-Flashback On-
Jimin berkendara dengan kecepatan di atas rata-rata menuju SMA Internasional Seoul. Untungnya, sekolah masih buka karena ada jam belajar mandiri untuk siswa kelas 3 menjelang ujian masuk universitas. Jimin berdiri di rooftop, bersandar pada tembok beton, tubuhnya hampir tak terlihat di tengah kegelapan malam. Wajahnya malas, ia hampir bosan karena menunggu untuk waktu yang cukup lama.
Menjelang beberapa menit kemudian, pintu rooftop terbuka perlahan, cahaya dari dalam mengiris kegelapan dan menyorot sesosok pria berseragam sekolah. Langkahnya ragu, matanya mengitari area rooftop yang kosong untuk mencari seseorang. Pria itu pasti berpikir, 'Taehyung tidak ada di sana. Atau mungkin belum tiba?'
Jimin tersenyum kecil karena mengenali pria itu, bukan hanya kenal, bukankah pria itu adalah salah satu barang miliknya?
"Rupanya Seungmin-ku, ya," suara Jimin memecah kesunyian.
Seungmin sontak berbalik mendengar suara yang familiar. Wajahnya pucat seperti baru melihat hantu. Tubuhnya gemetar hebat, pandangannya membentur sosok Jimin yang muncul perlahan dari balik bayang-bayang.
"J-Jimin?" suaranya kecil, bergetar bersama napasnya yang memburu.
Bibir tebal Jimin melengkung, namun tatapan matanya kosong dan dingin seperti pisau yang menusuk. Ia berjalan mendekat dengan langkah ringan. "Apa lo sebenci itu sama gue, Seungmin?" ucapnya sambil memasang cemberut palsu.
Seungmin tanpa sadar mundur, langkahnya canggung. Matanya langsung tertunduk kerena tak berani menatap pria di depannya. "Padahal gue sayang banget sama mainan gue yang satu ini," lanjut Jimin dengan suara lembut. "Tapi kenapa lo ngekhianatin gue?"
Seungmin tak menjawab. Air mata perlahan mengalir di pipinya.
"Jawab!!" Bentak Jimin, membuat Seungmin tersentak kaget.
Napasnya tersengal saat ia mencoba berbicara, namun suaranya nyaris tak terdengar. "Sebenarnya kenapa kamu ngelakuin ini, Jimin? Apa salah aku sampai kamu ngehancurin hidup aku?" tanyanya, penuh kesedihan bercampur amarah yang selama ini tertahan.
Jimin bersedekap, memiringkan kepalanya seolah pertanyaan itu terlalu sederhana untuk dipikirkan. Ia mengetuk dagunya dengan jari, berpura-pura berpikir keras. "Alesan, ya?" gumamnya sambil melihat ke langit, lalu kembali menatap Seungmin dengan senyum bulan sabit yang menawan. "Mungkin... karena waktu itu cuaca terlalu cerah?"
"Apa?" Seungmin menatapnya tak percaya. Hidupnya, kehancurannya, semua itu hanya lelucon bagi Jimin. Ia menghapus air matanya dengan punggung tangan, menatap Jimin tepat di mata dengan pandangan tajam yang penuh kebencian.
"Kamu iblis..." tangan Seungmin terkepal di samping tubuhnya, wajahnya memerah karena marah.
"Haa... sialan." Jimin menghela napas, "Apa lo bilang?"
Jimin mendekat dengan langkah besar. Tatapannya tak beralih dari Seungmin barang sedikitpun, membuat Seungmin terdesak mundur hingga kakinya menyentuh tepi rooftop. Angin dingin yang menyapu wajahnya membuatnya merasakan ketakutan yang ekstrim. Ia melirik ke bawah dengan gugup-ia sadar, gedung lima lantai ini cukup tinggi untuk membunuhnya.
"Orang rendahan kayak lo berani-beraninya ngehina gue?" Desis Jimin dengan tangan terangkat siap memukul, mata Seungmin langsung terpejam karena takut.
Tanpa sadar, kaki Seungmin semakin mundur ke belakang, tubuhnya goyah dan ia nyaris jatuh dari atap-beruntung tangan Jimin dengan cepat mencengkeram bajunya. Namun Jimin tidak menarik ataupun mendorong nya. Ia hanya membiarkan tubuh Seungmin condong, membuatnya diam di tempat tanpa berani bergerak sedikitpun.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)
FanfictionPark Jimin, dikenal sebagai "The Queen Bee" di HYBE University, adalah sosok yang diidamkan banyak pria, terutama karena pesona dan daya tariknya yang sempurna. Namun, di balik wajah manisnya, Jimin adalah tokoh antagonis yang licik dan kejam. Apa p...