Part 50

1.2K 98 3
                                    

Setelah hampir dua bulan mendekam dalam rumah sakit sebab baby Kim mesti tetap hangat oleh inkubator, akhirnya pasangan Taehyung dan Jungkook bisa kembali menjejak kediaman sembari memangku si kecil. Ya, walau bukan Jungkook yang memangku, Ibu Kim benar-benar gembira saat diberi kabar kalau cucu pertamanya sudah lahir untuk lihat luasnya semesta, walau sedikit ada insiden kurang menyenangkan tentang kenapa baby Kim harus dikeluarkan lebih cepat dari perkiraan?

Para orang tua mengelilingi si kecil dengan senyum bahagia, cucu pertama dari dua pihak memang sering dilebih-lebihkan, Taehyung dan Jungkook hanya sanggup melihat saja tanpa dibiarkan menyentuh satu ujung rambut. Apalagi Jungkook, Bunda benar-benar melarang anaknya agar tak terlalu lelah mengurusi sebab ada mereka yang bantu, Jungkook merenggut saat dengar semua itu, tapi Taehyung beri pengertian agar mudanya memulihkan tubuh pasca operasi.

Taehyung juga mulai lagi beraktivitas seperti biasa, berangkat kerja selepas itu pulang dan bawa makanan untuk disantap orang tua dan mertuanya. Jungkook mengurangi rutinitas di pagi hari, sekadar simpulkan dasi suaminya karena sarapan akan dibuat Ibu Kim atau Bunda secara bergantian, untuk urusan mandi pun Taehyung lebih pilih pakai air dingin karena tak biarkan Jungkook menyiapkan air hangat untuknya.

Si kecil menangis kencang walau sudah ditimang Ibu Kim dengan senandung lagu, tapi bayi itu tetap tersengguk hingga kedua pipinya memerah. Kemudian karena tangis itu tidak juga usai, Bunda coba ambil alih cucunya, menimang dengan cara yang sama sembari ditiup kecil pucuk rambutnya. Tapi tetap, si kecil tak menghentikan tangisnya yang kini menggelegar hingga Ibu Kim meringis ngeri kala bayi itu sampai terbatuk akibat mengerang kencang.

"Ada apa, baby? Ini Oma udah pangku kamu, ayo senyum." Bunda Jae masih berusaha keras agar sang cucu cepat meredakan tangis, tapi nyatanya bayi itu malah semakin menjadi hingga bibirnya terlihat bergetar.

Sudah diberi susu tapi tetap tak mau, ditimang dengan cara apapun masih tak membaik, kini semua orang kewalahan atas sikap sosok kecil dalam balutan kain biru itu tak sedikitpun menunjukkan dirinya akan berhenti tersengguk.

"Bun, sini biar Koo yang pangku," pinta si gigi kelinci, Bunda malah menatap ragu sembari geleng kepala.

"Gak boleh, perutmu masih butuh sembuh," tolak Bunda, sembari kembali menimang cucunya dengan gerakan pelan.

"Sekali aja Bun, kasian baby." Jungkook coba negoisasi, Bunda menatap prihatin wajah cucunya yang sudah sangat merah, kemudian dengan sedikit tak rela ia berikan tubuh ringkih itu agar Jungkook memangkunya.

"Hei, udah ya nangisnya, capek, ini Ibu." Si kecil masih tampak sesenggukan walau tak terlalu parah seperti tadi, setelah mendengar suara yang amat dikenalnya tiba-tiba saja bayi itu berhenti seketika.

Jungkook tersenyum kala si kecil memperhatikan wajahnya dengan mata kecil dan bulat itu, seakan meniliti fitur yang selama ini selalu dia bayangkan bagaimana rupa tersebut. Jungkook mengusap sedikit pipi merah bayi itu untuk menghilangkan jejak air yang mengalir, kemudian mengecup keningnya dua kali, hingga si bayi benar-benar bergeming.

"Ah, baby sepertinya ingin Jungkook." Ibu Kim tiba-tiba muncul dengan botol susu yang terlihat baru dibuat, disodorkan pada Jungkook dan si gigi kelinci menerima sembari memberi senyum cuma-cuma.

Lantas diberikan pada si kecil yang masih cegukan bekas menangis hebatnya tadi, bibir mungil itu merespons cepat saat apa yang dibutuhkannya sudah ada di hadapan, si kecil menyedot dengan semangat nutrisi itu sembari tak lepas pandangan dari menatapi wajah ibunya.

"Belum tentuin nama? Bunda agak kaku sebut bayi kalian dengan panggilan baby, tidakkah kalian memberi nama biar mudah." Bunda berujar setelah kesulitan memanggil cucunya, padahal sudah berumur satu bulan lebih, tapi pasangan Kim sepertinya belum niat memberi nama anak mereka.

"Belum nemu yang cocok Bun, nanti kalo Taehyung pulang kita bicarain lagi," ujar Jungkook memberitahu, Bunda mengangguk saja sembari kedik bahu.

Ibu Kim merapikan rambut hitam milik menantunya sembari diusap pelan, tak sangka kalau putranya akan menikah secepat ini dan memiliki anak dari hasil pernikahan tak terduga. Benar-benar tak mengira kalau anaknya bisa mempertahankan hubungan ini, karena memang tak dilandasi sesuai keinginan masing-masing juga cinta yang tak pernah dimiliki sebelumnya. Kemudian ketika mengingat kejadian di Daegu beberapa tahun lalu membuat Ibu Kim terkekeh kecil, hingga Jungkook yang berada di hadapannya mengerenyit bingung.

"Ibu, kenapa?" Tanya si gigi kelinci penasaran, mertuanya hanya terkekeh lagi sebagai tanggapan sebelum menggeleng kecil dan mencubit pipi si menantu.

Jungkook tak banyak bertanya lagi apalagi saat dengar pintu kediaman terbuka dari luar, tanda seseorang sudah kembali dari penatnya meraih pundi-pundi uang, Taehyung tersenyum lebar saat mendapati mudanya tengah duduk di atas sofa dengan si kecil dalam pelukannya. Pria itu bergegas mendekat seraya mengecup dahi dan bibir Jungkook bergantian, kemudian bersimpuh di hadapan mudanya sembari menekuni si kecil yang sekarang mengalihkan atensi pada si Ayah.

"Hai, Hyung Woo," sapa Taehyung, netranya terpaku pada lensa hitam milik sang anak yang kini berkedip lucu, bahkan tak mengindahkan si gigi kelinci yang terkesiap saat suaminya tiba-tiba memanggil si kecil dengan sebuah nama.

"Jadi ... udah ditentuin? Hyung Woo, nama yang bagus," terang Bunda disetujui Ibu Kim yang mengangguk pelan.

Jungkook tersenyum lebar kala Taehyung menatapnya, ingin memeluk pria itu tapi sadar diri Hyungwoo masih dalam dekapan, jadi si gigi kelinci hanya bisa memberi senyum saja sebagai tanda kalau dia menyukai nama yang diberikan Taehyung untuk anak mereka. Mata si kecil sayup-sayup mulai kesulitan untuk tetap terbuka, sampai akhirnya mengalah pada rasa kantuk, Ibu Kim ambil alih Hyungwoo untuk dibawa ke dalam kamar dan disimpan pada ranjang mungil yang diberi Jenifer.

Tanpa basa-basi lagi si gigi kelinci segera hambur pada pelukan Taehyung, mendekapnya erat-erat, memberitahu rasa senang saat kini semua kebahagiaan telah didapat. Pria Kim mengusap punggung mudanya sembari mengecupi sisi kepala pemuda itu agar lebih tenang, Jungkook semakin mengencangkan pelukan hingga kakinya ikut melingkar pada pinggang sang suami.

"Ingin cium tapi malu ada Ibu sama Bunda," bisik Jungkook membuat Taehyung tertawa puas saat lihat mudanya mulai mencebik saat tak bisa semena-mena minta cium dan berpagut ria lagi.

"Nanti, oke?" Ujar Taehyung hingga ucapannya dihadiahi angguk patuh dari yang lebih muda, Ibu Kim dan Bunda hanya geleng kepala saat lihat kelakuan anak-anak mereka.

Benar di luar ekspektasi, tak pernah terpikirkan sebelumnya kalau akan seperti ini, Jungkook dan Taehyung akhirnya bersatu layaknya puzzle yang disusun sebegitu tepat, saling melengkapi hingga utuh menjadi satu kebahagiaan. Ya, walau pada awalnya saling keras sebab Jungkook sangat keberatan atas pernikahan mereka.

Tapi mereka membuktikan bahwa ikatan dapat terjalin baik oleh adanya komunikasi dan waktu, membiarkan semua rasa itu lebur di sela-sela hati tak rela. Jungkook menurunkan segala ego dalam diri begitupun Taehyung, membiarkan cinta mereka meluas seiring hari yang dijalani dengan penuh perjuangan. Yang asalnya tidak berlandas apapun kini saling genggam dan tak ada secuil pikiran untuk saling berjauhan, dua insan itu saling mencintai, hingga rasanya sulit untuk dipisahkan apalagi kini hadir sosok mungil menyempurnakan pernikahan mereka.











. . .




W-wow gak sangka, part 50 lho, akutuh biasanya paling mentok 30, it's amazing banget.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang