E02 - Serigala berbulu domba

1.3K 88 8
                                        


"JUNGKOOK!!!"

Teriakan itu memecah keheningan sesaat di halaman kampus, membuat semua mata tertuju pada seorang wanita yang menghampiri dengan langkah cepat dan mata penuh amarah. Eunha, kekasih Jungkook, langsung mendorong Jimin ke samping. Tubuh Jimin terhempas ke tanah dengan keras, lututnya mendarat pertama dan meninggalkan rasa nyeri yang menjalar.

"Aw! Apa-apaan sih lo?!" Jimin bangkit dengan gerakan cepat, wajahnya memerah menahan amarah. Tanpa ragu, ia membalas dengan dorongan keras yang membuat Eunha terhuyung ke belakang. Suara gasps terdengar dari kerumunan yang kini berkumpul.

"Cewek gila!" Teriak Jimin. Mereka saling tarik dan jambak, tangan Jimin dengan cekatan menahan gerakan liar Eunha, sementara wanita itu mengerahkan segala tenaganya dalam serangan yang semakin kacau. Riuh suara sorakan penonton terdengar, sebagian mendukung Jimin, sementara lainnya hanya terpesona oleh drama yang mendadak terjadi.

"Astaga! Ada yang berantem di sana!" Suara salah satu mahasiswa membuat kerumunan semakin ramai, wajah-wajah penuh rasa ingin tahu memadati halaman kampus, mengelilingi mereka dalam lingkaran. Beberapa mahasiswa yang tadinya sibuk dengan aktivitas masing-masing juga menghentikan langkah.

Seulgi tiba dengan napas tersengal, matanya menatap pemandangan kacau itu dengan ekspresi penuh keterkejutan. "Apa yang terjadi di sini?!" tanyanya lantang, pandangannya terpaku pada Jimin dan Eunha yang masih saling berusaha saling mengalahkan.

"Cewek gila itu tiba-tiba aja ngedorong Jimin!" seru seseorang dari kerumunan dengan nada sinis.

Meskipun banyak yang melihat betapa jelas Jimin mendekati Jungkook sebelumnya, mereka memilih berpihak padanya. Siapa yang tidak kenal Jimin? Senyumannya yang manis dan kepribadiannya yang memesona membuatnya disukai banyak orang, sementara Eunha hanya menjadi wajah baru yang datang dengan aura panas.

"Stop! Kalian ngapain, sih?! Eunha!!" Suara berat Jungkook menggema, memaksa kerumunan untuk sedikit mundur saat ia menyusup ke antara kedua orang itu. Dengan sekali gerakan, ia menarik Eunha ke belakang, memisahkan keduanya.

"Jalang itu yang kenapa!" Eunha berteriak, wajahnya memerah oleh marah dan malu. "Kenapa kamu deket-deket sama dia?! Dia pegang-pegang kamu dan kamu biarin aja?!"

Jungkook memandang Eunha dengan mata membara, otot rahangnya menegang. "Dia cuma temen aku, dan dia cowok! Lo nggak perlu bereaksi seberlebihan ini. Lo ga malu, apa?!"

"Kamu bentak aku?" suara Eunha berubah parau.

"Iya! Karena lo udah bertingkah kekanakan!" bentak Jungkook lagi, suaranya tak hanya berisi amarah, tapi juga rasa lelah yang memancar jelas.

Sementara itu, Jimin berdiri dengan bibir melengkung, menahan rasa sakit di lututnya yang kini berdarah. Namun, ia tak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum melihat situasi yang terjadi. Dengan suara sedikit serak, ia berbicara lantang, memastikan semua orang bisa mendengarnya, "Masalah lo apa sih? Kita cuma ngobrol, lo dateng-dateng dorong gue gitu aja! Liat nih, lutut gue berdarah."

Tatapan iba mulai muncul di wajah beberapa penonton, sementara suara gumaman simpati mengalir di antara kerumunan.

"Jim, lo gapapa?" Jungkook segera berbalik, kekhawatiran terpancar dari matanya. Ia berjongkok, tangannya dengan lembut membantu membersihkan debu dan kotoran di celana Jimin, tak memedulikan pandangan orang di sekitar.

"Pukul aja Jim, kita dukung!" teriak seseorang di belakang, diikuti gelak tawa dan sorakan setuju dari beberapa mahasiswa lain.

"Dia itu ngegoda pacar gue!" seru Eunha putus asa, tangannya terangkat menunjuk Jimin dengan penuh tuduhan, tapi suaranya terdengar lebih lemah, diselimuti ketidakpastian.

The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang