E07 - Video vulgar

332 20 4
                                    

Setelah meninggalkan rumah Jimin, Jungkook kembali ke tempat pesta untuk menjemput Eunha. Namun, sesampainya di sana, pandangannya menyapu keramaian, mencari sosok Eunha yang tak terlihat di mana pun.

Ia kemudian menghampiri Mingyu, yang tadi sempat duduk di samping mereka. "Mingyu, lihat Eunha nggak?"

"Oh, Eunha udah pulang duluan tadi," jawab Mingyu sambil menyandarkan tubuhnya yang sudah setengah mabuk. "Katanya dia nggak kuat lagi karena mabuk."

Jungkook mengangguk perlahan, lalu bertanya lebih lanjut, "Dia pulang sama siapa?"

"Dianter sama Jennie Sunbae dari jurusan hukum," sahut Mingyu singkat sambil meneguk satu shot alkohol merah itu lagi.

Jungkook terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi itu. Meski sedikit khawatir, ia berusaha menenangkan pikirannya dan memutuskan untuk menghubungi Eunha. Namun, beberapa kali panggilannya tak diangkat. Jungkook mendesah, lalu mencoba berpikir positif. Mungkin Eunha sudah tertidur lelap karena efek alkohol. Gadis itu memang tipe yang tidak terlalu pandai minum.

Dengan perasaan yang sedikit lebih tenang, Jungkook akhirnya memutuskan untuk mengakhiri malam itu dan pulang ke rumahnya sendiri. Langkahnya terasa berat saat berjalan keluar dari tempat pesta, dengan pikiran yang masih dipenuhi kekhawatiran kecil namun berusaha ia abaikan.

~🌸~

Pagi itu, Jungkook terbangun dengan kepala yang berat dan berdenyut hebat akibat efek mabuk semalam. Saat membuka mata, cahaya matahari yang menembus jendela membuatnya meringis kecil. Ia meraih ponselnya yang tergeletak di meja samping tempat tidur, membuka pesan terakhir yang ia kirim pada Eunha. Namun, seperti sebelumnya, tidak ada balasan. Hanya layar kosong yang menatapnya kembali.

Jungkook mendengus pelan, berusaha mengabaikan kekhawatiran kecil yang mulai menghampiri pikirannya. Ia menghela napas, duduk di tepi tempat tidur sambil meraih sebungkus rokok dan korek yang tersimpan di meja. Dengan gerakan lambat, ia menyalakan rokok, menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskan asapnya ke udara. Dari balik jendela besar di penthouse-nya, ia memandangi hiruk-pikuk kota Seoul di pagi hari. Jalanan ramai dengan kendaraan yang berlalu-lalang cepat, sementara gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi.

Penthouse yang ia tempati ini bukan sekadar tempat tinggal; ia adalah ruang yang mencerminkan kepribadiannya. Interiornya mewah dan bergaya modern, dihiasi dengan warna-warna gelap yang menciptakan kesan misterius dan elegan. Dinding-dinding putih bersih berpadu dengan perabotan berwarna hitam-mulai dari sofa kulit hingga meja kopi minimalis. Setiap detail di ruangan ini tertata dengan sempurna; tidak ada barang yang tampak berlebihan. Hanya ada furnitur esensial namun bisa tetap menunjukkan kelasnya.

Setelah menghabiskan rokoknya, Jungkook memadamkan puntungnya di asbak. Ia hendak bersiap-siap sekarang. Langkahnya menuju kamar mandi terasa santai namun pasti, meski di wajahnya tampak sisa kantuk yang belum sepenuhnya hilang.

Selesai mandi, Jungkook mengenakan hoodie hitam yang menjadi favoritnya, dipadukan dengan celana jeans longgar yang memberinya kesan acuh. Pakaian ini memang sederhana, tetapi sangat mencerminkan gaya yang ia sukai-nyaman dan tanpa perlu banyak usaha.

Setelah memastikan tampilannya di cermin, ia mengambil ranselnya dan meraih acak salah satu kunci mobil yang tergeletak di atas meja. Tanpa berpikir panjang, ia melangkah keluar dari penthouse, membiarkan pintu tertutup perlahan di belakangnya.
.
.
.

Jungkook tiba di kampus dan memarkir mobilnya. Tanpa menunda, ia berjalan cepat menuju fakultas hukum untuk mencari Eunha, karena setahunya hari ini pacarnya ada kelas pagi. Namun, ada sesuatu yang terasa ganjil. Sepanjang perjalanan menuju gedung fakultas, pandangan orang-orang tertuju kepadanya. Ia dapat mendengar bisikan-bisikan samar di belakangnya. Beberapa mahasiswa bahkan tampak berhenti sejenak, berbisik-bisik dengan tatapan mencemooh. Perasaan tidak nyaman mulai merayapi dirinya, tetapi ia mengabaikannya.

The Queen Bee (Jikook)/(Kookmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang