Bab 42

45 14 0
                                    

Aku banyak bermimpi malam itu. Mimpi yang sangat meresahkan. Min Young menyelinap di antara pepohonan. Aku berusaha memanggilnya untuk kembali, tapi dia tidak mendengar, dan aku mengawasinya dengan cemas saat ia berlari melewati rumah Mrs. Yoo tua dan masuk ke dalam garasi itu. Aku mencoba meneriakkan sesuatu untuk mengingatkannya, tapi kemudian Yoo Ah In muncul dan menghalauku dari sana.

Aku terbangun oleh sayup-sayup suaraku sendiri yang mencoba meminta tolong. Matahari baru mulai keluar, dan aku bisa melihat suasana hari itu akan suram, dan dingin, sebagaimana layaknya di awal bulan November.

Sejak masih kecil aku sudah merasakan dua minggu pertama di bulan November tidak enak, namun setelah pertengahan bulan, suasana perayaan menghadapi Hari Thanksgiving, akan mulai terasa. Kemudian, setelah Min Young meninggal, suasana suram itu akan selamanya terkait dengan kenangan pada hari-hari terakhir yang pernah kami lewatkan bersama-sama itu. Hari peringatan meninggalnya tinggal beberapa hari lagi dari sekarang.

Semua itulah yang ada dalam kepalaku saat aku berbaring di tempat tidur. Aku berandai masih bisa tidur lagi selama satu-dua jam. Tidak sulit bagiku menganalisis arti mimpi itu. Hari peringatan kematian Min Young yang semakin dekat, serta fakta aku menyadari sepenuhnya bahwa Yoo Ah In akan mencak-mencak begitu membaca informasi terbaru di situsku rupanya terus mengganggu pikiranku.

Aku tahu aku harus betul-betul berhati-hati.

Pukul tujuh aku memesan sarapan untuk diantar ke kamar; setelah itu aku mulai mengerjakan bukuku. Pukul sembilan aku mandi, berpakaian, dan menelepon Mrs. Choi.

Aku benar-benar berharap ia meneleponku tadi malam, untuk mengatakan bahwa ia ingat mengapa nama "Cha" itu terdengar tidak asing baginya. Namun bahkan saat mengajukan pertanyaan itu padanya, aku menyadari kemungkinannya kecil sekali apa yang akan terlintas dalam pikirannya akan ada hubungannya dengan bualan Yoo Ah In yang ekstrim itu.

"So Eun, satu-satunya yang terus ada di dalam kepalaku adalah nama itu," ujarnya sambil menghela napas. "Aku meneleponmu tadi malam untuk memberitahu aku sudah menelepon temanku yang masih berhubungan dengan Cha Haekyon. Aku pernah bilang padamu siapa dia. Cha Haekyon adalah laki-laki yang diputus kontrak kerjanya, kemudian sempat ribut dengan ayah Yoo Ah In. Temanku bilang dia ada di Florida, merasa betah di sana, tapi toh masih pahit tentang cara dia diperlakukan. Dia membaca situsmu dan menyukainya. Dia bilang kalau kau toh sudah mulai dengan situs itu, sebaiknya kau juga ungkapkan pada dunia, tipe seperti apa ayah Ah In, dan dia bersedia berbincang-bincang denganmu."

Menarik, batinku, tapi bukan informasi yang kubutuhkan pada saat ini.

"So Eun, satu hal aku yakin, apa pun yang kudengar atau kubaca tentang 'Cha' adalah belum lama ini. Dan kalaupun ini membantu, itu sempat membuatku sedih."

"Sedih?"

"So Eun, aku tahu bicaraku tidak masuk akal, tapi aku masih berusaha mengingat-ingatnya. Aku akan meneleponmu begitu aku tahu."

Mrs. Choi telah menghubungi aku melalui telepon di tempat penginapanku. Aku tidak ingin mengingatkan padanya aku akan pindah, atau menjelaskan soal Kim Bum dan apartemennya di New York. "Anda punya nomor ponselku, kan Mrs. Choi?"

"Ya, kau sudah memberikannya padaku."

"Aku akan banyak pergi. Apa Anda bisa meneleponku di nomor itu begitu Anda ingat tentang Cha?"

"Tentu saja."

¤¤¤♡♡☆♡♡¤¤¤

Cho Jin Woong adalah yang berikut dalam daftar yang harus kuhubungi. Aku merasa nada suaranya terkesan prihatin, dan ternyata aku benar.

Daddy's Little Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang