40. Where Sasa

29 4 0
                                    

Sasa berdiri di depan gedung yang sudah lama tak terpakai. Gedung itu berada di tengah hutan, sudah sangat tua terlihat dari temboknya yang bewarna pudar dan beberapa sudah hampir rusak. Tetapi, tidak perlu ditanyakan kekokohan bangunannya. Walau sudah sangat tua bangunan itu nampak kokoh, dengan banyak pilar yang berdiri.

Sasa berjalan masuk, di depan gerbang masuk terdapat sekitar 4 orang yang berjaga. Mereka telah menunggu Sasa sampai kesini, salah satu berbicara dengan Sasa singkat.

"Masuklah, dia telah menunggumu!" Ujarnya pelan, Sasa tak membalas. Dia langsung masuk ke dalam.

Dalam gedung terdapat sekitar 6 orang yang berjaga. Sasa memperhatikan setiap detail gedung, mencari celah jika dia terdesak nanti. Sayangnya itu semua tidak berguna, setelah dia sampai di ruang tengah gedung itu yang dikumpuli oleh banyak penjaga dengan badan kekar dan wajah mengerikan.

Sasa berhenti tepat di tengah mereka, dia tahu salah satu langkah saja dia dan orang yang dia sayang tidak akan selamat. Seseorang menuruni anak tangga dengan santai, seraya menatap Sasa seperti melihat mangsa yang telah tunduk.

"Sasa, selamat datang ditempat penyiksaan." Ujarnya tertawa, pria itu berusia kepala 5 dia duduk di sofa depan Sasa yang tengah berdiri.

"Dimana Masya dan Dara?!" Bentak Sasa, pria itu yang tak lain adalah Brahma tertawa.

"Bawakan sandraan itu kemari!" Perintah Brahma pada salah satu penjaganya, yang langsung diturutinya.

Terlihat Dara dan Masya yang di tarik paksa keluar kemudian dijatuhkan tepat di depan mata Sasa. "Kakak!" Pekik Masya seraya menangis di lantai, Sasa tak membalas.

Dara terlihat tak berdaya, gadis kuat itu kini terkulai lemah dengan wajah yang di penuhi lebam juga darah di beberapa sisi. Disampingnya Masya, adik Sasa yang terdapat lebam di sudut bibirnya. Sepertinya Dara terlalu banyak meronta sehingga dia mendapat luka yang paling parah disini.

Sasa sigap langsung menghampiri mereka, dia melepaskan tali yang mengikat Dara terlebih dahulu. "Sa... Le-bih baik lo pergi." Bisik Dara terbata. Sasa menatap dara datar, setelah selesai melepaskan tali yang mengikat Dara. "Na..nad." terus Dara kemudian menjatuhkan kepalanya dilantai tak tahan dengan rasa perih di wajahnya.

Sasa terdiam, dia beralih menatap Masya kemudian tak kuasa untuk tidak memeluk adiknya itu. Walau sudah beberapa tahun terpisah dengannya, Sasa masi begitu menyayangi adiknya itu.

"Kak Geva... Aku takut." Ujar Masya menangis di pelukan Sasa.

"Gue ada disini." Balas Sasa menyembunyikan rasa rindunya.

Brahma tertawa, "sungguh drama yang mengharukan bukan?" Ujarnya berpura-pura mengusap air mata.

"Apa yang kau mau?!" Tanya Sasa berdiri di depan Brahma.

"Ayolah, saya cuma mau lihat kau menyelamatkan tikus-tikus ini." Ujarnya.

"Lepaskan mereka!" Perintah Sasa.

"Hahaha, bagaimana jika kita buat permainan disini." Sasa tak membalas, dia menatap tajam Brahma.

"Saya akan memberikan mereka, jika kau bisa keluar dari wilayah ku dengan selamat." Terus brahma, dia menatap ke belakang. "Kau harus bisa kabur dari sini bersama mereka, setelah melewati dia..." Seseorang muncul dari belakang Brahma.

Gadis dengan rambut ombre berwarna merah berdiri di samping Brahma. Dia menenteng pistol pedang di tangan nya, bibir tipisnya tersenyum miring menghadap Sasa. Dengan kaos hitam ketat juga celana hitam tak lupa sepatu boots hitam yang memperlihatkan dirinya adalah mafia sejati.

"Juga pasukannya." Terus Brahma, semua penjaga yang mengelilingi Sasa maju selangkah.

Sasa menatap sekelilingnya tidak peduli, kemudian dia menatap perempuan di sebelah Brahma itu. Sorot matanya tidak percaya, Sasa tersenyum miring.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Mysterious Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang