E38 - Pesta Jackson

106 12 1
                                    

Tak terasa akhir pekan sudah tiba. Sependengaran Jungkook waktu itu, Jimin menyebutkan bahwa ia akan pergi ke sebuah pesta. Namun, detailnya masih tidak jelas. Jungkook mencoba tidak terlalu memikirkannya, tetapi rasa curiga mau tak mau mengendap di pikirannya.

Malam itu, jam dinding menunjukkan pukul 10. Di luar, suasana kota mulai sunyi, sementara lampu-lampu jalan memancarkan cahaya lembut. Jimin, yang biasanya tampak sibuk jika akan pergi keluar, justru terlihat santai malam ini. Ia duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.

"Apa dia batal pergi?" Jungkook berpikir. Hingga akhirnya mereka tidur seperti biasa, meski Jungkook tetap merasa ada yang ganjil.

Sekitar satu jam setelah mereka "tertidur", Jungkook yang sebenarnya belum benar-benar terlelap mendengar suara samar. Ia membuka matanya sedikit dan melihat Jimin bergerak perlahan dari tempat tidur. Pria mungil itu berhati-hati agar tidak membangunkannya.

"Dia beneran mau pergi diem-diem..." Jungkook menghela napas panjang dalam hati, perasaannya bercampur aduk antara lelah dan terluka.

Ia mengintip saat Jimin mengambil sebuah tas besar dari sudut ruangan. Tas itu tampak berat, jelas berisi baju, make-up, dan beberapa aksesori yang telah disiapkannya. Jungkook memperhatikan gerak-gerik Jimin yang membuka tas tersebut dan memastikan barang-barangnya.

Tanpa sepatah kata pun, Jimin mengendap-endap keluar dari kamar, menutup pintu dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Jungkook memejamkan mata sebentar, mencoba meredakan amarah yang mulai memuncak. "Apa dia selingkuh?" pikirnya sambil menggigit bibir bawahnya.

Begitu yakin Jimin sudah meninggalkan rumah, Jungkook bangkit dengan cepat. Ia meraih hoodie hitam yang tergantung di kursi, mengambil tas kecil berisi HP dan dompet, dan segera menuju garasi. Dengan langkah mantap, ia masuk ke dalam mobilnya, menyalakan mesin tanpa suara yang mencolok, dan mulai mengikuti jejak Jimin.

Awalnya, semuanya berjalan lancar. Jungkook menjaga jarak cukup jauh agar tidak ketahuan, tetapi cukup dekat untuk memastikan ia tidak kehilangan pria mungil itu. Namun, di tengah perjalanan, ia kehilangan jejak Jimin di salah satu persimpangan.

"Ke mana dia pergi?" gumamnya frustrasi, tangannya menggenggam erat setir. Dengan cepat, ia mengambil ponsel dari tas nya dan menelepon sahabatnya Yugyeom.

"Bro, lu punya kontak temen-temen Jimin gak?" tanyanya dengan nada terburu-buru.

"Hah? Buat apa?" Yugyeom menjawab santai, tampaknya tidak menyadari situasi.

"Jimin pergi ke pesta entah di mana. Gue khawatir sama dia. Lu tau dia lagi di mana?"

"Oh," Yugyeom tertawa kecil. "Dia pasti lagi di pesta ulang tahun Jackson di Gangnam. Semua anak diundang. Lo nggak tahu?"

"Pesta ulang tahun Jackson?" Jungkook mengerutkan dahi, bingung. "Gue nggak tahu. Kenapa dia nggak bilang sama gue?"

"Yah, mana gue tau. Lo nyusul aja ke sana."

Jungkook mengangguk kecil meski Yugyeom tak bisa melihatnya. "Oke, thanks, Bro," ucapnya sebelum menutup telepon.

Ia menghela napas panjang, mencoba mencerna informasi itu. Pesta ulang tahun seharusnya bukan sesuatu yang mencurigakan. Tapi kenapa Jimin menyembunyikan hal itu darinya?
.
.
.

Di sisi lain, Jimin memasuki tempat pesta yang megah, sebuah club yang telah disewa sepenuhnya malam itu. Musik berdentum keras, membuat lantai sedikit bergetar, sementara lampu-lampu neon berkedip dalam warna biru dan ungu, menciptakan suasana khas kehidupan malam. Aroma asap rokok bercampur dengan wangi alkohol memenuhi udara. Jimin berjalan pelan melewati kerumunan, matanya mencari wajah-wajah yang familiar di tengah lantai dansa yang sesak.

The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang