E39 - Pelecehan

143 15 2
                                    

Tak mampu menahan diri lagi, Eunwoo mengulurkan tangannya, menggenggam dagu Jimin tanpa ragu dan mencium bibirnya.

Jimin tidak menunjukkan keterkejutan sedikit pun saat Eunwoo menciumnya. Tentu saja, ia sudah memperhitungkan semua ini-obat perangsang yang ia campurkan ke dalam minuman Eunwoo bekerja persis seperti yang diinginkannya.

Namun, ia tetap memasang ekspresi gugup, pura-pura terkejut dengan tindakan Eunwoo. Dengan cepat, Jimin berdiri dan mundur selangkah. "E-Eunwoo, lo kenapa?" tanyanya dengan suara gemetar, sementara tangannya mengusap bibirnya yang kini berantakan oleh lipstik.

Eunwoo, yang sudah kehilangan kendali, tak peduli pada respons Jimin. Dengan satu dorongan, ia mengurung tubuh Jimin di antara pintu bilik toilet dan tubuhnya. Bibirnya kembali menelusuri leher Jimin, meninggalkan tanda-tanda merah samar di kulitnya. Tangan Eunwoo semakin berani, melingkari pinggang Jimin dan menyelinap di balik bajunya.

Jimin hanya menghela napas, ekspresinya datar. Tiba-tiba ponsel di sakunya bergetar, memberitahukan sebuah pesan masuk.

"Jungkook udah nyampe," begitulah pesan Seulgi di ponselnya.

Senyum tipis terukir di wajah Jimin. Ia melihat ke bawah, ke tangan Eunwoo yang semakin liar, sebelum melepas jaketnya sendiri. Dengan sengaja, ia merobek sedikit kerah kaos putih yang dikenakannya. Tapi tepat saat Eunwoo semakin terhanyut, Jimin mendorong tubuhnya dengan kasar.

"Lepasin gue! Dasar bajingan!" teriaknya penuh emosi, membuat suaranya menggema di bilik sempit itu.

Dengan air mata yang mulai mengalir, Jimin segera berlari keluar dari bilik kamar mandi, meninggalkan Eunwoo yang terkejut dan kebingungan. Eunwoo mengejarnya dengan langkah tertatih.

Namun, ketika Jimin keluar dari kamar mandi, ia bertabrakan dengan tubuh kokoh Jungkook.

Jungkook menatapnya dengan wajah terkejut. Refleks, tangannya memegang tubuh Jimin yang terlihat rapuh. Matanya memindai cepat-rambut Jimin yang kusut, lipstik yang luntur, kaos robek, dan tanda merah di lehernya.

"Jungkook..." Jimin tersedu, air mata mengalir deras di pipinya. "Hiks..."

"Jimin, kamu kenapa..." suara Jungkook penuh kecemasan.

Namun sebelum ia sempat mendapatkan jawaban, Eunwoo muncul di belakang mereka. Bekas lipstik masih menempel di bibirnya, rambutnya kacau, dan tubuhnya tampak sempoyongan. Jungkook hanya butuh beberapa detik untuk menyadari apa yang telah terjadi.

Wajahnya berubah gelap, rahangnya mengeras, dan matanya menyalang marah. Jungkook menepikan Jimin ke samping. Tubuhnya melangkah tegas ke arah Eunwoo dengan tangan kanannya sudah mengepal kuat.

Buk!

Tinju Jungkook menghantam wajah Eunwoo dengan keras, membuat pria itu tersungkur ke lantai. Eunwoo mencoba bangkit, tapi Jungkook tak memberinya kesempatan. Ia terus menghantam wajah Eunwoo, pukulan demi pukulan tanpa ampun.

Kerumunan mulai terbentuk di sekitar mereka. Bisik-bisik memenuhi udara, namun Jungkook tak peduli. Tangannya terus bergerak dengan tak terkendali.

Di tengah hiruk-pikuk itu, Jimin berdiri mematung. Tangan mungilnya menutupi mulutnya seolah terkejut. Namun, di balik semua itu, senyum lebar terselip. Ia berusaha keras menahan tawa yang hampir meledak.

Tak lama kemudian, suara langkah terburu-buru terdengar. Yugyeom dan Mingyu datang dengan ekspresi panik.

"Jungkook! Lo ngapain?!" seru Mingyu sambil berusaha menarik tubuh Jungkook dari atas Eunwoo. Namun Jungkook berhasil melepaskan diri dan melayangkan satu pukulan ke wajah Mingyu.

The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang