Bab 33

34 15 0
                                    

Pada hari Jumat malam, aku merasa butuh seseorang dan aku menelepon Kim Bum.

"Telepon Anda dialihkan ke jasa penerima pesan..."

"Ini mantan kolegamu yang merasa punya cukup banyak perhatian untuk ingin tahu keadaanmu, peluang yang kumiliki dalam pekerjaan, serta kesehatanmu," ujarku. "Terima kasih kalau kau mau bereaksi."

Ia menelepon kembali setengah jam kemudian. "Kau pasti sedang sangat butuh seseorang untuk diajak bicara."

"Ya, karena itu aku ingat padamu."

"Trims."

"Boleh aku tahu dimana kau sekarang?"

"Di Atlanta. Mengemasi barang-barangku."

"Rupanya kau sudah mengambil keputusan."

"Ya. Pekerjaan yang ideal sekali. Basisnya di New York, tapi dengan peluang cukup sering untuk melakukan perjalanan. Memberikan laporan dari lokasi-lokasi paling panas di dunia."

"Koran apa?"

"Bukan koran. Aku menjadi bintang TV."

"Bukannya kau harus menghilangkan lima kilo dulu sebelum mereka mau memakaimu?"

"Aku tidak ingat kau bisa sekejam itu."

Aku tertawa. Berbicara dengan Kim Bum bisa membuat perasaan lega, sedikit realita dalam kehidupanku yang semakin terasa tidak jelas. "Kau bercanda, atau kau memang benar-benar mendapat pekerjaan di TV?"

"Ini serius. Aku akan bekerja untuk Packard Cable."

"Packard. Hebat sekali."

"Di jaringannya yang lebih baru, tapi berpeluang berkembang dengan cepat. Tadinya aku akan mengambil yang L.A. meskipun itu bukan persis yang kuinginkan, tapi kemudian mereka menghubungiku."

"Kapan kau mulai?"

"Hari Rabu. Aku sedang proses mengalih-sewa apartemenku dan mengumpulkan barang-barangku untuk dimuat ke mobil. Aku akan berangkat hari Minggu sore. Makan malam hari Selasa?"

"Oke. Menyenangkan mendengar suaramu yang merdu itu..."

"Jangan tutup dulu, So Eun. Aku mengikuti situsmu."

"Lumayan bagus, kan?"

"Kalau orang ini seperti yang pernah kau katakan, kau sedang main api."

Memang, batinku. "Kau harus janji tidak akan menyuruhku hati-hati."

"Janji. Kita ngobrol lagi hari Senin sore."

¤¤¤♡♡☆♡♡¤¤¤

Aku kembali ke komputerku. Sudah hampir pukul delapan, dan selama itu aku masih harus bekerja. Aku sudah memesan makanan untuk diantar ke kamar, dan sambil menunggu aku sedikit melemaskan otot-ototku, sementara pikiranku terus berjalan.

Berbicara dengan Kim Bum setidaknya telah memperluas pandanganku yang tadinya begitu sempit. Selama beberapa minggu terakhir ini, aku berada di dunia yang tokoh utamanya adalah Yoo Ah In. Kini, untuk sesaat, aku bisa melihat melewati tenggang waktu itu, melewati sidang ulangnya, melewati kemampuanku membuktikan pada dunia seberapa dalam sudah mendarah daging pembawaannya yang menyukai kekerasan itu.

Daddy's Little Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang