Part 42

837 95 13
                                    

Taehyung terpekur di ambang pintu kamar mandi, menjadi pemerhati mudanya yang tengah mengguyurkan air hangat sedikit demi sedikit pada tubuh Mindee yang direbahkan di atas matras khusus memandikan. Bayi itu tenang sekali jadi Jungkook santai saat mulai membasuhkan sabun bayi dengan wangi khas itu, menggosok pelan menggunakan telapak tangan. Baru satu malam Mindee menginap, dan di situ pula Jungkook super sibuk.

Taehyung memaklumi, waktu Jungkook jadi lebih condong pada Mindee dibanding padanya, pagi-pagi sudah membuat susu, ganti popok, setelah itu tidur dan ketika bayi tersebut terjaga kembali maka Jungkook membersihkan tubuh Mindee menggunakan air hangat. Awalnya pemuda itu gemetar melihat tubuh mungil dan putih itu harus ia bersihkan seluruh tubuhnya, tapi Taehyung memberi ajaran dengan begitu sabar hingga di hari kedua Jungkook sudah bisa memandikan sendiri.

Setelah beres hingga menghandukki Mindee maka Jungkook keluar kamar mandi, meletakkan tubuh mungil itu di tengah ranjang yang sudah terdapat peralatan untuk mempercantik bayi perempuan tersebut. Mula-mula balurkan krim untuk sela leher, kata Yoongi agar tak lecet apalagi lemak Mindee mulai terbentuk, sela-sela lengan dan kaki juga wajahnya. Lanjut dengan minyak telon yang semerbak sekali harumnya ke seluruh ruang kamar, dioleskan pada area perut dan dada, jangan lupa punggungnya.

Dibajui dan dipasang popok, setelah itu jangan dulu dibungkus dengan kain bayinya, Jungkook membawa Mindee pada arah balkon, bukan untuk dilempar melainkan dijemur oleh matahari yang mulai menunjukkan benderang sinar, Mindee memang bayi yang tak rewel selagi dirinya tak merasa terganggu atau lapar, selebihnya bayi itu akan diam saja menikmati setiap sentuhan orang dewasa pada kulitnya.

Taehyung membuatkan susu kesukaan mudanya, sebuah susu bubuk yang mesti diseduh terlebih dahulu jika ingin meminumnya, dengan perisa pisang seperti favoritnya Jungkook. Satu gelas lagi sudah berisi kopi dengan tiga sendok gula, hasil buatannya maka dari itu sedikit kurang sedap saat dicecap, padahal cara seduhnya sama, beda tangan ternyata bisa mempengaruhi rasa.

Taehyung menyusul ke arah balkon, melihat lamat-lamat bagaimana Jungkook melindungi mata Mindee dari sinar yang menerpa tubuh, pemuda itu benar-benar jadi sosok yang berbeda saat ini, Taehyung harus tercekat berapa kali? Apalagi saat Jungkook bersenandung kecil sembari mengajak bicara Mindee, walau bayi itu tak merespons apa-apa selain dengan senyuman.

Jungkook terhenyak saat netra melihat sosok Taehyung yang tiba-tiba menjulang di sisinya dengan tangan menyodorkan gelas berisi susu. Cepat disahut oleh senyum sebelum menerima baik-baik susu perisa pisang itu untuk diteguk dengan satu tangan, tangan lain memegangi Mindee erat-erat dibantu oleh kaki yang ikut naik guna menahan tubuh bayi dalam pangkuan.

Setelah tandas Taehyung ambil kembali bekas minum Jungkook, melipir ke dalam dan menyiapkan sarapan sederhana. Hanya empat lembar roti panggang dengan telur juga selada sebagai isinya, tak lupa menyalakan televisi agar tak terlalu sunyi, dan tepat ketika sarapan selesai dibuat Jungkook keluar seorang diri.

Tampaknya Mindee tidur lagi, apalagi sudah wangi, mungkin bayi itu merasa nyaman pada tubuhnya yang tak lengket lagi. Tak lupa dibubuhkan bantal di kedua sisi Mindee, walau belum aktif tapi setidaknya antisipasi pada hal apapun.

Jungkook memeluk Taehyung sembari memanjat punggung suaminya yang tengah melangkah dari arah dapur. Taehyung tetap kokoh walau di belakang tubuh menanggung beban tak ringan, Jungkook itu suka makan, bisa dipastikan bagaimana beratnya beban itu yang kini menyampir bagai koala.

Ketika Taehyung duduk otomatis Jungkook terhimpit oleh punggung suaminya, pemuda itu mendorong tubuh Taehyung agar menyingkir tapi pria itu malah jahil, semakin memundurkan tubuhnya pun Jungkook terdesak habis pada sandaran sofa. Akhirnya Taehyung bergeser saat dengar rengek mudanya, ya begitulah Jungkook, punya jurus andalan agar Taehyung menuruti segala kemauan.

"Asik, sandwich telur!" Pekik Jungkook sebelum menggenggam tangan di depan dada pun menundukkan kepala sedikit, setelah itu baru menyantap makanan yang tersaji harum khas panggangan.

"Mindee kapan diambil?" Taehyung menyeruput kopi terlebih dahulu sebelum memakan lagi roti isi, Jungkook menelan hasil kunyahannya sebelum menjawab, “Nanti siang.”

Setelah itu hening kembali saat Jungkook begitu khidmat menikmati sarapan sederhana buatan sang suami, untung saja Jungkook bukan seorang pemuda yang pilih-pilih makanan. Siaran Minggu pagi pasti kartun atau acara gosip artis, Jungkook menontoni layar dengan pinguin kecil warna biru, sedang asik memarahi buaya yang satu rumah dengannya.

Suara ketuk pintu membuat Taehyung beranjak pergi, melihat siapa gerangan yang menganggu aktivitas hariannya dengan si istri. Setelah dilihat dari door viewer ternyata itu Ayah dan Ibu dari Mindee, dengan mantel tebal yang membaluti masing-masing tubuh.

"Mana Mindee?" Jimin langsung bertanya saat tak terdapat malaikatnya di ruang tengah dengan Jungkook.

"Tidur, jangan dulu diambil, kasian baru lelap tadi," sahut Jungkook tanpa harus repot-repot mengalihkan perhatian, apalagi pada Jimin, malas sekali.

Akhirnya pasangan Park malah ikut menonton Pororo, hingga sebuah tangis menggelegar membuat Yoongi tergopoh mendekati sumber suara. Rupanya Mindee terbangun, naluri seorang Anak dan Ibu memang tak bisa disepelekan, bayi itu tahu kalau sang Ibu sudah kembali dan akan menjemputnya pulang.

"Sudah wangi, Paman Jungkook yang mandikan, ya?" Celoteh Yoongi sembari menimang bayi itu agar kembali terlelap tapi nyatanya Mindee malah menatap lekat-lekat wajah ibunya.

Mungkin si mungil rindu, juga bertanya kenapa bisa dirinya dititipkan pada Paman Kim. Yoongi ambil gendongan kain yang teronggok manis pada sandaran ranjang, membalut tubuh ringkih itu agar tergelung lucu dalam dekapan.

"Jungkook sudah pintar ya, padahal hanya dititipkan satu hari setengah, maaf aku memajukan waktu untuk kembali karena tak enak meninggalkan Mindee terlalu lama." Yoongi bicara sambil menyuruh Jimin membereskan barang Mindee yang dikeluarkan Jungkook, tak banyak jadi bisa selesai dalam sekejap.

"Iya, aku banyak belajar macam-macam, makasih ya udah percayain aku buat jagain Mindee, lain kali boleh dititip lagi kalo mau pergi, aku siap kok." Jungkook berujar menggebu sampai suaminya mencubit pipi pemuda itu.

"Siap apanya? Memangku saja gemetaran," goda Taehyung, tak habis pikir Jungkook bisa sebegitu yakin.

"Kan sekarang udah bisa, ih!" Jungkook merajuk dengan bibir mengerucut, Jimin langsung saja memberi jitakan tanda sayang pada sahabatnya.

"Makasih udah jaga anakku, gak sangka diurus baik, tadinya was-was nginget kamu gak tahu apa-apa masalah bayi." Jimin jelas meledek hingga ketika lengannya terpiting sempurna di belakang tubuh, ia seketika sadar kalau Jungkook tidak main-main.

"Ngomong sekali lagi, kupatahkan tulang punggungmu!" Ancaman Jungkook dihadiahi ringis dari semua orang, melihat dengan jelas kalau Jungkook begitu kuat, bisa mengalahkan Jimin dalam waktu singkat.

"Iya, aduh, ampun!" Jimin mengiba sampai akhirnya kena lepas dari pitingan sang sahabat. Jungkook berkacak pinggang saat menandakan kalau dia tak ragu-ragu untuk membuat satu bantingan jika Jimin berani meledeknya lagi.

Jimin dan Jungkook damai setelah beberapa kali melempar banyak argumen konyol, kemudian tiga manusia itu berlalu dari kediaman Kim setelah benar-benar beres keseluruhan. Jungkook terlihat menghela napas, mungkin merasa keberatan saat Mindee harus pulang lebih cepat dari perkiraan awal.

"Ke Dokter, yuk?" Taehyung mengajak sembari menautkan jemari mereka hingga terasa hangat, Jungkook menatap dengan wajah penasaran. “Buat apa? Aku gak sakit kok.”

"Periksa kesehatan, tak perlu tunggu sakit, mudaku." Jungkook ber-oh ria, lantas mengiyakan saja apa yang diinginkan Taehyung.

‘Semoga ya Jungkook, kamu tampak lain beberapa hari terakhir, ini hanya praduga.’ suara hati seseorang, membatin dengan penuh doa harap terpanjat.







Tbc

Hayooo Taehyung kenapa ajak istrinya ke dokter?

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang