Part 6

1.4K 166 10
                                    

Sesuai kesepakatan awal, Jungkook dan Jimin hanya akan ada di Daegu selama tiga hari, maka dari itu mereka pulang tapi tidak berdua seperti saat berangkat, kini mereka tambah personel.

Taehyung juga sudah membawakan ransel si gigi kelinci, dan melangkah beriringan ke tempat pembelian tiket. Segera didapatkan empat tiket dan Yoongi masih ada dalam gendongan Jimin juga memeluk kaku leher pemuda itu dengan lengan putihnya.

"Yoongi-ssi, kenapa?" Tanya Jungkook heran saat Jimin mendudukkan tubuh Yoongi dengan ekstra hati-hati dan itu jadi kebingungan tersendiri.

Pria kulit pucat itu langsung menatap Jimin dan tersenyum malu-malu, rasanya Jungkook tak perlu bertanya lebih jauh saat melihat pipi Yoongi mulai merona dan kini menunduk, pun Jimin mengusak pucuk kepala istrinya gemas.

Sebenarnya kalau Jungkook biarkan Taehyung semalam, mungkin hari ini dirinya juga akan berakhir diperlakukan layaknya Raja, tapi hati benar-benar belum siap apalagi melakukannya dengan orang yang tidak dicintai pun asing, itu jadi kesulitan tersendiri.

"Kamu lapar?" Tanya Taehyung setelah melihat Jungkook lagi-lagi melamun, yang ditanya tersentak untuk kemudian menggeleng cepat.

"Aku ngantuk," sahut Jungkook dengan mata dikucek, menguap lebar dan Taehyung segera tarik pemuda itu untuk bertumpu pada bahunya.

"Tidur saja, nanti aku bangunkan." Mendengar itu Jungkook tersenyum, mengusal dan menyamankan diri pada tubuh dengan wangi khas, kenapa ada harum senyaman ini?

"Jimin-ssi, apa kau melakukannya dengan kasar? Kasihan Yoongi." Taehyung terkekeh melihat pria kulit pucat itu membelalakkan mata dan Jimin menggaruk tengkuk tanda canggung.

"Dan kayaknya Taehyung-ssi melakukan dengan lembut, jadi Jungkook masih sanggup lari-lari saat ini." Ucapan telak dari Jimin malah disuguhi satu ulas senyum, menggeleng tak habis pikir dan mengusap kepala Jungkook dengan gerakan ragu, tapi akhirnya berani saat Jungkook semakin masuk pada pelukannya.

"Ya, begitulah," ujar Taehyung rancu, padahal hanya ciuman, pantas jika Jungkook baik-baik saja saat ini, tidak seperti Yoongi yang menyerahkan diri pada Jimin semalam.

"Jim, aku haus." Yoongi berujar pelan, membuat Jimin mencubit pipi kemerahan itu dengan gemas, memberikan botol berisi air mineral yang sudah diberi sedotan.

"Wah, Yoongi manja juga," seloroh Taehyung sembari terkekeh kecil, dan Yoongi menendang lutut tetangga sekaligus sahabatnya itu.

"Berisik, Kim!" Peringat Yoongi sembari melempar tatapan tajam, tapi Taehyung malah perlihatkan wajah menyebalkan.

"Ada dua Kim di sini, Nyonya Park," celetuk Taehyung dan Yoongi baru ingat kalau Jungkook baru saja ganti marga, begitupun dengan dirinya.





...





Jimin menggandeng tangan Yoongi dengan lembut, melangkah bersama-sama pada satu rumah yang cukup besar, membawa Yoongi untuk bertemu orang tuanya.

"Ma, aku pulang!" Teriak Jimin ketika sudah membuka pintu dan ruang tamu tampak sepi tak berpenghuni, hanya terdengar deru dari mesin pengharum ruangan beraroma lavender, yang menyemprot ruang jadi wangi, menyambut kedatangan mereka.

"Puas main anak nakal?" Ujar Mama Park yang datang dengan pisau daging.

Ya, bagaimana tidak marah kalau Jimin pergi tanpa minta izin ibunya, malah memberitahu ketika Jimin sudah dalam kereta.

"W-wow, santai Ma," peringat Jimin sambil menjauhkan ujung pisau daging itu agar pergi dari pangkal hidungnya.

"Santai kau bilang? Kau pergi tanpa kabar, bikin orang rumah kelimpungan bahkan papamu melapor pada polisi, kurang ajar!"

Yoongi semakin mengecil di balik punggung Jimin yang sedang berhadapan dengan ibunya yang bagai kesetanan saat ini, tampak sangat marah hingga aura hitam bisa dilihat Yoongi di sekeliling tubuh mertuanya.

"M-maafkan Jimin, ya?" Mohon Jimin untuk yang ketiga kali, Mama Park masih memburu tapi perlahan mengusap dadanya dan suruh Jimin duduk pada sofa.

"Jadi, kenapa kau pulang?" Ketus Mama Park dengan lengan terlipat di depan dada.

"Kok gitu?" Jimin memberenggut tak suka, dan ibunya masih menelisik Jimin dengan pandangan tajam.

"Aku kangen Mama, mau ngenalin seseorang juga pada Mama." Jimin mengalah, Mama Jimin langsung menaikkan satu alisnya, dan wanita bermarga Park itupun baru menyadari seseorang yang dibawa Jimin.

"Kau bawa jalang lagi?"

Ini perkataan Mama Park kenapa menyakitkan? Yoongi jadi semakin tak berani mempertemukan wajahnya pada Mama mertua.

"Ih Mama, kenapa sih? Bukan jalang, ini istriku!" Jimin mulai membuat penekanan dengan nada suara hingga ibunya menarik Jimin untuk segera menyingkir, menarik wajah Yoongi dan mempertemukan pandangan mereka.

"Siapa namamu?" Tanya Mama Park dengan suara biasa, tidak ketus sebagaimana kepada anaknya sendiri.

"Yoongi," jawab pria kulit pucat itu dengan pelan, matanya sudah berselaput bening karena takut mertuanya melakukan hal tidak terduga.

"Kau jadi suka cewek tomboi?" Tanya Mama Park setelah meneliti wajah dan keseluruhan tubuh istri Jimin itu yang berarti menantunya, dan Jimin langsung menepuk lengan ibunya sembari menggeleng.

"Dia cowok," bisik Jimin pelan, agar Yoongi tak merasa tersinggung, padahal sudah tersinggung sedari tadi.

"Sejak kapan kau jadi suka cowok?" Mama Park ikut berbisik, Jimin mengedikkan bahu dan tampilkan lagi senyumnya.

"Jadi, ini Park Yoongi, menantu Mama." Jimin memperkenalkan Yoongi dengan baik, dan Mama Park mengangguk saja setelah itu pergi lagi ke dapur dengan pisau dagingnya.

"Maaf, ibuku emang agak sensitif menyangkut siapapun yang kubawa kecuali Jungkook." Jimin menggenggam tangan Yoongi yang terkepal di atas paha, dan pemuda itu mengangguk kecil, mencoba mengerti walau agak sakit hati.

Dengan ragu Jimin menyampirkan lengan pada pinggang Yoongi, pria itu langsung berjengkit dan menengadah melihat wajah Jimin yang memberi senyum sampai matanya hilang, pun Yoongi membalasnya dengan kekehan, tampak lucu hingga terlihat gusi-gusinya dengan gigi kecil mentimun.

Mendekatkan wajah saat sudah terpaku pada pandangan masing-masing, dan perlahan Yoongi memejamkan mata, jantung mulai berdebar menyebalkan tapi Jimin terus mengikis jarak mereka hingga ...

"Heh, mesum! Jangan ciuman di ruang tengah!" Peringat Mama Park yang tiba-tiba ada di sana, menatap keduanya dengan satu tangan berkacak pinggang, dan satu tangan lain memegang gelas berisi cairan berwarna putih.

"Ah Mama, ganggu aja," gerutu Jimin sambil mengalihkan pandangan dari sang Mama, bersandar pada sofa dengan lengan tak lepas dari pinggang istrinya.

"Kasian Yoongi, pasti dia lelah sekali, kau ini, tahan hormonmu!" Kena cecar dan Jimin mendecih saja, kemudian wanita itu memberikan gelas tadi pada Yoongi lantas memberi senyum dan si menantu merasa semringah saat diberi minum, kepala bahkan kena usak gemas dari mertuanya.

"Selamat datang," ucap wanita itu kemudian duduk di samping kanan anaknya dan memindahkan siaran televisi.

"Setelah ini ajak Yoongi ke kamar, suruh tidur." Mendengar lontaran itu Jimin menggerakkan bibirnya tanda mencibir tapi tetap mengiyakan juga.

Menatap Yoongi yang tengah meminum susu dingin itu dengan hati-hati, dan kenapa Jimin merasa teduh dengan pandangan ini? Kenapa bisa mendebarkan jantung hingga tak karuan? Padahal baru bertemu dalam kurun waktu tiga hari, hingga resmi menjalin hubungan serius karena adat Daegu sana, apa Jimin merasa cinta?

Tapi yang pasti, Jimin seseorang yang selalu suka membuat orang lain bahagia, kali ini ia berjanji dalam hati akan setia pada satu lelaki di sampingnya, tidak akan bermain di belakang bagai ketika berhubungan dengan banyak wanita. Jimin fokus ingin menjaga rumah tangganya, walau benih cinta belum hadir di antara mereka.











Tbc

Aku bakal selang-seling, Minyoon terus Taekook, tapi bakal kebanyakan Taekook sih, kayaknya, hehehe 😂

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang