Jungkook tetap di tempat, hanya memandang Jimin yang kini terengah-engah, rambutnya berantakan dan wajahnya merah padam. "Gila..." gumam Jimin parau, mencoba menguasai dirinya. "Kamu lebih hebat dari yang aku kira..."
Jungkook bangkit perlahan, mengganti posisi mereka hingga kini Jimin terbaring di bawah tubuhnya. Kedua mata mereka saling bertemu, bertaut di bawah temaram cahaya lampu. Jungkook menunduk, bibirnya menyentuh leher Jimin dengan lembut. Kulit leher Jimin memerah oleh hisapan Jungkook, dan desahan pelan keluar dari bibir Jimin saat tubuhnya bereaksi tanpa sadar. Sensasi itu cukup untuk membuat penisnya kembali tegang.
Tanpa banyak kata, Jungkook membiarkan bibirnya bergerak turun, menyentuh dada Jimin. Ia berhenti di sekitar puting susu Jimin, menatapnya sesaat sebelum membuka mulut dan mulai mengemutnya. Lidahnya bergerak perlahan, menjilat lembut dan sesekali menggigit pelan, menciptakan sensasi yang membuat tubuh Jimin melengkung menahan nikmat.
"Shh... udah aku bilang kan buat diem aja," desis Jimin mulai kesal, mencoba mendorong tubuh Jungkook yang kini berada di atasnya. Namun, tenaga Jungkook terlalu kuat, dan bukannya menjauh, tangannya malah beralih mencengkeram leher Jimin.
Jimin menggertakkan giginya, merasa dominasi yang ia pegang mulai hilang. Ia memang terbiasa berada di atas, memegang kendali atas situasi. Dikuasai seperti ini bukanlah sesuatu yang ia sukai. Dengan napas yang berat, ia berdecak kesal dan memukul dada Jungkook dengan keras. "Aku bilang minggir!" bentaknya tajam.
Jungkook menjauhkan diri, ia terpaku oleh bentakan tiba-tiba itu. Mata besarnya memandang Jimin penuh kebingungan. Pria lembut yang beberapa saat lalu memeluknya dengan penuh kasih, kini tampak marah. Apa dia sudah melakukan sesuatu yang salah?
Namun, ekspresi Jimin segera melunak. Napasnya masih berat, tetapi nadanya berubah lebih lembut, seperti seseorang yang baru menyadari emosinya meledak tanpa alasan jelas. "Huft... maafin aku," gumamnya sambil memalingkan wajah. "Lagian kan aku udah nyuruh kamu minggir, tapi kamu yang ga mau denger." Cemberutnya terlihat jelas, namun tak bertahan lama.
Sebelum Jungkook sempat merespons, Jimin mendekat dan mencium bibirnya dengan cepat. Sentuhan itu singkat, namun cukup untuk meluluhkan kebingungan Jungkook yang kini hanya bisa diam dengan jantung berdegup kencang.
Jimin bangkit dari kasur, langkahnya ringan menuju tas kecil yang tergeletak di atas laci . Ia merogoh isi tas tersebut dan mengambil sebuah botol pelumas yang tersimpan di dalamnya. Jungkook hanya diam, matanya mengikuti setiap gerakan Jimin dengan rasa penasaran bercampur antisipasi.
Tanpa sepatah kata, Jungkook mulai membuka boxernya, membiarkan dirinya telanjang sepenuhnya di bawah pandangan Jimin. Napasnya tertahan saat melihat Jimin kembali ke kasur dan duduk dengan tenang di hadapannya.
Jimin terdiam sejenak, matanya melebar saat ia benar-benar melihat milik Jungkook untuk pertama kalinya. Ekspresi percaya dirinya perlahan pudar dan tergantikan oleh keterkejutan. "Astaga..." gumamnya, hampir tak terdengar, namun cukup jelas untuk membuat Jungkook tersenyum kecil.
Jimin mengerjap, "Gila, ini... ini lebih besar dari yang aku bayangin," ucapnya dengan nada kagum.
Jimin membuka tutup botol itu dengan satu gerakan, menuangkan cairan bening ke telapak tangannya dan kemudian ia oleskan dengan perlahan di sepanjang penis Jungkook. Sentuhan itu membuat Jungkook tersentak, tubuhnya bereaksi karena rasa dingin dari pelumas.
"Tenang aja." Ucap Jimin pelan, senyum kecil bermain di bibirnya saat ia mengurut penis Jungkook, gerakan tangannya lambat dan terlatih.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)
FanfictionPark Jimin, dikenal sebagai "The Queen Bee" di HYBE University, adalah sosok yang diidamkan banyak pria, terutama karena pesona dan daya tariknya yang sempurna. Namun, di balik wajah manisnya, Jimin adalah tokoh antagonis yang licik dan kejam. Apa p...