42. Pertemuan Keluarga

463 24 12
                                    

Senja termenung di tempatnya saat ini, enggan ke luar dari mobil meski Langit sudah meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja. Cowok itu sudah lebih dulu turun dan kini sedang berdiri di samping kemudi mobil menunggu perempuan itu turun dari sana sambil membuka pintu khusus hanya untuk seorang Senja.

"Buruan turun, Tuan Puteri!" sindir Langit karena Senja hanya diam di tempatnya sambil menatap ke arah gedung rumah Langit---ralat, rumah orangtuanya Langit. Ah, sama saja bukan?

Benar, Kalian tidak salah tebak. Langit membawa Senja ke rumahnya, bertujuan untuk mengenalkan Senja kepada keluarga besarnya.

Senja kali ini menatap Langit sambil menggelengkan kepalanya, "Lo ..., beneran gila!" hardiknya tajam. Perempuan itu langsung bermaksud untuk menutup kembali pintu mobilnya, namun sayang, Langit lebih cepat untuk menahan pintunya.

"Gue udah bilang, deh, perasaan kalo mau ke rumah kita," kata Langit.

"Rumah lo!" koreksi Senja. Langit mengedikkan bahu acuh. "Gue pikir lo becanda. Dan tadi perasaan gue juga udah nolak?"

"Sejak kapan gue nggak menepati ucapan gue? Lagian kayaknya lo sangat mengenal bahwa seorang Langit Nathaniel Arisko tidak mengenal penolakan."

Senja mencibir, lalu selanjutnya menyumpah serapahi cowok jangkung itu karena tiba-tiba menariknya ke luar dari dalam mobil.

Perempuan itu berusaha menarik diri dari cekalan Langit, namun naas, cekalan Langit lebih kuat dari tenaganya.

Baru saja masuk ke dalam rumah, Senja sudah disuguhkan dengan pemandangan yang mewah. Namun, seolah tak kehabisan akal, Senja langsung saja menendang kaki bagian belakang cowok itu, sehingga mau tidak mau genggaman mereka terlepas.

Langit mengaduh, "Apa sih, Njing?!" sentak Langit kesal. Cowok itu langsung memegangi tulang kakinya.

"Lo tuh yang Anjing!" balas Senja tak terima. "Kalo lo nggak nerima penolakan, maka gue juga nggak nerima pemaksaan."

Saat hendak beranjak, tubuh Senja mematung ketika berbalik badan dia menemukan sosok Rara yang tiba-tiba muncul di sana. Namun, detik selanjutnya, perempuan itu menetralkan wajahnya, berusaha untuk menormalisir rasa keterkejutan tadi.

Rara berdiri tak jauh dari tempat mereka saat ini, dengan make up bold-nya, dan jangan lupakan dress ketat yang membalut tubuh perempuan itu. Rara menatap Senja dari atas ke bawah, sedangkan yang ditatap hanya diam tak bereaksi apapun.

Melihat kedatangan Rara, Langit mengambil kesempatan untuk memeluk pinggang ramping Senja dan mencium pelipis cewek itu.

Senja hendak melayangkan pukulan untuk Langit, namun tindakannya tersebut terhenti kala Langit mencengkram pinggangnya semakin erat. Seolah mengisyaratkan agar Senja mengijinkan Langit untuk melakukan hal tersebut. Anehnya, Senja menurut, cewek itu mengikuti perintah Langit dengan patuh. Sehingga Langit tersenyum kecil saat menyadarinya.

"Kamu beneran mau membatalkan semuanya cuma demi perempuan ini?" Rara membuka suara sambil tidak mengalihkan pandangannya dari mata Senja, seolah menantang Senja dan ingin menghabisi perempuan itu hidup-hidup.

Sedangkan yang ditatap biasa saja, tak bereaksi apapun, baik itu marah ataupun tersinggung atas pandangan Rara terhadapnya.

"Perempuan ini nyatanya berhasil ngambil hati gue, Ra," kata Langit membela.

Senja beralih menatap Langit sambil menaikkan sebelah alisnya. Dia sedikit menjauh, namun Langit dengan cepat merapatkan tubuh mereka kembali membuat Senja risih oleh karenanya.

Rara tersenyum sinis, "Coba aja buat gagalin semuanya, kalau bisa. Karena aku bakal berusaha pertahanin semuanya sampai titik darah penghabisan." Setelah berucap demikian, Rara beranjak pergi ke arah ruang makan keluarga, namun saat melewati Senja, perempuan itu dengan sengaja menabrak bahu Senja keras. Sementara yang ditabrak hanya diam saja, hanya meliriknya sekilas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit untuk SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang