"JUNGKOOK!!!"
Suara Jimin pecah di udara, menggema di antara teriakan orang-orang yang terkejut. Dadanya terasa sesak seolah-olah udara di sekitarnya menghilang. Matanya membelalak dan terus terpaku pada mobil yang kini teronggok di pinggir jalan. Api kecil mulai menjilat kap mesinnya.
"Ga mungkin... kan?" bisiknya pelan, lebih kepada dirinya sendiri daripada siapa pun. Pandangannya mulai kabur dan pikiran-pikiran buruk mulai menguasai dirinya.
Kerumunan yang sebelumnya ramai mendadak hening. Orang-orang berbisik, beberapa bahkan melangkah mundur, takut akan apa yang mungkin mereka lihat berikutnya.
Namun, di tengah keheningan itu, suara deru motor kembali terdengar, pelan tapi pasti. Dari balik mobil Yoongi yang berasap, Jungkook muncul dengan motornya. Helmnya sedikit tergores, tetapi tubuhnya tegak sempurna. Ia melaju dengan kecepatan tinggi, melewati garis finis dengan gaya yang nyaris epik. Kerumunan kembali bersorak, kali ini lebih keras dari sebelumnya.
Seorang gadis di garis finis mengibarkan bendera tanda balapan selesai, sementara Jungkook menurunkan kecepatan dan akhirnya berhenti. Ia melepas helmnya, mengibaskan rambutnya yang basah oleh keringat, lalu memandang ke arah Jimin. Mata mereka bertemu, dan seulas senyum kecil muncul di bibir Jungkook, "Aku janji bakal menang, kan?"
Jimin berlari tanpa berpikir, tubuhnya bergerak lebih cepat daripada akalnya. Begitu sampai, ia langsung memeluk Jungkook erat, memaksa dirinya untuk merasakan detak jantung lelaki itu, memastikan Jungkook benar-benar hidup di depan matanya.
"Kamu gapapa?!" Jimin memekik, suaranya penuh kekhawatiran yang tidak bisa ia sembunyikan. Perlahan, air mata mulai memenuhi penglihatannya, membuat dunia di sekitarnya terlihat kabur.
Jungkook hanya mengangkat alis karena merasa bingung dengan respon berlebihan Jimin. "Aku gapapa, Jimin. Itu cuma kecelakaan kecil."
"Kecil?!" Jimin mendorong Jungkook dengan kedua tangannya. Namun tetap saja, ia tidak bisa menghilangkan gemetar di suaranya. "Aku hampir mati ketakutan, tau?! Hiks... dasar bodoh!" katanya sambil memukul dada Jungkook cukup keras.
Jungkook tersenyum kecil, ia menggenggam tangan Jimin yang bertengger di dadanya. "Aku bilang aku baik-baik aja. Kenapa kamu nangis gini, Hm?"
Jimin tidak menjawab. Tubuhnya masih gemetar, dadanya terasa sesak. Dia tidak pernah merasa takut seperti ini sebelumnya. Dia yang selama ini hidup tanpa peduli pada hidup dan mati orang lain, tiba-tiba dihantam oleh perasaan yang tak pernah ia duga. Dan saat itu juga, Jimin sadar. Perasaan takut yang mencengkeramnya ini... bukanlah hal biasa.
Namun tiba-tiba, suara sirine memecah malam, melesak ke dalam telinga Jimin dan Jungkook, membuyarkan sejenak suasana haru di antara mereka. Dalam hitungan detik, beberapa mobil polisi dan sebuah ambulan muncul dan mengepung lokasi balapan. Lampu biru merah berkedip terang, menambah ketegangan yang membuat buyar semua orang di sana.
Jimin menatap pemandangan itu dengan santai, sepertinya mereka datang lebih cepat dari dugaannya ya?
'Yoongi pasti mampus malam ini,' pikirnya sambil melirik mobil yang terjebak di trotoar, di mana tumpukan narkoba tersembunyi di kursi belakang.
Namun, Jungkook tidak setenang itu. Ia panik, gerakannya cepat dan tegas. Ia meraih lengan Jimin tanpa peringatan. "Cepat, naik!" serunya sambil menarik Jimin ke atas motor.
Jimin yang terkejut tidak sempat menolak, dan sebelum ia menyadarinya, motor Jungkook sudah melesat meninggalkan kerumunan. Suara sirine masih terdengar samar di kejauhan saat motor Jungkook melaju menjauh. Angin malam yang dingin memukul wajah Jimin, menyusup ke sela-sela jaketnya. Genggamannya di pinggang Jungkook semakin erat. Motor itu melaju kencang, nyaris menyentuh kecepatan 150 km/jam membelah jalanan kota yang sepi dengan suara mesin yang bergemuruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)
FanficPark Jimin, dikenal sebagai "The Queen Bee" di HYBE University, adalah sosok yang diidamkan banyak pria, terutama karena pesona dan daya tariknya yang sempurna. Namun, di balik wajah manisnya, Jimin adalah tokoh antagonis yang licik dan kejam. Apa p...
