Jungkook tiba di depan rumah Jimin tepat saat jam menunjukkan pukul 7 malam. Ia mengenakan setelan abu-abu dengan kemeja putih yang pas di tubuh atletisnya. Jimin pun keluar dengan percaya diri, mengenakan setelan jas biru tua yang membingkai tubuh rampingnya dengan sempurna. Saat ia masuk ke dalam mobil, Jungkook melirik ke arahnya dengan senyum samar. "Kamu keliatan luar biasa malam ini, sayang."
Jimin hanya tersenyum, lalu memfokuskan kembali pikirannya pada pertemuan malam ini. Dia tahu, ini adalah momen penting-pertemuan pertama dengan keluarga Jungkook. Ia akan bertemu ayah Jungkook, presdir dari perusahaan Soonyang yang legendaris. Tapi, siapa yang tidak akan menerima pewaris Daeyoung Group menjadi menantu? Pemikiran itu memberikan rasa percaya diri serta keyakinan di dalam dirinya.
Perjalanan menuju Suwon terasa nyaman. Mobil hitam Jungkook meluncur melewati jalanan malam, hingga akhirnya berhenti di depan sebuah mansion megah tiga lantai. Rumah keluarga Jeon berdiri menjulang dengan desain modern minimalis, didominasi warna putih yang bersih dan pilar-pilar tinggi.
Jungkook keluar dari mobil terlebih dahulu. Tanpa menunggu lama, ia berjalan ke sisi lain mobil, lalu membukakan pintu untuk Jimin. "Ayo, kita sampai," katanya lembut, senyuman kecil tersungging di wajahnya.
Jimin keluar dari mobil dengan anggun, lalu menggandeng tangan Jungkook tanpa ragu. Seorang pelayan berseragam membuka pintu untuk mereka, membungkuk hormat sebelum mengantar mereka masuk. Interior rumah itu sangat indah. Dindingnya dihiasi lukisan kontemporer dengan bingkai emas, sementara lantai marmernya mengilap di bawah lampu gantung kristal besar yang memancarkan cahaya keemasan. Semua perabot di ruang makan tampak dibuat khusus, dari meja makan panjang berbahan kayu mahoni hingga kursi-kursi dengan pelapis kain mewah berwarna abu-abu.
Di ruang makan, Tuan Jeon, sosok dengan aura wibawa yang kuat, duduk di salah satu ujung meja, mengenakan setelan jas hitam yang mahal. Di sampingnya ada Nyonya Jeon, yang mengenakan gaun anggun berwarna ungu dengan riasan minimalis. Di sisi lain meja duduk Junghyun, adik Jungkook, dengan wajah netral yang sulit diterka.
"Selamat datang, Jimin," sapa Tuan Jeon dengan ramah. "Silakan duduk."
Jimin membalas sapaan itu dengan sopan, menundukkan sedikit kepalanya sebelum mengambil tempat di sebelah Jungkook.
Makan malam dimulai dengan hidangan mewah yang sudah disiapkan di atas meja. Ada steak daging sapi premium yang disajikan dengan saus merah anggur, lobster panggang dengan mentega herbal, sup krim asparagus, dan aneka hidangan pendamping lainnya. Pelayan pun dengan cekatan menuangkan anggur putih ke dalam gelas mereka.
Percakapan pun dimulai. Tuan Jeon membuka pembicaraan setelah menaruh garpunya ke samping. Senyum bahagia itu tak sekalipun meninggalkan wajahnya. "Aku tidak menyangka putra tertuaku menjalin hubungan dengan penerus Daeyoung Group," ujarnya, matanya menatap langsung ke arah Jimin.
Jimin balas tersenyum. "Oh, ini juga suatu kehormatan bagi saya, Ayah," jawabnya dengan nada percaya diri.
"Hoho..." Tuan Jeon tertawa, terdengar puas dengan jawaban itu. "Bahkan sudah memanggilku 'Ayah.' Memang Jimin adalah orang yang paling cocok untuk keluarga ini." Ia menoleh ke Jungkook dengan bangga. "Anak tertuaku ini selalu membanggakan. Sekarang dia membawa calon istri sendiri. Kalau seperti ini, aku tidak khawatir menyerahkan perusahaan padanya."
Kata-kata itu menjadi penanda restu untuk hubungan Jungkook dan Jimin, namun tidak semua orang di ruangan itu merasa senang. Junghyun, yang sejak awal duduk dengan ekspresi netral, tiba-tiba tampak terganggu. Rahangnya mengeras, dan matanya melirik sekilas ke arah Jimin sebelum kembali fokus pada garpu di tangannya, yang kini ia genggam dengan erat hingga buku-buku jarinya memutih.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)
FanfictionPark Jimin, dikenal sebagai "The Queen Bee" di HYBE University, adalah sosok yang diidamkan banyak pria, terutama karena pesona dan daya tariknya yang sempurna. Namun, di balik wajah manisnya, Jimin adalah tokoh antagonis yang licik dan kejam. Apa p...