E03 - Rahasia tersembunyi

1K 70 12
                                        

"Jimin!" Suara Taehyung menggema di seluruh kantin, menarik perhatian sekelompok orang yang tengah sibuk mengobrol. Jimin yang sedang duduk santai bersama teman-temannya, mengangkat alis dengan malas.

"Apaan sih, Tet? Santai aja kali mukanya," keluh Jimin, menyadari ekspresi serius yang terpahat di wajah Taehyung.

"Ikut gw sekarang. Kita harus bicara," ujar Taehyung dengan nada tegas, tanpa basa-basi, langsung menarik lengan Jimin dan menyeretnya menjauh dari keramaian kantin.

Taman belakang kampus HYBE terasa sunyi, hanya diselingi desiran angin yang menyapu dedaunan dan sesekali cuitan burung. Tempat itu dipenuhi pepohonan besar yang menciptakan bayangan teduh, menciptakan kesan tenang dan nyaman. Taehyung berhenti tepat di bawah pohon ek tua, matanya tajam menatap Jimin yang masih terengah-engah setelah diseretnya ke sini.

"Paan sih lo!" Jimin melepaskan tangan Taehyung dengan kasar, memperlihatkan ketidaksenangannya. Napasnya memburu, bukan karena lelah, tapi karena kesal.

Taehyung mengepalkan tangan, mencoba menenangkan emosinya yang bergolak. "Gue ngeliat semua kejadian di halaman kampus tadi, Jim. Ngaku! Lo ngelakuin itu lagi kan?"

"Ngelakuin apa? Gue gak ngelakuin apapun!"

Mata Taehyung menyipit penuh dengan kekecewaan. "Lo lagi-lagi mempermainkan orang yang ga bersalah. Padahal tadi lo emang mau ngerebut Jungkook dari cewek itu, kan?!"

Jimin terdiam. Bibirnya mengatup rapat, tanda bahwa Taehyung sudah memukul telak ke inti kebenaran. Tatapan mata Taehyung mengulitinya perlahan, mencungkil kepura-puraan yang selalu ia kenakan dengan apik.

"Denger, dia yang hampir mempermalukan gue di depan umum, Taehyung. Gue cuma ngelindungin diri gue sendiri. Apa lo lebih suka kalo gue yang dipermalukan kayak tadi?" Jimin menatap Taehyung dengan mata yang mulai basah. Suaranya bergetar, namun Taehyung tidak tertipu. Dia tahu betul taktik Jimin.

"Akting lo gak mempan di gue, Jim." Taehyung menghela napas panjang, sorot matanya seolah mengatakan bahwa ia sudah terlalu sering melihat sisi manipulatif Jimin.

Jimin mendengus, mengusap kasar air mata yang hampir jatuh. "Ck," desisnya. Matanya melirik Taehyung dengan pandangan menantang.

"Bukannya lo udah janji mau berubah?" Taehyung mencoba lagi, nada suaranya penuh harapan.

"Gue gapernah bilang mau berubah, tuh. Gue cuma bilang akan ngendaliin sedikit kebiasaan gue." Jimin membuang pandangannya, nada suaranya terdengar sinis dan jengkel.

"Lagian, emang bener itu cewek yang duluan mempermalukan gue di depan umum! Liat lutut gue sampe luka gini," keluhnya yang terdengar lebih seperti pembenaran diri.

Mata Taehyung meredup, kepedihan dan ketidakpercayaan menguasai dirinya. "Jadi lu berniatan untuk ngerusak hubungan atau bahkan hidup orang lagi?"

Raut wajah Jimin menegang, tanpa sadar tangannya mengepal di samping badan. Ia tak percaya ini, berani-beraninya ia mengungkit masalah 'itu' sekarang?

"Berhenti ngatur hidup gue, Taehyung," suara Jimin mengeras. "Gue akan ngelakuin semua hal yang gue inginkan, dan gue gak butuh persetujuan dari lo!" Teriakannya bergema di sekitar taman yang sepi, memantul seperti tamparan yang menyakitkan.

Taehyung hanya bisa termenung saat Jimin berbalik pergi, punggungnya yang menjauh terasa seperti jarak yang semakin memisahkan persahabatan mereka.

The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang