Jungkook mengikuti kelas seperti biasa, tapi bedanya pemuda itu jadi jarang lari-larian di koridor padahal hobi Jungkook itu olahraga. Dia juga hiatus dari klub Taekwondo yang sudah mengharumkan namanya, semua anggota agak kecewa mendengar keputusan si gigi kelinci yang lebih pilih berhenti.
Bagaimanapun juga pemuda itu yang sudah berhasil menyabet juara berkali-kali, sudah banyak membawa piala juga mengharumkan Universitas mereka. Tanpa alasan jelas tiba-tiba mengajukan pengunduran diri, anggota lain tak tahu alasannya sedang semua Dosen paham keinginan pemuda itu. Perlu diketahui kalau Mahasiswa lain tak tahu kalau Jungkook punya suami, bukan karena si gigi kelinci malu mengakui, tapi dia memang kalau tidak ditanya ya tak akan bicara apapun.
Setelah Dosen selesai memberi materi dengan begitu lihai, Jungkook menutup bukunya pun sekalian memasukkan pada tas, teman sebangku tiba-tiba mendekat dan merangkul bahu Jungkook. Teman yang sudah lama bersama walau pemuda itu seorang belasteran Thailand dan Korea, mengenyam pendidikan di sini karena keinginan orang tua.
"Kook, pengen deh main ke rumahmu," ujar pemuda itu memelas, Jungkook malah terkekeh, tumben sekali temannya ini ingin mampir.
"Boleh," sahut Jungkook tak merasa keberatan, pemuda itu berseri-seri setelah dapat jawaban, kemudian menggandeng Jungkook ke tempat parkiran.
"Naik mobilku aja, ya? Rumahmu jauh gak?" Tanya teman Jungkook itu.
"Gak jauh kok," ujar Jungkook, kemudian telinganya menangkap suara teriakan dari belakang sana, bukan ditujukan untuk Jungkook tapi gelegar itu memanggil-manggil temannya ini.
"Bam!"
"Bambam!"
"Bam, mau kemana?" Pemuda dengan rambut sedikit ikal pun pakai almamater kedokteran, Kim Yugyeom.
Bambam memilih beri cengir dulu sebelum menjawab kalau dirinya akan pergi ke rumah Jungkook sembari kerjakan tugas kelompok. Jungkook geleng kepala melihat sejoli itu mulai bicara banyak, si gigi kelinci masuk kendaraan lebih dahulu karena Bambam menyuruh.
Bambam ikut masuk setelah pembicaraan selesai dengan si kekasih, lantas memutar kontak pun menyalakan mobil selepas itu melesat pergi dengan senandung kecil dari radio. Jungkook itu walau bukan seseorang introvert tapi banyak rahasia yang disembunyikan, bahkan warga kampus tak pernah tahu bagaimana rupa orang tua dari pemuda itu, Jungkook sosok misterius yang menyimpan hal pribadi seorang diri, maka ketika pemuda tersebut berubah jadi pasif dalam kegiatan kampus dalam empat bulan terakhir, benar-benar membuat banyak pertanyaan.
Si gigi kelinci menunjuk bangunan tinggi, tempat ia bernaung selama ini, Bambam hanya tahu kalau Jungkook itu berasal dari Busan selebihnya tak tahu menahu, Jungkook pandai menyimpannya seorang diri. Bambam memasukki parkiran di lantai paling bawah, setelah jalan sedikit mereka pun naik kotak besi, dan Bambam lihat Jungkook tekan lantai lima.
Lift berdenging nyaring ketika lantai yang dituju telah terlampaui, Jungkook melangkah lebih dulu, Bambam menyetarai di samping kanan pemuda itu sembari menilik seluruh pintu yang berjajar dengan nomor lima ratusan. Jungkook berhenti pada pintu cokelat bernomor 517, menekan tombol password sebelum urung masuk karena satu pria dengan bayi dalam dekapan memanggil Jungkook.
"Jungkook? Tadi Taehyung titip pesan kalau dia akan pulang lebih lambat, oh bawa teman juga?" Yoongi menghampiri dua pemuda yang masih asik berdiri di depan pintu.
"Oh iya, makasih udah beritahu, ponselku lagi dibenerin, maaf ya jadi ngerepotin." Jungkook memberi senyum tak enak hati, ponsel sedang dalam perbaikan sebab tiba-tiba layarnya sulit disentuh, tampaknya mesti diganti karena sudah terlalu lama dipakai, tapi Jungkook kukuh tak ingin beli yang baru, ponselnya banyak sekali draft penting.
Mindee menggapai-gapai udara, tanda dirinya ingin digendong Paman Jungkook, tapi Yoongi malah menggeleng, takut perut Jungkook terhimpit jadi pria itu pamit untuk masuk flat lagi dan membiarkan dua pemuda itu.
"Maaf ya Bam, rumahku gak luas." Jungkook melepas sepatunya lantas disimpan pada rak yang ada didekat pintu, Bambam melakukan hal sama.
Pemuda belasteran itu memperhatikan sekitar, tampak rapi, Jungkook pandai mengurus rumah walau kelihatan urakan. Selagi Jungkook mengambilkan minum, Bambam dipersilakan duduk pada sofa ruang tengah, si gigi kelinci kembali dengan minuman dingin perisa leci andalannya.
"Itu hasil USG siapa, Kook?" Bambam menunjuk pada bingkai foto berisi hitam putih dengan gumpalan.
Jungkook merekahkan senyum, kemudian membuka sedikit kaus hitamnya, memberitahu Bambam tentang perut yang tak lagi berbentuk, kini sedikit buncit walau belum terlihat jelas. Tapi Bambam ingat betul kalau perut Jungkook itu punya empat kotak roti sobek, kini bentuk itu hilang entah kemana.
"Bayiku, katanya sehat jadi kami sepakat buat pajang hasil USG-nya." Jungkook bicara seakan itu bukanlah sesuatu yang mengejutkan, Bambam bergeming setelah dengar ucapan temannya.
"Kau ... Hamil? Sejak kapan?!" Bambam memekik nyaring, merasa tak percaya pada apa yang ditangkap rungu, Jungkook pasti bercanda, pemuda itu bahkan belum pernah cerita kalau dirinya menikah.
"Sejak empat bulan lalu, makanya aku keluar dari klub bela diri, takut baby kenapa-kenapa." Begitu santai membicarakan, Bambam semakin dibuat tak percaya, Jungkook benar-benar penuh kejutan.
"Terus, terus, kamu punya suami, kan? Bukan dari hasil persenggamaan cinta satu malam, kan?" Bambam hanya terlalu khawatir, Jungkook memukul bahu pemuda itu kala ucapannya menyakitkan.
"Aku udah nikah dua setengah tahun!" Semakin memberi Bambam rasa tidak percaya, gila, Jungkook beritahu hal ini setelah sekian lama?
Pantas saja pemuda itu selalu menolak pada ajakan kencan orang lain di kampus, ternyata memang sudah punya pemilik, Bambam kira Jungkook orangnya cuek akan cinta, mengingat pemuda gigi kelinci itu benar-benar menolak segala pernyataan rasa. Bahkan pernah menolak secara terang-terangan saat diajak kencan di tengah lapangan, dengan banyak balon dan sebuah buket bunga, Jungkook tak segan menggelengkan kepala, tanda tak bisa terima.
Semua tak tahu alasan Jungkook bertingkah laku demikian, tapi kini Bambam jadi paham setiap tindakan Jungkook, mengerti kalau si gigi kelinci sudah terikat hubungan di mata Tuhan dan negara.
"Terus suamimu yang mana?" Bambam harus tamat menanyai Jungkook hingga semua penasaran hilang, Jungkook agak terdiam sebentar sebelum jentik jari.
"Yang pernah jemput aku lima bulan lalu, waktu itu aku tiba-tiba nolak ikut makan-makan bareng kalian, karena suamiku udah ada di depan gerbang."
Bambam ingat, padahal mereka sudah punya rencana akan makan bersama di sebuah cafe untuk merayakan ulang tahun si gigi kelinci, tapi orang yang ingin diberi kejutan malah tak jadi ikut karena Bambam mengira Kakak Jungkook menjemput untuk acara yang sama.
"Jadi, cowok ganteng itu suamimu? Nancy mintai nomor langsung ditolak sama dia, katanya udah punya istri. Nancy kira kalau cowok itu bohong cuma karena risi, tapi beneran punya istri, dong!" Bambam bicara panjang lebar, mengingat segala kejadian masa lampau yang sudah dilalui tanpa disangka-sangka.
Kemudian Bambam semakin dibuat mengangakan labiumnya saat lihat kamar si gigi kelinci, ada foto pernikahan mereka dengan ukuran besar, saat itulah Kunpimook Bhuwakul Bambam akhirnya percaya segala sesuatu tentang kehidupan Jungkook, si penyimpan privasi terandal.
Tbc
Kasian euy kibam kaget
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
FanfictionKetika Daegu jadi titik temu takdir. Bertemu dengan sosok asing dan ... Menikah begitu saja. (Taekook; Tae-top, Kook-bottom) (Minyoon; Jim-top, Yoon-bottom) Don't like, don't read!