Bab 6

337 44 2
                                    

Dua Puluh Satu Tahun Kemudian

-
-
-

Kakakku, Min Young, dibunuh hampir dua puluh satu tahun yang lalu, namun rasanya seperti baru kemarin terjadi.

Yoo Ah In ditangkap dua hari setelah upacara pemakaman Min Young, dan dituntut dengan tuduhan pembunuhan tingkat satu. Nyaris hanya berdasarkan informasi yang kuberikan pada mereka, pihak kepolisian mendapatkan surat perintah untuk menggeledah rumah kediaman keluarga Yoo dan mobil Ah In. Mereka menemukan pakaian yang dikenakannya pada malam ia mencabut nyawa Min Young, dan walaupun ia telah menggunakan pemutih sebanyak-banyaknya, laboratorium kepolisian toh berhasil mengidentifikasi bekas-bekas darah. Tuas dongkrak yang dijadikan alat membunuh ditemukan di dalam bagasi mobilnya. Ia juga sudah sempat mencuci itu, namun helai rambut Min Young ternyata masih menempel padanya.

Ah In membela diri dengan menyatakan ia pergi menonton pada malam Min Young dibunuh. Tempat parkir gedung bioskop ternyata penuh waktu itu, sehingga ia meninggalkan mobilnya di bengkel di sebelahnya. Ia menyatakan pompa bensin sudah tutup ketika itu, namun ia menemukan Park Yoochun sedang bekerja di bengkel sebelahnya. Menurutnya ia masuk untuk menemui Yoochun, mengatakan pada Yoochun bahwa ia meninggalkan mobilnya disitu, dan akan mengambilnya nanti, sekembalinya dari menonton.

Ia menyatakan bahwa sementara ia menonton, Park Yoochun rupanya memakai mobilnya untuk pergi ke tempat persembunyian itu, membunuh Min Young, dan setelah itu membawa kembali mobilnya ke bengkel. Menurut Ah In, ia sudah meninggalkan mobil itu sedikitnya enam kali untuk memperbaiki bagian-bagiannya yang ringsek, dan bahwa pada salah satu kesempatan itu Yoochun bisa saja membuat kunci ekstra.

Ia mencoba menjelaskan bekas darah pada pakaiannya dan sela-sela alas sepatu karetnya, dengan menyatakan bahwa Min Young sempat merengek padanya untuk menemuinya di tempat persembunyian itu. Ia menyatakan Min Young sering mengganggu dirinya dengan telepon-telepon, dan bahwa Min Young memang meneleponnya pada jam makan di malam Min Young meninggal. Min Young sempat mengatakan padanya akan ke pesta dansa dengan Yoochun, dan bahwa ia tidak ingin Ah In marah padanya.

"Aku tidak peduli dengan siapa ia pergi," kilah Ah In saat memberikan kesaksiannya dalam sidang. "Dia cuma salah satu cewek di kota ini yang naksir aku. Dia selalu membuntuti aku kemana-mana. Kalau kebetulan aku ada di kota, tahu-tahu dia muncul. Kalau aku sedang main boling, tahu-tahu dia bermain di lajur sebelahku. Aku pernah memergoki dia dan teman-temannya nongkrong di garasi nenekku, asyik merokok. Supaya kelihatan baik, aku bilang padanya tidak apa-apa. Dia selalu merengek padaku untuk diajak jalan-jalan dengan mobilku. Dia terus-terusan meneleponku."

Ia punya alasan untuk pergi ke garasi yang dijadikan tempat persembunyian itu malam itu. "Aku keluar dari bioskop," kilahnya, "dan baru akan pulang ke rumah. Kemudian aku agak mengkhawatirkan dia. Biarpun aku sudah bilang padanya tidak akan menemuinya, dia toh bilang akan tetap menungguku sampai kapan pun. Kupikir ada baiknya aku mampir sebentar, untuk memastikan dia pulang sebelum ayahnya marah-marah. Lampu di garasi itu mati. Sambil jalan meraba-raba, aku menuju bagian belakang mobil pickup itu. Disitu Min Young dan teman-temannya biasa duduk, di atas selimut-selimut, untuk merokok. Aku merasa menginjak selimut. Samar-samar aku melihat ada seseorang sedang berbaring disitu, dan kupikir Min Young jatuh tertidur saat menungguku. Kemudian aku jongkok, dan merasakan ada darah di wajahnya. Aku lari."

Ia ditanya kenapa ia lari. "Karena aku takut dituduh akulah yang melakukannya."
"Apa menurutmu yang terjadi padanya?"
"Aku tidak tahu. Aku takut. Tapi begitu menemukan gagang dongkrak di bagasi mobilku belepotan darah, aku yakin Yoochun-lah yang telah membunuhnya."

Daddy's Little Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang