|Kehilangan mu mudah, tetapi melupakan peristiwa yang kita lalui. Itu sangat menyiksa.|
Natasya Gevanda S.G
....
Bara keluar dari Restauran dengan langkah tergesa-gesa. Tadi sebelum dia memutuskan keluar, dia melihat siluet seseorang yang sangat dia kenali. Orang itu memakai jaket coklat, bagian kepala yang ditutupi oleh tudung jaket. Bara yakin itu dia, karena dia sangat mengenalinya.
Orang itu berlari dikejar oleh 2 orang pria paruh baya, yang diyakini Bara adalah...polisi. deru nafas Bara tak beraturan, dia berlari ke sebuah gang kecil sebagai jalan pintas mengejar orang itu. Setelah melihat orang itu yang berlari berlawanan dengannya, Bara berhenti kemudian berjalan kecil.
Orang itu tak menyadari Bara di depannya, karena terlalu fokus lari dia menabrak tubuh Bara. Bara sengaja menabrak kan tubuhnya dengan orang itu, kemudian Bara melepas jaket Orang di depannya degan sekali lepas.
Orang itu terkejut, kemudian menatap tajam Bara yang tengah memakai jaket yang tadi dipakainya.
"Pergi dari sini." Ujar Bara, dimatanya tersirat ke-khwatiran.
Manik mata mereka bertemu, setelah terkunci beberapa saat. Dan suara tembakan mengalihkan perhatian mereka, polisi yang menyamar itu kini sudah ada di depan mereka dengan wajah yang sangat menyeramkan.
Bara menutup kepalanya degan tudung, kemudian mendorong orang agar menjauh.
"Angkat tangan!" Teriak salah seorang polisi pada mereka.
....
Sasa memasukkan sebuah paket kecil dalam jaketnya. Dia berjalan dengan santai menuju ruko-ruko kecil yang ada di pasar. Kini dia memang ada di sebuah pasar untuk melakukan sesuatu, mengirim paket. Wajahnya ditutupi masker hitam, mata tajamnya melirik pengunjung yang sangat ramai hingga tubuhnya kadang terdesak.
Dia berhenti setelah melihat seseorang yang tengah menatapnya dengan mata yang entahlah. Orang itu mengangguk kecil, kemudian menengok kanan kiri untuk memastikan. Sasa berjalan menuju orang itu yang kemudian masuk ke dalam sebuah ruko yang tengah tutup. Orang itu berbalik, mengambil uang yang dia janjikan dari saku celana.
"250 gram." Ujar orang itu, Sasa hanya menaikkan alisnya kemudian menyerahkan paket itu.
Setelah mereka bertransaksi, terdengar suara teriakan dan tembakan dari samping mereka. Tembakan itu tidak lolos dari kaki orang didepan Sasa, orang itu terjatuh berlutut di depannya.
"Sial." Sasa berdecak, dia menaikkan tudung jaketnya kemudian berlari disertai hujanan tembakan di belakangnya. Cukup mudah baginya menghindar dari tembakan, dia mendorong orang-orang yang yang menghalangi jalannya. Dari belakang terdengar suara teriakan pengunjung pasar karena takut.
Sasa terus berlari, dia terkadang melirik kebelakang. Walau tembakan itu sudah berhenti, tapi tetap saja masih ada yang mengejarnya. Sasa berkali-kali mengumpat. Dia memasuki gang-gang kecil, kemudian melirik kebelakang polisi itu tidak kelihatan itu tidak membuatnya merasa santai dan aman.
Dia berhenti beberapa detik untuk mengambil nafas, dan terdengar tembakan tak jauh dari dirinya berdiri. Tembakan itu diarahkan ke atas, "berhenti!" Teriak penuh peringatan polisi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Girl
General Fiction▪Buat gue cinta untuk kedua kalinnya, buat gue merasa bahagia untuk kedua kalinnya, buat gue merasa bebas untuk kedua kalinnya, buat gue merasakan nyaman akan keluarga untuk kedua kalinnya▪ -Natasya Gevanda S. G. Sebut nama " SASA" di SMA Gemilang m...