E14 - Pertarungan suksesi

266 21 4
                                    

Jungkook membuka mata perlahan, rasa kantuk masih menyelimuti dirinya. Tangannya terulur meraba sisi kasur di sebelahnya, namun hanya dingin yang ia temukan. Mata Jungkook terbuka sepenuhnya, dan ia mendapati tempat tidur itu kosong.

Ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidur. Ada pesan singkat dari Jimin: "Maaf Jungkook, aku pergi duluan, ada urusan mendadak."

Jungkook mendesah pelan, sedikit kecewa namun tak ingin berlama-lama memikirkannya. Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Tanpa sengaja Jungkook melihat sesuatu di lantai-sebuah celana dalam milik Jimin, setengah tersembunyi di bawah kasur. Ia memungutnya, senyumnya melebar karena kenangan semalam seakan kembali menyerbu pikirannya-suara desahan, sentuhan, dan kenikmatan yang memenuhi malam mereka.

Pandangan Jungkook beralih ke meja dan menemukan sebotol pelumas dengan tutup yang sedikit terbuka. Ia menutup botol itu dengan bunyi klik pelan, lalu meletakkan celana dalam di sebelahnya.

"Dasar ceroboh," gumamnya pendek sebelum masuk ke kamar mandi, meninggalkan benda-benda itu begitu saja.

Usai mandi, ia berdiri di depan lemari pakaian, memilih outfit yang cocok untuk hari itu. Jungkook memilih celana jeans hitam dengan robekan di lutut, dipadukan dengan kaus putih oversized yang menonjolkan lengan berototnya. Ia melapisi kaus itu dengan jaket denim biru terang yang dihiasi patch artistik di bagian punggung. Sepasang sneakers putih bersih melengkapi penampilannya. Rambut hitamnya yang agak panjang ia biarkan sedikit berantakan, dan piercing berwarna silver ia pasang di alis. Di pergelangan tangan kirinya, ia mengenakan gelang kulit hitam sederhana sebagai aksesori.

Jungkook melangkah ke dapur dengan rambut yang masih sedikit basah setelah mandi. Ia membuka rak dapur, mengambil sekotak sereal dan menuangkannya ke dalam mangkuk. Di atas meja, ia menemukan susu dingin di dalam gelas yang sepertinya disiapkan oleh Jimin sebelum pergi. Ia tersenyum tipis, menyesap susu itu sedikit sebelum menuangkannya ke sereal. Pikiran-pikiran tentang Jimin berkelebat di benaknya, membuat sudut bibirnya sedikit tertarik membentuk senyuman samar.

Namun ketenangannya tak bertahan lama. Ponselnya bergetar pelan di atas meja, mengeluarkan cahaya dari layar yang menyala. Jungkook berjalan untuk mengambilnya dan menemukan nama "Presdir" terpampang jelas di sana. Helaan napas pelan meluncur dari bibirnya. Dengan ekspresi datar, ia membiarkan dering itu berhenti sendiri. Layar ponselnya kembali gelap, meninggalkan Jungkook yang masih berdiri dalam diam.

Setelah selesai dengan sarapannya, Jungkook mengambil tas selempang hitamnya dan menyampirkannya di bahu. Sebelum pergi, ia meraih botol parfum kecil dari meja dan menyemprotkannya di leher dan pergelangan tangan-Jimin berkata ia menyukai aroma parfum ini. Jungkook meraih gagang pintu apartemen, melangkahkan kakinya keluar, dan membiarkan pintu tertutup perlahan di belakangnya.


~🌸~


Jungkook berjalan santai menuju kantin fakultas bersama teman-temannya-Eunwoo, Yugyeom, dan Jaehyun. Suasana kantin ramai seperti biasa, penuh dengan suara percakapan dan tawa mahasiswa yang menikmati waktu istirahat mereka. Namun, mata Jungkook hanya tertuju pada satu sudut ruangan. Di meja bagian tengah, Jimin duduk bersama teman-temannya, tertawa ceria sambil menggoyangkan gelas kopi di tangannya.

"Lo ngeliatin apa, Kook?" tanya Eunwoo, menyikut lengannya sambil tersenyum iseng. Yugyeom dan Jaehyun pun melirik ke arah pandangan Jungkook, lalu saling pandang seakan menyadari sesuatu.

"Bentar, gue ada urusan," jawab Jungkook singkat. Ia melangkah maju, meninggalkan teman-temannya tanpa penjelasan lebih lanjut.

The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang