E17 - Kencan kedua

234 19 1
                                    

Jungkook tiba di depan rumah Jimin tepat saat matahari mulai naik sedikit lebih tinggi di langit pagi. Mobilnya, sebuah mercedes hitam yang bersih, berhenti dengan lembut di depan pintu masuk mansion itu. Ia mengenakan kaus putih polos, dipadukan dengan outer hitam sederhana dan celana selutut yang senada. Penampilannya terlihat santai, tapi tetap memancarkan pesona yang sulit diabaikan. Jari-jarinya mengetuk setir dengan ritme pelan, tak sabaran menunggu Jimin keluar.

Tidak lama kemudian, pintu depan rumah terbuka, memperlihatkan Jimin yang melangkah keluar dengan santai. Ia mengenakan sweater biru oversized yang melorot sedikit di bahunya, memamerkan kulitnya yang pucat. Celana pendek putih yang dipadukannya memberi kesan kasual, sementara tas selempang dan sandal sederhana melengkapi penampilannya yang santai. Senyumnya merekah saat ia berjalan menuju mobil, membuka pintu penumpang, dan langsung duduk di kursi depan.

Jungkook meliriknya sekilas, senyum kecilnya terpatri. "Udah siap buat perjalanan panjang?" tanyanya, suaranya terdengar hangat.

Jimin memasang sabuk pengamannya, matanya menatap Jungkook dengan percaya diri. "Aku udah ga sabar," jawabnya singkat.

Mobil melaju meninggalkan rumah Jimin, membawa mereka ke perjalanan tiga jam menuju pantai di barat. Suasana di dalam mobil terasa hangat. Lagu-lagu dari playlist yang dipilih Jungkook mengalun lembut, memenuhi ruang dengan melodi yang menenangkan. Mereka saling bertukar cerita, membicarakan hal-hal kecil yang membuat tawa mereka sesekali pecah. Jungkook terkadang melirik Jimin, menikmati ekspresi santainya yang penuh tawa.

Perjalanan panjang itu berlalu tanpa terasa. Ketika mereka tiba, langit di atas pantai sudah mulai berubah warna. Semburat jingga dan merah muda mewarnai cakrawala, menciptakan suasana magis yang membuat segala hal di sekitar mereka terasa lebih indah.

Pantai itu sepi, hanya ada suara deburan ombak yang menghantam lembut pasir putih. Jungkook memarkir mobilnya di tempat yang cukup strategis, membuka bagasi untuk mengambil handuk pantai besar yang dilipat rapi. Mereka berjalan bersama ke arah pantai, dengan Jimin menggenggam ujung handuk di satu sisi sementara Jungkook memegang sisi lainnya.

Setelah menemukan tempat yang nyaman, mereka menggelar handuk itu di atas pasir putih yang lembut. Jungkook melepaskan sandalnya lebih dulu, menancapkan kakinya ke pasir yang dingin dan lembut, sebelum melirik Jimin yang masih menatap ombak.

"Ayo jalan-jalan dulu," ajak Jungkook sambil mengulurkan tangannya ke arah Jimin, senyumnya lebar, penuh semangat. Jimin menatap tangan itu sejenak sebelum menyambutnya, dan mereka pun mulai berjalan menyusuri pantai dengan irama ombak sebagai latar suara yang mengiringi langkah mereka.

Mereka mulai berjalan perlahan, jejak-jejak kaki mereka tertinggal di pasir putih yang masih terasa hangat sisa sentuhan matahari. Angin sore berembus lembut, membawa aroma khas laut yang asin, menyatu dengan suara deburan ombak yang menenangkan. Jungkook berjalan di sisi Jimin, sesekali melirik ke arahnya dengan senyum kecil. Di depan mereka, hamparan laut yang tenang tampak menyatu dengan langit yang mulai berubah warna.

Jimin melangkah sedikit mendekat ke arah air, membiarkan gelombang kecil menyentuh kakinya. Air laut terasa dingin menyusup, memaksanya menarik napas sejenak. Namun, alih-alih menjauh, ia justru menunduk, menangkup air dengan kedua tangannya, dan dengan sengaja mencipratkan air itu ke arah Jungkook.

Semburan air itu tepat mengenai wajah Jungkook. Ia mundur selangkah, terkejut, sebelum pandangannya berubah menjadi tatapan jahil. "Oh, jadi kamu udah mulai berani, ya, Hyung?" ucapnya, senyum nakal menghiasi wajahnya.

Jimin hanya tertawa keras, melangkah mundur dengan gerakan cepat sambil mengangkat kedua tangannya seolah menantang. "Kamu berani bales?" ucapnya, nadanya sombong.

The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang