23. Pasar Malam

113 8 1
                                    

Wajah sama tangan kok beda ya?

Vote lah, biar Author gak males kalo mau nulis.

[SORI BANYAK TYPONYA, BLM SEMPAT AKU REVISI TADI🤐]

...

#Menurut lo gue teman? Atau hanya sekedar penyalur?

...

Sasa menurunkan satu alisnya, seperti berkata tak percaya. Ngapain coba dia ke sini, kepala Sasa menengok ke Antrax yang berada disampingnya dengan menenteng satu peper bag. Antrax balik menatap Sasa.

"Bunda bilang, tante Fara disini. Pasar malam!" Antrax tersenyum menatap depan. Sudah lama dia tidak datang ke pasar malam.

Memang tadi setelah makan malam. Bunda meminta Antrax dan Sasa mengantarkan barang milik temannya, yaitu tante Fara. Dan sekarang tante Fara sedang berada di pasar malam bersama suaminya.

"Terserah, buruan!" Pinta Sasa tak sabar ingin segera pulang.

"Yuk." Tangan Sasa tiba-tiba terasa hangat, dia sadar bahwa tangan kekar Antrax tengah memegangnya kemudian menariknya.

Sasa hanya terdiam, aneh memang. Tangannya seakan mempunyai tumpuan yang baru, setelah masa lalunya. Tangan mungilnya yang sangat pas di tangan Antrax, seakan-akan dibuat memang untuk saling bertautan. Apakah benar, posisi Bara dihatinya akan berganti oleh Antrax.

"Han, mau coba permen kapas?" Tanya Antrax ketika berhenti di depan warung penjual permen kapas.

Sasa yang melamun, terkejut. Dia melepaskan tautan tangan Antrax darinya. "Gak usah modus!" Ujar Sasa mengelus-elus tangannya.

"Bilang aja kalo suka." Goda Antrax, Sasa berdecak pelan. "Mau enggak?"

"Apa?"

"Astaga, tadi gue nawarin lo mau beli permen enggak? Jangan-jangan lo tuli kali, ya?" Antrax melirik ke telinga Sasa, membuat Sasa geram.

"Sialan." Umpat Sasa.

"Atau jangan-jangan, lo lagi mikirin gue?" Kata Antrax, Sasa terdiam tak menjawab. "Diam artinya iya,"

"Gak, jijik gue mikirin lo." Ketus Sasa.

Antrax terkekeh. "Jadi enggak beli permen kapas?"

"Gak suka." Balas Sasa cepat.

"Oke, gue beli sendiri." Antrax berjalan ke penjual permen kapas. Lalu membeli permen itu 1 bewarna merah jambu.

Dia berjalan kearah bangku kemudian duduk santai sambil menikmati permen kapasnya. Sasa yang melihat itu, menghentekkan satu kakinya. Lalu menghampiri Antrax geram.

"An, buruan. Atau gue tinggal!" Ujar Sasa.

"Tinggal aja, lo mau naik apa?"

"Ck, itu barangnya gimana?"

"Entaran, gue udah janjian disini sama tante Fara."

"Enak banget ya, lo malah santai-santai!" Hadrik Sasa.

"Mau?" Antrax menawarkan permen kapasnya yang tersisa setengah.

"Gak suka."

"Coba aja dulu baru komen."

"Gue bilang gak suka ya gak suka."

"Suka!"

"Enggak!"

"Suka!"

"Enggak!"

"Suka!"

"Susah ngomong sama orang bego." Antrax terkekeh, lalu bergeser dan menepuk sisi bangku menyuruh Sasa duduk.

My Mysterious Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang