Jungkook tergesa saat Taehyung menelepon dan bicara kalau flashdisk berisi pekerjaan tertinggal di dalam laci, si gigi kelinci terus merutukki kecerobohan si pria Kim karena bisa-bisanya sampai ketinggalan benda penting seperti ini. Katanya sudah dimasukkan pada tas, tapi nyata yang terjadi malah tergeletak di dalam nakas, benar-benar tak dapat dipercaya.
Gedung tempat Taehyung kerja tidak terlalu tinggi memang, tapi cukup membuat si gigi kelinci mendecak kagum pada bangunan yang tengah ia tatap lamat-lamat. Sebuah kantor percetakan, dan Taehyung termasuk orang-orang di sana, berkecimpung dalam menerjemahkan novel atau mencetaknya.
Jungkook berbincang dengan resepsionis terlebih dahulu sebelum diperkenankan masuk pada sebuah ruang luas, berisi empat meja yang saling berhadapan. Taehyung ada di sana, terduduk dengan tangan sibuk mengetik sebegitu cepat, sampai tak mengindahkan sekitarnya.
Teman Taehyung menyadari ada yang membuka pintu, pun pria itu menoleh saat yang datang tidak kunjung memasukki ruang. “Masuklah.”
Jungkook dengan gerakan kaku dan canggung mulai menjejak lebih dalam ruangan tersebut, tercipta hening, hanya terdengar suara keyboard dari tiga orang lainnya. Lelaki yang menitah masuk tersenyum simpul, memperhatikan pemuda yang seperti tersasar, hingga masuk ruangan mereka.
"Cari siapa, Dik manis?" Jungkook mengulum bibirnya ke dalam, terkekeh kaku kemudian membungkuk sopan sebagai salam jumpa.
"Cari Taehyung," jawab si gigi kelinci pada lelaki dengan papan nama Seojoon tersebut, rambutnya sehitam arang dengan senyum menenangkan.
Merasa terpanggil dan hafal pada suara tersebut maka Taehyung cepat menoleh pada seseorang yang masih setia berdiri, sudut bibir otomatis terangkat jemawa, membuat rasa tenang menjalar. Tangan membuat gestur agar Jungkook mendekat, maka si gigi kelinci menjadi anak penurut hari ini.
"Maaf menyusahkan, aku benar-benar lupa," ujar Taehyung saat menerima flashdisk berkas kerjanya dari si manis, lantas menarik pemuda itu untuk duduk di pangkuan.
Jungkook tercekat kala berhasil mendarat pada paha suaminya, masih ada tiga orang lain di sana bila lupa, Jungkook benar-benar malu. Taehyung terkekeh saja melihat mudanya memerah sampai telinga, melihat betul-betul gurat manis yang muncul dari istrinya ini.
"Abaikan kami, bermesraan saja kalian," celetuk pria dengan mata mengerling jahil, kembali mengetik dan membiarkan sejoli itu berbuat semaunya.
Kekehan dari yang lain membuat suasana canggung berangsur membaik, Taehyung juga kembali kerja walau beban pada pahanya membuat pegal, Jungkook menyembunyikan wajah pada dada suaminya saat dirasa malu itu masih tersimpan.
"Kukira Taehyung bohong perihal punya istri muda, eh beneran masih segar dong, bolehlah kucolek dikit," kata lelaki dengan rambut cepak, dengan papan nama Minho.
Lemparan pulpen membuat semua tertawa renyah, Jungkook semakin tak berani memperlihatkan wajah saat atensi semua orang tertuju padanya. Taehyung juga menghentikan acara mengetik setelah melempar Minho dengan alat tulis tadi.
Seseorang berpapan nama Bogum terlihat merenggangkan otot sampai terdengar bunyi suara dari tulang yang pegal, tanda pria itu sudah bekerja sangat keras. Semua berhenti memainkan keyboard dan bersandar pada kursi masing-masing.
"Taehyung sombong, niat betul membuat iri," seru Seojoon, Taehyung malah memeluk pinggang Jungkook dengan wajah penuh ejekan.
"Makanya, cepat punya istri," ledek Taehyung, mengeratkan pelukan sambil menciumi leher si gigi kelinci yang menguar wangi manis.
"Tunggu sampai Jenifer tahu, pasti wanita itu kena serangan jantung saat tambatan hatinya malah bermesraan seperti ini." Gelegar tawa sumbang terdengar mengalun seirama di tengah padatnya jadwal menerjemahkan novel bahasa Inggris.
Semua orang berhenti tergelak saat ada suara ketukan pintu, Seojoon menaikkan satu alis sembari bicara tanpa suara, ‘tuh kan, apa kukata,’ kemudian mempersilakan seseorang itu untuk masuk.
Sosok wanita, memakai pakaian senada dengan pekerja lainnya hanya saja terlihat lebih mencetak tubuh, mungkin karena bagian dada yang begitu besar melebihi buah melon. Jungkook menatap eksistensi tersebut dengan kerjapan lucu, Taehyung malah semakin gencar mencium leher mudanya agar orang yang datang ke ruangan mereka melihat Taehyung bermesraan.
"Yo, Jeni. Ada perlu apa? Kalau ingin bicarakan perihal masalah kemarin, itu sudah rampung lho," celetuk Bogum, penuh sindiran yang telak menyentuh hati.
"Aku ingin bicara sama Taehyung," seloroh Jenifer tanpa memedulikan Jungkook yang mengerutkan dahi.
"Jangan digigit!" Pekik si gigi kelinci nyaring sekali, semua terkejut termasuk Taehyung (padahal dalam hati tertawa jahat), teman sejawat malah terkekeh dengan senyum jahil.
"Sana cari tempat sepi! Jangan di sini, bikin panas kita aja, sana bawa mudamu itu," titah Minho, ikut menyindir satu wanita yang masih belum niat pergi walau semua lelaki yang ada di sana (kecuali Jungkook) kentara mengusir sedari tadi.
"Maaf, mudaku terlalu manis, rasanya menciumi sampai penuh ruam pun masih terasa kurang," ucap Taehyung, bukan menghentikan aksi malah semakin melumati leher bahkan telinga si gigi kelinci sampai lenguh tertahan bisa didengar dari kerongkongan Jungkook.
"T-Tae! Jangan dijilat terus!" Perintah disertai bisikan dari Jungkook, dengan erang yang sebisa mungkin ditahan.
Jenifer tampak marah, melihat tambatan hatinya malah asik bercumbu ria tanpa merasa bersalah, terus membuat cemburu hingga wanita dada besar itu pergi dari ruangan dengan wajah merah. Hentakan kaki berbalut sepatu hak tinggi membuat nyaring lantai, semua orang saling memandang sebelum tertawa bersamaan bagai orang gila, kalau Jungkook malah jadi patung karena tidak mengerti situasi.
"Gila sob, lihat kan tadi gimana muka Jeni? Pasti sakit tuh hati, salah sendiri sih, udah dibilang Taehyung beristri masih kukuh mendekati." Seojoon geleng kepala dengar ucapan Bogum, sedang Jungkook baru paham kalau wanita tadi adalah orang yang dibicarakan Taehyung kemarin-kemarin, tentang wanita yang mengejar-kejarnya bagai orang gila.
Jungkook memundurkan sedikit tubuhnya, ingin melihat wajah Taehyung yang kini tersenyum lebar hingga membentuk persegi, sebuah cubitan ia bubuhkan pada pipi yang lebih tua. Taehyung tak merasa sakit sebab cubitannya terasa main-main apalagi kini Jungkook menyimpan tangannya pada bahu si suami.
"Kalo mau bikin cemburu ya kode dulu dari awal, aku kan jadi bingung sendiri tadi," ucap Jungkook, ranum merah jambunya mengerucut lucu, gigi kelinci ikut menyembul malu-malu.
"Memang kalau dibicarakan, kamu mau apa?" Tanya Taehyung, menyisir rambut mudanya sesekali membubuhkan kecupan pada dagu.
"Ya, aku gak akan tahan suaraku kayak tadi, tenggorokanku sakit lho ini," adu si gigi kelinci, membuat ekspresi jengkel yang malah terlihat semakin manis di mata Taehyung, tiga temannya tidak dipedulikan, sengaja dijadikan obat nyamuk.
"Ya sudah, kita beli minum." Taehyung beranjak dengan Jungkook yang menempel bagai anak koala, kemudian keluar ruangan dibarengi cuit-cuit menyebalkan dari teman.
"Bisa ke kamar mandi dulu, gak?" Jungkook bertanya sembari mengusal di ceruk leher suaminya, berbicara setengah berbisik.
"Mau apa?" Bingung tapi tetap mengarahkan langkahnya menuju ruang lembap tersebut.
"A-aku berdiri," cicit Jungkook, padahal tak perlu diberitahu pun Taehyung paham kalau mudanya perlu pelepasan setelah tadi ia sengaja melumati telinga, tempat sensitif bagi si gigi kelinci.
"Iya, biar aku bantu," cuit Taehyung, mendudukkan Jungkook pada kloset yang tertutup pun segera bersimpuh di antara kaki si gigi kelinci yang mengangkang dengan senjata mencuat.
Setelahnya hanya terdengar lenguh pelan Jungkook yang diberi kenikmatan dari suaminya, menahan sebisa mungkin semua desahan dengan cara menggigit bahu Taehyung sekuatnya. Mari kita tinggalkan pasangan ini.
Tbc
Geys, ada pelakor geys.(~ ̄³ ̄)~And happy new year untuk semuanya, semoga di tahun ini jadi sebuah hal baik dan baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour
FanfictionKetika Daegu jadi titik temu takdir. Bertemu dengan sosok asing dan ... Menikah begitu saja. (Taekook; Tae-top, Kook-bottom) (Minyoon; Jim-top, Yoon-bottom) Don't like, don't read!