Warn!
Pukul enam pintu apartemen tiba-tiba terbuka dan mempertontonkan wajah kusut Taehyung sepulang kerja, Jungkook hanya bisa menyambutnya dengan senyum. Menyuguhkan air dingin dan memijat pundak pria itu agar tak terlalu pegal.
Taehyung juga dari tadi tak bicara apa-apa selain mengecup bibir dan meminum kopi buatannya, setelah itu menikmati setiap pijatan yang diterima. Jungkook tak ingin banyak menuntut, mungkin saja Taehyung tengah pusing karena pekerjaan yang dilakukan seharian, dengan pria itu mau menerima setiap perlakuannya saja Jungkook sudah amat bersyukur.
"Mau mandi sekarang atau entar?" Jungkook duduk di samping pria itu, melihat Taehyung dari sisi kanannya dan memperhatikan tiap-tiap yang lebih tua meneguk minuman pekat tersebut.
"Mandi bersama kamu," celetuknya tiba-tiba, wajah masam dan keterdiaman diganti dengan senyum jahil.
Jungkook mencubit perut si pemilik senyum kotak itu, suka sekali jahil. Taehyung sibuk tertawa renyah atas gurauan yang ia layangkan, berhasil membuat mudanya kesal hingga pipi pemuda itu mengembung dengan bibir tipisnya mengerucut lucu.
"Ayo!" Ujar si gigi kelinci sambil menarik tangan Taehyung agar cepat berdiri dan mengikutinya.
Taehyung tentu saja tak cepat mengikuti, Jungkook benar-benar tak jelas, Taehyung takut didorong dari lantai lima. “Ayo kemana?”
Terdengar decakan dari yang lebih muda, si gigi kelinci memandang kesal pada Taehyung yang kini merenyit tak paham pada apa yang dihadapi. Jungkook mencubit pipi pria itu dengan gemas tiada tara, kemudian kembali menarik tangannya ke tempat yang jadi tujuan sejak awal.
"Katanya mau mandi bareng aku, ya udah, ayo!" Menantang Taehyung rupanya, jelas si mata tajam menyeringai mendengar tuturan dari mudanya.
"Tak pernah tahu kalau kamu binal seperti ini, Kim," cecar Taehyung saat si gigi kelinci mulai membukakan kemeja yang dikenakan, menanggalkan juga bagian bawahnya hingga menyisakan satu pakaian dalam yang membungkus alat vital.
Jungkook tak menyahut, walau lengan yang lebih tua sudah menarik pinggangnya agar semakin mendekat, menciumi kening sebelum turun pada bibir. Pun Jungkook segera menyudahi saat paru-paru butuh udara, suara pagutan yang terlepas membuat suasana panas.
"Tangan atau bibir?"
Awalnya Taehyung kurang paham, tapi setelah mengerti hatinya sedikit kurang suka saat Jungkook tak menawarkan lubang, jadi ia menunjuk bibir tipis Jungkook sebelum pemuda itu bersimpuh di depan senjatanya.
Geraman Taehyung membuktikan kalau permainan Jungkook semakin lihai, lidahnya membelit dengan begitu basah, gigi kelinci pemuda itu kadang nakal menggigit lubang kencingnya. Taehyung menunduk, membelai tengkuk Jungkook yang tengah mengoral kepunyaannya dengan mulut, pemuda itu mendongak memperlihatkan mata bulat yang berbinar.
Akan sangat menggemaskan jika saja bibir tipisnya tidak tersumpal kepemilikan Taehyung, dan pria yang lebih tua tak kuasa lagi atas pemandangan dan permainan yang disuguhkan istrinya hingga putih pun dicapai dengan deguk puas.
Jungkook tersenyum sembari mengusap sudut bibir, ujung matanya berair dan bagi Taehyung ini merupakan pemandangan paling indah yang pernah ia temukan. Mudanya lantas keluar kamar mandi setelah dirasa sudah cukup memuaskan suaminya, tak lupa kumur-kumur lebih dulu, pun setelah itu siapkan makan malam.
Karena Jungkook baru saja belajar masak, hanya sekadar bisa buat nasi yang digoreng bersama telur dan campuran sedikit kimchi. Lima belas menit kemudian Taehyung keluar dengan tubuh wangi, langsung menghampiri dan duduk pada kursi dengan mata lekat memandangi karya Jungkook malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
FanfictionKetika Daegu jadi titik temu takdir. Bertemu dengan sosok asing dan ... Menikah begitu saja. (Taekook; Tae-top, Kook-bottom) (Minyoon; Jim-top, Yoon-bottom) Don't like, don't read!