yang masih sedikit kaku dan baru merasakan beban itu sekarang membuat lengannya kesemutan.

"Tas bayinya di mana?" Taehyung malah menyahut dengan pertanyaan, Jungkook menunjuk lantai di dekat nakas menggunakan bibir, terdapat ransel khusus yang teronggok.

Taehyung segera membuka resleting, mencari sesuatu yang masih diberi renyitan oleh mudanya, hingga pria itu kembali menghadap dengan sebuah kain panjang satu meter setengah. Membentangkannya di depan Jungkook sembari menyelipkan di bawah ketiak dan bahu pemuda itu, lantas dikaitkan seerat mungkin.

"Nah, lepas tanganmu, sekarang sudah digendong menggunakan kain, jadi tak akan terlalu pegal." Taehyung membetulkan letak bayi itu hingga tersampir nyaman di dalam kain.

Jungkook terperangah, Taehyung tahu tentang segalanya, Mindee tampak syahdu di dalam rengkuh dada Jungkook, bayi itu terlihat nyaman dalam naungan. Taehyung menggeleng saja saat mudanya tak tahu menahu bagaimana merawat bayi tapi menawarkan diri untuk menjagai, mungkin Jungkook hanya bisa buat susu dan ganti popok juga bermain, selebihnya pemuda itu butuh bimbingan.

"Kalau kamu tak bisa gendong, yang tadi simpan Mindee di atas ranjang siapa?" Taehyung baru teringat ini saat bayi itu sudah tergeletak di sampingnya dengan tangis kencang, Jungkook menoleh dan tersenyum.

"Tadi Jimin yang simpan, kusuruh di atas kasur aja karena Jimin niatnya mau letakin di ruang tengah, takut Mindee kedinginan lebih baik sama kamu aja." Jungkook coba berdiri, menimang bayi itu agar kembali terlelap, mengingat bukan jadwalnya Mindee untuk terjaga jam segini.

"Oh iya, kamu bisa mandiin bayi gak?" Jungkook bertanya sembari tak henti menepuk pantat bayi itu pelan-pelan.

"Bisa," jawab Taehyung sekenanya, duduk di atas ranjang sembari bersandar dan memerhatikan mudanya dengan bayi dalam gendongan kain.

"Nanti mandiin Mindee, ya? Aku gak bisa, hehe." Jungkook memberi cengir lugu, Taehyung lagi-lagi hanya bisa terkekeh atas kelakuan si gigi kelinci.

Sebaiknya nanti diajari juga memandikan, biar Jungkook jago dalam mengurusi segala hal, mengandalkan Taehyung tentu kurang efisien, mengingat pria itu hanya libur saat akhir pekan. Tapi begini saja sudah cukup, Jungkook berani belajar mengurusi saja rasanya bangga sekali, pemuda itu mau berusaha walau tidak bisa sebelumnya.






Tbc

Hayooo

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang