Jet yang ditumpangi seorang pilot, Sasa, dan Rafa telah berhasil mendarat di bandara. Ketika Sasa akan membuka pintu, pilot menghentikannya. Pilot itu seorang pria berumur 26 tahun, namanya Adit. Sasa menatap Adit bingung.
"Saya punya satu permintaan, izinkan saya buat keluar lebih dulu sebagai penghormatan saya kepada nona." Ujar Adit.
"Kenapa, kau sangat menghormati ku?" Tanya Sasa, Adit tersenyum tulus.
"Saya sudah menjadi pilot 7 tahun di keluarga Nona. Dan selama itu, saya selalu berjanji bahwa akan menjaga setiap keturunan keluarga Gyorge. Keluarga nona telah membantu saya mencapai cita-cita saya sekarang, bahkan bila nyawa saya di taruhkan tidak sebanding dengan semua yeng keluarga Gyorge berikan kepada saya."
Adit dulunya adalah seorang pilot amatiran, karena obsesinya menjadi pilot. Dia tidak diterima menjadi pilot hingga dia menjadi ilegal. Akhirnya dia dipenjara, tetapi hanya beberapa hari karena waktu itu Sasa diutus untuk membebaskan dia dari penjara. Dan memberikan Adit penawaran, keluarga Gyorge memperbolehkan Adit untuk memakai semua pesawat yang keluarga Gyorge miliki dan serta gaji setiap bulannya. ia hanya harus bekerja menjadi pilot pribadi keluarga, Adit harus siap kapanpun keluarga membutuhkannya.
"Sebuah kehormatan bagi kami tuan Adit, silahkan!" Ujar Rafa tersenyum tulus, Adit melirik ke Sasa. Sasa hanya mengangguk kecil.
Adit membenarkan seragamnya, dia tersenyum pada Sasa dan Rafa seakan dia tahu sesuatu yang akan terjadi setelah ini. Ketika Adit membuka pintu, tepat saat kepala dan badan adit di tengah-tengah antara jet dan luar. Peluru meluncur tepat di kepalanya, Sasa dan Rafa terkejut mereka terdiam. Darah di kepala Adit mencuat mengenai wajah dan baju Sasa juga Rafa. Ketika Adit tumbang, sebuah peluru lagi datang mengenai kap jet. Sasa masih shock, Rafa menyadarinya dia menarik Sasa untuk tiarap.
"LINDUNGI PESAWATNYA!! YANG LAIN KEJAR MEREKA, CARI SNIPER DI ATAS GEDUNG!!" Teriak seseorang dari luar jet, tiba-tiba ada sekumpulan orang berbaju hitam mengelilingi jet itu mereka mengarahkan senjata untuk melindungi jet.
Rafa berdiri, dia menarik Sasa yang masih terdiam. "Sa sadarr!!" Bentak Rafa, Sasa mengedipkan matanya dia telah sadar. Sasa menoleh ke pintu keluar.
"Bawa jasad itu, jangan sampai berita ini tersebar. Suap orang-orang yang melihat kejadian ini." Ujar seseorang dengan nada tajam. Pria itu berdiri didepan pintu jet, dia menatap Sasa yang juga tengah menatapnya.
"Gue sudah bilangkan?! Lihat apa yang sudah lo buat!" Bentaknya, Sasa terdiam dengan tatapan entahlah. Pria itu melirik Rafa, kemudian melempar senjata apinya. Rafa refleks menangkapnya, "masuk ke mobil!" Terus pria itu kemudian berjalan masuk kedalam gedung.
Rafa menarik Sasa keluar dari jet, mereka di kawal masuk kedalam mobil hitam. Mobil berjalan menuju Rumah sakit langsung. Ketika di tengah perjalanan, mobil itu diikuti oleh beberapa orang selain pengawal mereka. Berkali-kali mobil itu ditembaki, hingga membuat Rafa berdecak. Rafa mengarahkan pistol pada jendela belakang mobil yang sudah berlubang akibat peluru.
"Lo nunduk Sa. Otak lo belum respon buat lawan mereka, tenangin diri lo dulu." Ujar Rafa seraya menembak orang-orang dibelakang.
Sasa tak menjawab, dia melihat sebuah granat di bawah tempat duduknya. Sasa melirik sopir yang menunduk tapi dari wajahnya tidak ada ketakutan, sepertinya sopir itu sudah terbiasa. Sasa tersenyum kecil, jika begini.
"Pak bisa arahkan ke jembatan?" Sopir itu tersenyum kemudian mengangguk, Rafa di belakang berdecak pelurunya habis. Dia mengambil peluru dari dalam mobil kemudian menembaki tak tentu arah.
Ketika sampai di jembatan, Sasa mengaktifkan dua granat kemudian melemparnya keluar. Sasa sudah menghitung dan mempertimbangkan mobil orang-orang itu akan di atas granat. Tak butuh waktu lama, mobil itu meledak ketika sudah sampai di atas granat. Jembatan bergetar hebat, dari arah berlawanan jembatan mulai retak. Sopir semakin mempercepat mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Girl
General Fiction▪Buat gue cinta untuk kedua kalinnya, buat gue merasa bahagia untuk kedua kalinnya, buat gue merasa bebas untuk kedua kalinnya, buat gue merasakan nyaman akan keluarga untuk kedua kalinnya▪ -Natasya Gevanda S. G. Sebut nama " SASA" di SMA Gemilang m...