"Are we friends or are we more?"
Happy Reading!
Jangan lupa tinggalkan jejak, ya!"***
Langit nyaris terjungkal ke belakang saat dirinya baru saja ingin ke luar dari kelas---namun, Senja sudah berdiri tepat di depan matanya.
Mata lekatnya menatap mata coklat milik Senja dengan lurus; hingga sedetik kemudian Langit mengambil jalan ke kiri untuk berusaha untuk menghindar. Sayang, Senja menghalangi langkahnya. Langit mengambil jalan kanan---Senja juga memblokir jalannya.
"Minggir!"
"Gue mau ngomong."
Langit merotasikan matanya. "Mau lo apa sih?"
"Gue yang harusnya tanya. Masalah lo apa sih?"
Lelaki itu bersedekap dada sambil mengalihkan pandangan--enggan menatap gadis yang lebih pendek dari tubuhnya saat ini.
"Kenapa lo ngejauh dari gue? Gue punya masalah apa sama---"
"Gue nggak punya masalah apapun sama lo, Sen."
"Tapi lo tiba-tiba menghindar dari gue setelah kejadian itu. Kenapa? Lo cemburu sama Rama? Atau---"
"Udah gue bilang, gue nggak punya masalah apapun sama lo!" tegas Langit sekali lagi.
"Woi, kalau mau ngobrol jangan di tengah jalan, dong!"
Pekikan tersebut berasal dari belakang tubuh Langit. Seketika Senja dan Langit tersadar bahwa mereka berdua memblokir jalannya mahasiswa lain.
Tanpa membuang waktu, Langit menyeret tangan Senja dengan kasar. Mimik wajah lelaki itu menjadi dingin dan menyeramkan. Bahkan, Langit tidak segan menabrak siapa saja yang menghalangi jalannya.
Jadilah Langit dan Senja menjadi bahan tontonan beberapa mahasiswa yang berkeliaran di koridor kampus. Memangnya siapa yang tidak kenal mereka? Sebenarnya Senja benci untuk dikenal oleh banyak orang. Karena setelah Langit hadir, hidupnya menjadi tidak sesuai dengan apa yang dia harapkan.
"Langit, sakit!" keluh Senja sambil meringis. Namun, apa daya? Lelaki itu tak menggubris sama sekali.
Langit langsung mendorong Senja ke dalam mobil setibanya mereka di parkiran, kemudian lelaki itu membanting pintunya keras.
Setelah mendapat perlakuan kasar dari Langit, Senja langsung memakai seatbelt-nya. Tatapan perempuan itu jatuh ke pangkuannya---menatap pergelangan mulus yang kini memerah. Namun, dia tidak peduli.
Kepalanya menoleh ketika tahu Langit memasuki mobil dan duduk di bangku supir. Tanpa aba-aba lagi, Langit menancapkan gas tanpa sepatah katapun dengan kecepatan tinggi.
Tangannya mencengkram kuat setir pengemudi sehingga menimbulkan urat-urat di sekujur tangan hingga sikunya. Mata lelaki itu terlihat fokus ke depan membelah jalanan di sana.
"Lo bisa santai nggak sih?"
Setelah pertanyaan dengan nada menyebalkan itu terdengar di telinga Langit, lelaki itu semakin menjadi. Dengan tidak sabaran, dia membunyikan klakson beberapa kali guna menyingkirkan orang-orang yang menghalanginya. Dia bahkan tidak peduli kepada beberapa pengendara lain yang berteriak memakinya.
"Langit, lo sadar gak sih kalo tindakan lo ini keterlaluan?!"
"...."
"Lo kalau mau marah, sama gue aja! Lo boleh teriak sepuas lo atau pukul gue sekalian!"
![](https://img.wattpad.com/cover/238980766-288-k113682.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit untuk Senja
FantasyLangit Nathaniel Arisko, mahasiswa sekaligus anak dari pemilik kampus yang hobinya suka keluar-masuk club dipertemukan dengan Senja, seorang gadis yang terlalu misterius di mata Langit. Semua berawal dari Senja menyelamatkan seorang mahasiswa lain y...