Hening beberapa detik sebelum Yugyeom melanjutkan, suaranya terdengar ragu. "Mantan lo... Eunha... dia mati."
Jungkook memiringkan kepala, mengira itu hanya lelucon buruk. "Kalo lo lagi becanda, ini sama sekali ga lucu."
Tapi Yugyeom langsung membalas cepat, meski wajahnya tidak terlihat di seberang telepon, ia menggeleng panik. "Eunha bunuh diri. Gue dapet kabarnya dari Yerin."
"L-lo serius?" Tanya Jungkook tak percaya.
"Iya!"
Sekejap, tubuh Jungkook kaku. Pandangannya kosong, dan tangannya yang menggenggam ponsel mulai gemetar. Jimin, yang melihat perubahan itu, alisnya mengerut khawatir. "Kamu kenapa, sayang?" tanyanya lembut.
Namun, Jungkook tidak menjawab. Ia hanya menyimpan ponselnya, lalu berbalik menuju parkiran dengan langkah tergesa. Tanpa berpikir panjang, Jimin mengikutinya dari belakang.
Mereka memasuki mobil, suasana di dalamnya terasa tegang. "Sayang, sebenernya ada apa?" Jimin bertanya lagi.
Jungkook menelan ludah sebelum akhirnya menjawab, matanya fokus pada jalan di depan. "Eunha... dia bunuh diri."
"Hah?!" Jimin tersentak, tangannya menutup mulutnya seolah tak percaya.
'Apa alasannya? Ini bukan karena aku, kan?' Pikiran Jimin mulai berputar liar, kekhawatiran menghantui benaknya. Ia sama sekali tidak peduli pada apa yang terjadi pada gadis itu. Baginya, yang terpenting adalah dirinya tidak terseret dalam masalah ini.
Mengambil napas dalam, Jimin memecah keheningan. "Apa kamu tahu alasan kenapa dia bunuh diri?" tanyanya hati-hati.
Namun, Jungkook tak langsung menjawab. Matanya tetap terpaku pada jalan, tapi caranya menggenggam setir kini terlihat gemetar, menandakan kegelisahannya. "Aku nggak tahu... Aku bahkan nggak pernah ngomong sama dia lagi belakangan ini," gumamnya dengan suara serak.
Suasana di dalam mobil berubah menjadi sunyi, begitu berat hingga terasa menyesakkan. Hanya suara deru mesin dan gesekan roda di aspal yang terdengar. Jungkook mengebut, tangannya mencengkeram erat kemudi, sementara Jimin hanya menatap ke luar jendela, tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Sesampainya di apartemen Eunha, suasana semakin kacau. Lampu sirine biru merah berkedip-kedip, dan garis polisi membentang di depan pintu apartemen. Petugas berseragam mengatur kerumunan. Beberapa tetangga terlihat berbisik, wajah mereka dipenuhi rasa ingin tahu.
Jungkook mencoba masuk, tapi langkahnya langsung dihentikan oleh seorang petugas. "Maaf, Pak, lokasi ini sedang disterilkan. Kami tidak mengizinkan siapa pun masuk."
"Eunha... dia ada di dalam?" Jungkook bertanya panik.
"Mayat korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk autopsi," jawab petugas dengan tegas. Tubuh Jungkook seketika terasa kehilangan kekuatan, lututnya hampir goyah. Sementara Jimin hanya bisa berdiri di sampingnya, mencoba memahami semua yang terjadi.
.
.
.Jungkook dan Jimin segera melaju menuju rumah sakit, mengikuti alamat yang Yerin kirimkan melalui telepon.
"Jungkook, apa sebaiknya kita nggak ke sana? Aku khawatir sama keadaan kamu," ucap Jimin dengan nada khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)
FanfictionPark Jimin, dikenal sebagai "The Queen Bee" di HYBE University, adalah sosok yang diidamkan banyak pria, terutama karena pesona dan daya tariknya yang sempurna. Namun, di balik wajah manisnya, Jimin adalah tokoh antagonis yang licik dan kejam. Apa p...