Aku meninggalkan rumah sakit itu dengan perasaan bahwa segalanya mulai bergulir tak terkendali. Cerita Sang Ho dan denah yang sudah kumasukkan dalam situsku jelas menghasilkan dampak yang kuharapkan: nama Yoo Ah In telah dihapus dari surat wasiat neneknya. Dengan melakukan itu, Mrs. Yoo seakan mengacungkan poster yang berbunyi, "Aku percaya satu-satunya cucuku telah merencanakan upaya untuk mengakhiri hidupku."
Kenyataan yang menghancurkan perasaan serta keputusan yang menyakitkan itu jelas merupakan penyebab ia mendapat serangan jantung parah. Di usianya yang sembilan puluh dua, rasanya tak mungkin ia dapat mengatasi itu.
Kembali aku teringat cara dia membawa dirinya saat meninggalkan rumah kami setelah ayahku mengusirnya pergi. Ayahku orang pertama yang menjatuhkan martabatnya gara-gara cucunya. Tapi apakah itu benar? Arbinger adalah sekolah tempat suaminya, sang senator, menuntut ilmu. Sepertinya tak mungkin ia tidak tahu kenapa Ah In diminta keluar dari sana.
Fakta bahwa ia mengubah surat wasiatnya dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa itu tidak dapat digugat lagi secara legal bagiku berarti ia tidak hanya mempercayai cucunya merencanakan upaya untuk mengakhiri hidupnya, tapi juga pada akhirnya merasa yakin bahwa Ah In-lah yang bertanggung jawab atas kematian Min Young.
Sekarang kembali pada liontin itu.
Liontin itu sudah memiliki grafiran inisial 'M' dan 'A' sebelum Ah In mengenal Min Young.
Fakta itu begitu mengejutkan, begitu di luar perhitunganku selama ini, sehingga untuk beberapa saat setelah meninggalkan Yoochun, Aku harus membiarkannya meresap dulu di dalam pikiranku untuk dapat mencernanya.
Suasana di pagi yang suram itu berlanjut menjadi sore yang tidak kalah suramnya. Mobilku berada di ujung pelataran parkir rumah sakit yang diperuntukkan bagi pengunjung, dan aku berjalan dengan cepat ke sana. Kerah mantelku dinaikkan ke atas sebagai pelindung terhadap angin yang dingin dan lembap.
Aku meluncur keluar meninggalkan kawasan rumah sakit, dan menyadari aku mulai pusing karena saat ini sudah pukul setengah dua, sedangkan terakhir kali aku makan pukul tujuh lewat lima belas tadi pagi.
Sambil menyetir, aku mulai mencari kedai kopi atau restoran, dan melewati beberapa yang kelihatannya lumayan. Alasanku terus melewatinya menjadi jelas saat aku juga tidak berhenti di sebuah tempat makan siang yang sedang populer. Rupanya berada di tempat di Oldham membuatku merasa sangat tidak berdaya sekarang.
Aku kembali ke tempat penginapanku, merasa lega begitu sampai, dan antusias untuk segera berangkat ke pusat kota Manhattan dan menghilang di antara kesibukannya. Mrs. Kang yang duduk di belakang meja resepsionis menyerahkan amplop padaku. Aku tahu isinya berita duka cita mengenai ibuku, yang ditinggalkan Jessica untukku.
Aku membawanya ke atas, memesan makanan untuk diantar ke kamar, kemudian duduk di kursi yang menghadap ke arah Hudson. Panorama yang pasti akan disukai ibuku, dengan hamparan tebingnya yang tersaput kabut, perairannya yang keabuan dan terus bergolak-golak.
Amplop itu tertutup. Aku merobeknya.
Jessica telah menggunting berita itu dari harian the Westchester News. Bunyinya:
Kim: Yo Won (dahulu Lee) di Los Angeles, Ca., dalam usia 51 tahun. Mantan istri terkasih dari Kim Nam Gil dan ibu tercinta dari So Eun dan almarhum Min Young. Dia selalu aktif di gereja dan lingkungannya, dan telah menciptakan suasana indah dan bahagia untuk keluarganya. Dia akan selalu dirindukan, selalu dicintai, selalu dikenang.
Jadi, bukan hanya Mom yang masih selalu ingat akan tahun-tahun menyenangkan itu, batinku. Aku pernah mengirim surat pendek pada ayahku untuk memberitahu soal kematiannya, dan untuk menanyakan padanya apakah abunya boleh dimasukkan ke makam Min Young.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Little Girl ✔
RomanceKetika Kim So Eun berusia delapan tahun, kakaknya, Min Young, tewas dibunuh di dekat rumah mereka di Oldham-on-the-Hudson. Ada tiga tersangka: Yoo Ah In, pemuda tampan dari keluarga kaya setempat, yang diam-diam menjalin hubungan dengan Min Young; P...