Part 45

904 97 9
                                    

Setelah tadi tertidur pukul sepuluh, kini Jungkook dibuat terjaga saat tiba-tiba matanya kembali segar, padahal masih malam, Jungkook baru terlelap satu jam apalagi lelah sehabis melakukan aktivitas hariannya dengan beberapa tugas dari Dosen. Taehyung bahkan masih memeluk pinggang dengan dengkur halus, bibirnya terbuka setengah tanda pria itu nyenyak sekali dalam bunga tidur yang indah.

Jungkook terpikir sesuatu, ia ingin mengunyahnya saat ini juga, tapi diingat lagi kalau makanan tersebut tak ada dalam lemari es. Terpaksa harus sedikit berusaha menuruni ranjang bahkan menuruni apartemen untuk menggapai apa yang diinginkannya tiba-tiba begini. Rasanya teringin sekali dicapai, padahal belum pernah begini sebelumnya, malam ini Jungkook begitu menggebu.

Taehyung yang mendengar segala rusuh dari si gigi kelinci langsung saja membuka mata, melihat jelas mudanya tengah memakai mantel di balik piyama merah muda. Sebelum pemuda itu melesat dengan mudah maka Taehyung mencegah lebih dulu, mempertanyakan Jungkook yang rapi malam-malam begini.

"Jam sebelas, di luar dingin, mudaku. Ingin kemana?" Suara Taehyung terdengar serak pun parau, tanda pria itu memang baru terbangun dari lelap.

"Keluar bentar, kamu tidur lagi aja," terang si gigi kelinci, mencoba lepas dari genggaman sang suami, walau nyatanya sulit saat Taehyung memperlihatkan wajah masam.

"Kemana, kutanya? Ini hampir tengah malam, kamu ingin keluar sendirian, begitu?" Akhirnya Jungkook duduk di samping pria itu, menatap rupa yang kini terlihat garang saat mendapati Jungkook akan keluar sendirian, bahkan menitah Taehyung tidur lagi dengan tenang.

Mana bisa tenang!

"Gak tahu, tiba-tiba kepengen banget makan tofu sama yogurt rasa blueberry," jelas Jungkook memberitahu alasan dari niatan awalnya.

Taehyung mengangguk saja, beranjak dari ranjang kemudian masuk kamar mandi untuk cuci wajah, merampas kunci motor sebelum pakai mantel juga. Jungkook malah mematung walau si suami sudah ajak untuk pergi, pemuda itu menggeleng tegas.

"Gak mau pakai motor," pinta Jungkook sembari tunjuk kunci dalam genggaman suaminya, Taehyung ingin sekali protes, sebab udara di luar pada pukul segini pastilah sangat tidak waras, tapi mudanya meminta itu dengan suara tak ingin dibantah bahkan mengusapi perut, memberitahu Taehyung kalau itu keinginan bayi mereka.

Taehyung pada akhirnya pasrah, mengikuti apa yang jadi maunya si muda, mengandeng tangan pemuda itu sembari meniti langkah dengan sayup-sayup kantuk. Ketika kotak besi sudah mencapai lantai paling bawah maka kedua insan itu melangkah beriringan sembari tahan udara yang mulai menyergap tanpa ampun.

Masih pukul sebelas, artinya penjual tofu masih ada di ujung jalan dengan panci mengepul asap panas, Taehyung segera melangkah ke sana, tak sedikitpun melepas genggaman tangan. Jungkook semringah lihat Paman penjual sibuk melayani pembeli yang lain, Taehyung mengantre sedang mudanya dibiarkan duduk saja dibanding nanti malah keletihan.

Satu porsi tofu dengan lumuran saus sedikit pedas sudah didapat Taehyung, segera mendekati mudanya yang tampak tengah menghangatkan diri sendiri dengan cara menggosokkan kedua telapak tangan kemudian merapatkan mantel. Bibir tipis Jungkook tersungging begitu saja saat sang suami menyodorkan mangkuk dan sendok plastik yang isiannya masih mengepul panas.

"Tiup dulu, masih berasap tuh." Taehyung menuduh kepulan panas itu, ikut meniupi makanan yang akan disantap mudanya.

"Pengen disuapin, boleh?" Lagi-lagi telapak tangan Jungkook sudah berada di atas perut, beri informasi pada Taehyung kalau dirinya tak boleh berkata tidak.

Pria Kim mengangguk cepat, menyendok tofu seukuran mulut Jungkook, meniup sebentar lantas menyuapi mudanya yang lahap sekali menerima sodoran makanan tengah malam. Taehyung tidak jadi mengantuk saat dengar Jungkook banyak bicara, bercerita sana-sini dengan mulutnya yang masih mengunyah itu, pemuda tersebut riang walau hanya jajan pinggir jalan.

Setelah habis keseluruhan pun Taehyung hanya mencicipi satu sendok saja, akhirnya mereka berlalu pada minimarket, membeli satu lagi keinginan Jungkook. Pemuda itu langsung menyeret Taehyung pada lemari dingin yang berisi jejeran minuman, dari susu, kopi bahkan isotonik. Mata Jungkook mengerling teliti guna mencari apa yang diinginkannya, kemudian kemasan putih disertai gambar blueberry diserobot cepat kala itu yang jadi dambanya.

"Ini, beli tiga boleh, gak?" Jungkook meminta izin tapi sudah memasukkan minuman tersebut ke dalam keranjang, untuk ke sekian kali Taehyung pasrah saja.

Untungnya Jungkook hanya beli yogurt saja, tak minta lain-lain lagi walau biasanya akan antusias ambil beberapa camilan beragam rasa, kali ini benar-benar hanya yogurt, maka mereka cepat menghitungnya pada meja kasir setelah itu bayar sesuai tarif. Taehyung kembali menggandeng mudanya saat sudah keluar dari minimarket dua puluh empat jam tersebut.

"Pulang?" Tanya Taehyung memastikan, walau jika Jungkook ingin jalan-jalan lebih lama ia akan lebih pilih seret mudanya untuk segera masuk kediaman saja.

Sumpah udara saat ini bukan sekadar candaan.

Dan beruntunglah Taehyung malam ini, karena tumben sekali Jungkook langsung mengangguk tanpa berdebat lebih dulu, pemuda itu hanya melaksanakan niat awalnya saja. Taehyung ingin sujud syukur, merasa tak kuasa atas mudanya yang sekarang lebih mengerti keadaan.

"Jadi ... Kenapa tiba-tiba ingin makan tofu, biasanya tak mau sebab sangat asin." Taehyung ingat sekali sewaktu membelikan Jungkook makanan lembut itu, memang asin dan Jungkook tak suka sejak saat pertama kali coba.

"Dibilang gak tahu, pengen aja makan itu, enak lho!" Gigi Jungkook menyembul begitu saja saat si empunya tersenyum lebar disertai wajah angkuh ketika mempromosikan makanan yang telah ia cecap beberapa menit lalu.

Sepertinya Taehyung mulai paham, Jungkook mulai menunjukkan keinginan aneh di waktu yang tak tepat, memberitahu pada Taehyung kalau itu keinginan si kecil di dalam sana yang senang mengerjai ayahnya. Jungkook ngidam, Taehyung baru menyadari saat tadi menyuapi mudanya, lebih sadar saat Jungkook hanya ambil yogurt tanpa minta lebih.

Mereka tiba pada kediaman, Jungkook langsung duduk pada sofa di dalam kamar, oh iya di dalam bilik pun ada sofa kecil tempat biasanya Taehyung mengadu sembari tatap jendela dan bicara pada bulan, tentu saja tanpa diketahui Jungkook. Pemuda itu membuka tutup yogurt dan menyendok dengan lahap, perlu diingat kalau yogurt itu asam, tapi Jungkook memakannya bagai tak merasa keberatan atas rasa yang menyengat lidah.

"Taehyung, mau?" Jungkook menawarkan setelah pria itu menggantung mantel yang tadi dipakai, Taehyung menggeleng, tak ingin mencicip yogurt itu walau Jungkook begitu lahap.

"Enak banget, beneran gak mau?" Jungkook kembali menawarkan, takut Taehyung pura-pura tak ingin padahal ngiler, tapi jawaban pria itu tetap gelengan, tanda benar-benar tidak menginginkan.

"Makan saja sampai kenyang, kalau ada sisa simpan di dalam kulkas biar besok bisa disantap lagi." Taehyung beri petuah sebelum tubuhnya merangkak pada ranjang, mulai rebah dengan hela napas panjang.

"Sayang, aku mengantuk, tidur lebih dulu boleh, kan?" Tanya Taehyung dibarengi mata terkatup-katup siap lelap.

"Iya, nanti aku nyusul," sahut Jungkook, tangan masih teratur memasukkan sendok demi sendok yogurt pada mulutnya, membiarkan rasa asam, manis juga dingin menyentuh indera pengecap sampai akhirnya kena telan dengan puas.

Kemudian di atas ranjang sudah tergeletak satu pria, tidur begitu saja walau lengannya tak memeluk apa-apa, Jungkook diam-diam tersenyum gemas saat wajah Taehyung terlihat lugu ketika lelap begini. Bekas kemasan yogurt dibuang, kemudian yang tersisa disimpan pada lemari es sesuai perintah Taehyung tadi.

Kembali sikat gigi dan ikut rebah di samping suaminya, Taehyung peluk pinggang Jungkook saat si gigi kelinci mencolek ketiak pria itu, tanda Jungkook ada di sebelahnya, siap menjelajah mimpi ditemani rengkuh hangat dari Pak suami.


Tbc

Ngidamnya baru gini, nanti lebih susah lagi deh.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang