Happy Reading!❤
Rooftoop memang menjadi tempat ter-favorit para mahasiswa untuk bolos mata pelajaran. Suasana yang nyaman, sepi, dan juga udara yang sejuk membuat siapapun betah untuk berlama-lama mendudukkan diri di rooftoop. Seperti yang Senja lakukan saat ini. Dengan santai, Senja mengisap nikotin yang terapit di kedua jarinya, lalu membuang kepulan asap melalui mulut dan lubang hidungnya secara bersamaan. Gadis itu sudah bolos mata kuliah hari ini.
Sudah dua jam dia duduk bersantai di atas sofa yang disediakan di rooftop Arisko University. Derap langkah kaki beberapa anak manusia mulai mendekat, namun gadis itu acuh dan tak peduli. Menanggap itu hanya angin lalu.
"Woah ... coba kita lihat, siapa yang duduk di sini?"
Senja hanya melirik kedatangan Langit dan kedua temannya melalui ekor matanya.
"Apa jadinya ya, kalau kita kasih tahu Bokap gue, jika ada salah satu mahasiswi di Kampus kita yang bolos ke rooftoop dan merokok?" lanjut Langit tersenyum smirk kepada Senja.
Senja berdecih pelan. Perempuan itu mematikan sebatang rokok terakhirnya, sebelum beranjak pergi dari sana.
Baru saja beberapa langkah hampir mencapai pintu rooftop, suara Langit menginstrupsinya untuk berhenti.
"Lo gak mau duduk-duduk dulu, dan ngobrol sama gue?"
"Gak penting!" sahut Senja tajam dan melanjutkan langkahnya.
Langit mengejar dan mencekal pergelangan tangan Senja, "Senja Laksani Paramitha, Mahasiswi jurusan Manajemen Komunikasi. Anak bungsu, tiga bersaudara, putri dari---"
"Apa mau lo?" potong Senja cepat dan menatap mata hitam milik Langit.
Langit tersenyum tipis saat Senja merespon ucapannya. Lelaki itu melepaskan genggamannya dari tangan Senja, lalu menyodorkan tangan kanannya kepada Senja.
"Gue Langit Nathaniel Arisko. Putra tunggal dari Haris Adijaya Arisko, pemilik kampus ini," ujar Langit sombong.
Senja berdecih, perempuan itu bersedekap dada dengan angkuh. "Gue tau lo cukup pintar untuk memahami pertanyaan gue." Senja merasa kesal karena lelaki di depannya ini terlalu bertele-tele.
"Well, ternyata lo orangnya gak suka basa-basi, ya?" ujar Langit sedikit terkekeh.
"Kalau gak ada apa-apa gue pergi," ujar Senja membalikkan badan dan benar-benar meninggalkan Langit dan teman-temannya.
"Gue pastikan lo bakal tunduk sama gue, Senja!" teriak Langit dari kejauhan namun masih bisa didengar oleh Senja.
Sementara Senja memilih mengabaikan Langit dan mulai memasangkan earphone di telinganya, bersikap seolah ancaman Langit hanyalah angin lalu.
***
"Woi, Senja!" teriak Denis melambaikan tangan saat melihat Senja melintas di Kantin. Cowok itu sedang duduk bersama teman-temannya di salah satu bangku kosong di Kantin.
"Kenapa?" ujar Senja setelah berdiri di dekat meja Denis.
"Sini, duduk lo! Tunggu sebentar, gue pesenin makanan," ujar Denis menarik tangan Senja agar gadis itu duduk di sampingnya, lalu cowok itu pergi memesan makanan. Senja menurut, tak ingin membantah.
"Hai. Lo pasti Senja, ya?"
Senja menoleh saat mendengar suara seseorang menyebutkan namanya. Di seberang tempat duduknya, ada seorang cowok jangkung yang sedang menatap dan tersenyum padanya.Senja mengangguk, membenarkan ucapan lelaki itu.
"Kenalin, gue Revan Prasetyo, lo bisa panggil gue Revan. Mahasiswa jurusan Kedokteran, semester tiga. Samping gue ini, namanya Galang Maheswara, kita satu jurusan, sama sepupu lo juga," ujar lelaki yang bernama Revan itu memperkenalkan dirinya.
Senja mengangguk dan tersenyum simpul.
"Lo hebat banget kemarin pas nantangin Langit. Selama ini, belum ada yang seberani itu sama dia," kata Galang memandang takjub adik tingkatnya.
"Gue gak pernah nantangin dia. Tindakan dia aja yang keterlaluan," ujar Senja menyahut seadanya.
"Makanan dataangg!" pekik Denis datang dengan semangkok mie ayam di tangannya. Senja memijit pangkal hidungnya lelah saat meja mereka menjadi pusat perhatian dari Mahasiswa lain karena kehebohan Denis.
"Minuman gue mana?"
"Lupa hehe," ujar Denis menyengir.
"Baiklah anak-anak, sebelum kita mulai memasukkan sesuap nasi ke dalam mulut kita yang pada akhirnya mengalir ke dalam perut dan membuat cacing-cacing di---"
Senja berdecih melihat kelakuan Denis, "Drama!" sindirnya menatap sinis kepada Denis.
Denis mendengus kesal, namun dia tetap melanjutkan aksi doanya yang tertunda. Saat akan menyuapkan makanannya ke dalam mulut, matanya melotot saat pandangannya beralih ke arah pintu masuk kantin.
"Itu bukannya cowok yang kemarin lo tolongin, ya?" kata Revan melihat kehadiran seorang cowok yang pernah ditolong oleh Senja.
Senja menoleh mengikuti arah pandang mereka. Benar saja, cowok itu seperti terlihat ragu melangkah mendekati meja mereka.
"Ha-halo," sapa cowok itu kaku yang seperti ditujukan kepada Senja.
Senja menaikkan sebelah alisnya bingung saat cowok itu menyodorkan tangannya.
"Kenalin, gue Rama Setyabudi, jurusan farmasi semester tiga," ujar cowok yang mengaku bernama Rama itu menyodorkan tangannya. Senja diam, tak menanggapi. Malahan gadis itu menyantap kembali makanannya dengan santai.
Denis menatap miris kepada Rama yang menurunkan tangannya karena diabaikan oleh Senja. Denis dengan sengaja menyenggol lengan Senja keras sampai gadis itu tersedak.
"Lo tuh, ya, gak ada sopan-sopannya sama yang lebih tua!" omel Denis tak berniat membantu sepupunya yang terbatuk-batuk.
"Ini minum dulu," ujar Rama menyodorkan sebotol minum air mineral yang diambil dari tasnya.
Senja mengambil cepat sebotol air mineral dari tangan Rama lalu meneguknya sampai tandas. Revan dan Galang bergidik ngeri melihat air yang menetes dari mulut Senja sampai ke tenggorokan gadis itu.
"Bangsat lo!" umpatnya kepada Denis.
Senja menoleh, menatap lempeng kepada cowok yang baru saja memberikan sebotol minuman kepadanya, "Sorry, minuman lo abis," ujar Senja melempar botol kosong ke dalam tong sampah yang tak jauh dari mereka.
Rama mengangguk tersenyum, "Nama lo siapa?" tanya Rama. Senja diam dan melanjutkan aktivitas makannya.
"Woi, manusia lagi nanya tuh!" Denis menggeram, memukul kepala Senja menggunakan sendok bekasnya makan.
"Kotor, anjing!" umpat Senja kasar.
"Gue Senja," ujar Senja menoleh malas ke arah Rama yang masih berdiri.
Rama mengangguk dan tersenyum maklum ke arah Senja.
"Oke Senja, mulai hari ini kita teman," ujarnya mengacak rambut Senja lalu meninggalkan orang-orang yang ada di meja itu cengo karena ucapannya.
Bersambung ....
Hello, I'm back hehe.Visual untuk Langit, ya!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit untuk Senja
FantasyLangit Nathaniel Arisko, mahasiswa sekaligus anak dari pemilik kampus yang hobinya suka keluar-masuk club dipertemukan dengan Senja, seorang gadis yang terlalu misterius di mata Langit. Semua berawal dari Senja menyelamatkan seorang mahasiswa lain y...