Warning : cerita ini banyak mengandung kata-kata kasar.
Pagi itu, sinar matahari menembus jendela kamar Jimin, menyilaukan wajahnya yang masih terpejam. Dengan kelopak mata berat, ia menguap panjang, membiarkan suara kantuknya terdengar memenuhi kamar. Saat ia membuka matanya, pandangannya langsung tertuju pada jam dinding. Jarum pendek telah melewati angka delapan lebih tiga puluh menit.
"Hoamm..." gumamnya, namun senyuman seketika lenyap dari wajahnya ketika ia sadar betapa terlambat dirinya. "Shit, gue telat! Hari ini gue kan jadi pembimbing ospek anak-anak baru!" Umpatannya mengalir tanpa sadar. Sedetik kemudian, tubuhnya melesat keluar dari selimut, mengabaikan dinginnya lantai yang menyentuh telapak kakinya.
Jimin menyeret langkah tergesa menuju kamar mandi, suara pintu kayu berteriak saat dibanting. Air dari pancuran segera menyentuh kulitnya, membuat rasa kantuk yang masih menyelimuti tubuhnya lenyap seketika.
"Kenapa gue bisa lupa pasang alarm sih?" gerutunya sambil menyeka rambut basahnya dengan handuk. Pakaian yang sudah ia persiapkan sejak malam sebelumnya menggantung rapi di pintu lemari, menunggu dikenakan. Dengan cekatan, Jimin mengenakan almamater biru dongker yang membuat siluet tubuhnya tampak elegan. Ia lalu meraih make up tipis dan lip balm yang selalu membuat wajahnya tampak segar di depan orang banyak.
Setelah selesai bersiap, ia berlari turun ke ruang makan. Aroma sarapan yang menguar dari dapur sempat menggoda perutnya yang kosong, tapi ia tidak bisa berhenti sejenak pun.
"Mah, aku berangkat dulu ya? Udah telat nih," serunya sambil menyambar tas yang tergeletak di kursi.
Ibunya muncul dari dapur, wajahnya lembut penuh perhatian. "Gak sarapan dulu? Kamu butuh energi untuk seharian ini, lho."
Jimin menggeleng cepat, senyum tipis menghiasi bibirnya. "Aku telat banget, Mah. Nanti sarapan di kantin kampus aja."
"Jangan lupa bawa obat kamu!" seru sang ibu, nada suaranya berubah sedikit khawatir sambil menyodorkan kotak kecil berisi pil.
Dengan gerakan cepat, Jimin mengambilnya dan memasukkan ke dalam tas tanpa melihat. "Iya, iya... padahal obatnya nggak pernah gue butuhin," bisiknya pelan sambil melangkah ke pintu.
"Yaudah, kamu hati-hati ya."
Jimin berhenti sejenak di depan pintu, memberikan ciuman singkat di pipi ibunya sebelum berlari keluar mansion besar itu.
~🌸~
Jimin melompat masuk ke dalam BMW hitamnya, suaranya menderu saat ia memacu mobil itu di sepanjang jalan menuju kampus HYBE. HYBE University adalah salah satu kampus paling bergengsi di Korea, dikenal dengan standar pendidikan yang tinggi dan reputasi luar biasa. Kampus ini bukan tempat yang bisa diakses sembarang orang; biaya pendidikannya sangat mahal, menjadikannya pilihan bagi mereka dari kalangan konglomerat dan keluarga-keluarga kaya. Setiap sudut kampus mencerminkan kemewahan dan juga memberikan fasilitas terbaik untuk para mahasiswa.
Setibanya di kampus, pemandangan di halaman depan sudah penuh sesak oleh para mahasiswa baru yang berdiri dengan wajah cemas dan lelah. Seulgi, sahabat sekaligus seniornya, tengah mengawasi mereka dengan tatapan tajam. Seruan nyaringnya menggema, memotong suara bisik-bisik yang mulai menyebar di antara barisan.
"Kalian ini pertama masuk udah terlambat! Gak disiplin banget!" Seulgi memaki tanpa ampun, suaranya dingin dan penuh wibawa. Rambut hitam panjangnya berkibar ketika ia berbalik dengan gerakan tegas, melayangkan pandangan mengintimidasi ke setiap wajah yang menunduk di hadapannya.
Jimin baru saja hendak menghampiri Seulgi ketika tiba-tiba sebuah tangan menariknya ke samping, hampir membuatnya jatuh ke rerumputan.
"AHH!!" Jimin memekik kecil, tangannya segera terangkat untuk menepis penyerang tak terduganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)
FanfictionPark Jimin, dikenal sebagai "The Queen Bee" di HYBE University, adalah sosok yang diidamkan banyak pria, terutama karena pesona dan daya tariknya yang sempurna. Namun, di balik wajah manisnya, Jimin adalah tokoh antagonis yang licik dan kejam. Apa p...