Happy Reading! ❤
***
Senja menarik kasar bagian belakang baju Langit ketika pria itu masih saja menghajar lawannya tanpa ampun. Sebenarnya, yang tadi menghubungi Senja adalah Dion. Lelaki itu memberi tahunya bahwa Langit kehilangan kendali, dan membuat kacau suasana kantin di kampus."Langit, lepas!" teriak Senja ketika Langit masih belum puas menghajar lawannya yang nyaris tak berdaya di bawah kungkungan lelaki itu.
"Akhh!"
Tubuh Senja terjungkal ke belakang kala Bintang menjauhkan dirinya dari Langit. Bintang berjongkok, menatap dingin sang adik. "Pulang! Ini urusan lelaki," ujar Bintang.
Senja berdiri tegak, menatap Bintang dari bawah, "Jangan harap gue pergi!" tukasnya. Kemudian dia kembali mendekati Langit dan menarik paksa tubuh lelaki yang menjabat menjadi bos abal-abalnya.
Setelah terlepas, Senja menampar keras pipi Langit guna menyadarkan lelaki itu, bahwasanya yang dilakukan bukanlah tindakan terpuji. Sementara itu, Bintang sudah menyingkirkan korban atas pembullyan Langit, yang entah dibuangnya ke mana.
Langit meringis kesakitan. Satu tangannya menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya akibat tamparan Senja. Lantas, dengan napas memburu mencengkram keras dagu Senja.
"Lo ... mengganggu kesenangan gue!" bisiknya tajam di depan wajah Senja yang berekspresi datar.
Mengabaikan perlakuan dan kalimat dari Langit, Senja menarik lelaki itu duduk di salah satu kursi di sana. Melalui isyarat mata, Senja memberi instruksi agar yang lain meninggalkan dirinya berdua dengan Langit.
Senja membuka sebuah kotak obat yang diberikan oleh Rangga sebelum lelaki itu pergi. Dengan hati-hati, dia mengobati luka Langit yang malah menatapnya tanpa berkedip.
"Kenapa lo selalu menghancurkan kesenangan gue? Apa lo belum cukup kapok untuk menjadi asisten gue?" Langit mencekal tangan Senja yang mengobati lukanya. "Atau lo memang pengin beasiswa lo dicabut?" sambungnya, lalu melepaskan cekalan tangannya.
Senja menekan keras sudut bibir Langit menggunakan kapas yang sudah basah akibat alkohol.
"Kasar banget sih jadi cewek!" sungut Langit menepis kasar tangan Senja.
"Lo hampir aja celakain anak orang," ujar Senja setelah sekian lama bungkam.
"Gue malah pengin bikin dia mati."
"Lo gila!"
"Lo lebih gila dari gue!" ujar Langit menatap sinis kepada Senja.
"Maksud lo?"
Langit menghembuskan napasnya, dia menatap wajah ayu Senja lamat-lamat. "Gue tahu apapun tentang lo yang orang lain pun nggak tahu. Sekalipun Denis," ujarnya. "Sesuatu yang lo sembunyikan dari semua orang selama bertahun-tahun."
Senja tertegun. Apa maksud Langit?
"Jangan ngaco dan coba ngalihin pembicaraan, ya!" kilah Senja mencoba mengabaikan. Gadis itu sedikit menutupi kegugupannya dengan susah payah. Namun, dia tetap mencoba untuk fokus mengobati sudut bibir Langit yang terluka, sebelum pada akhirnya tangan laki-laki yang ia obati menghentikan pergerakannya.
Langit menatap iris coklat yang sudah menurutnya indah. "Senja, mungkin gue emang keterlaluan sama lo." Tatapan Langit berubah sendu. "Tapi ..., gue janji sama lo dan diri gue sendiri, gue akan selalu menjadi Langit yang memberi ruang warna cerah untuk senja, dan juga menjadi kaki untuk mengantar kemanapun lo pergi. Senja, mungkin lo belum percaya atau bahkan parahnya, lo sama sekali nggak percaya sama omongan gue. Tapi ... gue akan berusaha menghilangkan semua kebiasaan buruk gue, demi lo."
Mata indah itu mengerjap pelan, berusaha memahami kata demi kata yang terlontar. Senja menyelam ke dalam tatapan Langit, berusaha mencari kebohongan di sana. Namun, yang di dapatnya hanyalah ... suatu tatapan yang tak bisa ia artikan. Entahlah, apapun itu, yang jelas berhasil membuat sesuatu di dalam diri Senja bergejolak hebat.
"Selain itu ... gue akan bikin lo seperti merasa di surga."
Senja mengernyit heran mendengar kalimat terakhir dari Langit. "Maksud lo?"
"Buka baju!" perintah Langit.
"Hah?"
"Setelah buka baju, kita akan sama-sama merasakan nikmatnya surga dunia."
Mata Senja terbelalak lebar. "Sinting!"
Langit tertawa terpingkal-pingkal sambil memegang perutnya. Tawa yang begitu cerah, secerah mentari pagi membuat siapapun jatuh berkali-kali ke dalam pesonanya.
"Gue bercanda," kata Langit di sisa tawanya.
Senja berdeham, "Urusan gue udah selesai, gue pulang," ujar Senja beranjak pergi.
Langit menatap punggung Senja yang mulai menjauh, kemudian tersenyum tipis. "Gue suka ekspresi lo yang barusan."
***
"Vinka, Vinka!" Rangga berteriak memanggil seorang gadis manis berambut sebahu. Gadis yang dipanggilnya Vinka itu menoleh, Rangga berjalan mendekatinya.
"Vin, dada gue kok sesak, ya?" Rangga sedikit ngos-ngosan seperti orang terkena asma.
Vinka panik, dia memegang dada Rangga. "Hah, kenapa, Ngga? Kenapa nggak ke ruang kesehatan?" ujarnya.
"Eh, iya, gue lupa kalau ternyata separuh napas gue ada di lo. Makanya dada gue sesak," jawabnya sambil tersenyum menggoda.
Pipi Vinka memerah, dari leher hingga ke telinga gadis itu. Bibirnya berkedut berusaha menahan senyumnya mati-matian.
Kevin menepuk pundak sobatnya dari belakang. "Ya elah, Vin, mau aja lo dikadalin si Rangga," ujar Kevin terkekeh.
Rangga mendengus, "Lo jangan dengerin si Caplin!" Dia menepis tangan Kevin yang bertengger di pundaknya. "Bisikan syaiton lo dengerin!"
Vinka tertawa geli. Dia bukannya tak tahu tabiat Rangga, tetapi dia memilih untuk pura-pura tak tahu.
Pandangan Bintang terkunci pada ketiga anak manusia yang sedang tertawa lepas tersebut. Namun, tidak dengan pikirannya.
"Jangan kebanyakan ngelamun, Bro!" tegur Dion sambil menyodorkan sebatang rokok yang langsung ditolak oleh Bintang. "Nanti kesambet tahu rasa lo! Mana belum kawin, lagi," lanjutnya sambil tertawa. Bintang ikut terkekeh kecil sambil menggelengkan kepalanya.
Sejak tadi, pikiran Bintang masih tertuju pada Senja dan Langit.
Kira-kira apa yang mereka bicarakan sehingga menyuruh yang lain untuk pergi?
Bersambung.
Hmm, pasti ada yang bertanya-tanya, ya, kok tumben sih Author up cepet terus? Dikasih part yang uwu-uwu pula🤣Jawabannya adalah ... tepat malam ini, LUS genap 1k yeayyy🤪❤❤
Loh, kok baru segitu udah seneng?
Iya dong! Namanya juga karya sendiri, jadi walaupun cuma pembaca 1 asal setia aja udah jingkrak-jingkrak goyang bang jali🤣
Untuk part ini, spesial kek martabak hehe. Semoga ke depannya LUS lebih banyak lagi pembacanya^^Bagaimana untuk part hari ini?
Salam sayang, all cast from Langit untuk Senja🤗❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit untuk Senja
FantasyLangit Nathaniel Arisko, mahasiswa sekaligus anak dari pemilik kampus yang hobinya suka keluar-masuk club dipertemukan dengan Senja, seorang gadis yang terlalu misterius di mata Langit. Semua berawal dari Senja menyelamatkan seorang mahasiswa lain y...