prolog

1.8K 126 27
                                    

Ini awal sekolah Sasa di SMA Gemilang. SMA favorit di banyak kalangan remaja. Sekolahan swasta yang sangat elit. Banyak ruangan dan sangat besar, fasilitas yang begitu memadai. Namun mereka tidak tahu atau sadar siapa pemilik sekolahan yang sangat elit ini. Pemilik sekolahan yang sangat licik dalam bisnis. Hanya Sasa dan beberapa orang yang tau.

Karena pemilik sekolahan adalah bos atau seseorang yang memperkerjakan Sasa. Yang memberikan sumber kehidupan Sasa. Yang menjanjikan banyak hal ke Sasa dan menumbuhkan harapan ke Sasa.

Sasa termasuk siswa baru kelas 10, kini tengah baris di lapangan untuk membuka masa MOS, Dan pembagian kelas. Seperti biasa Sasa berdiri dengan wajah malasnya, dan tepuk tangan dengan sangat enggannya.

"DAN MARI SEKARANG KITA BUKA MOS TAHUN PELAJARAN KALI INI"Teriak ketua osis perempuan di depan mic yang membuat Sasa menatap ketos itu sinis. Semua siswa- siswi kelas 10 bertepuk tangan.

"SEKARANG KITA AKAN MEMBAGI KELAS, DAN NAMA YANG DIPANGGIL LANGSUNG BARIS DI KELASNYA OKE ADIK- ADIK KAKAK"Ucap ketos sambil melirik ke Sasa jahil. Sasa menatap malas ketos itu.

"YAUDAH LANGSUNG BAGI AJA YA, KARENA NANTI ADA KEGIATAN KHUSUS KELAS 10"Terusnya, lalu membagi kelas menurut data di tangannya. Semua siswa- siswi bertepuk tangan terutama cowok, banyak yang bersiul dan berseru terlebih dibelakang Sasa ada cowok yang sangat crewet dari tadi.

Sasa menutup matanya, lalu keluar dari barisan. Untung tak ada yang memperhatikannya, semua sedang sibuk mendengarkan nama mereka dipanggil. Sedangkan Sasa bodo amat mau dikelas apa, gak ambil pusing. Sasa tau dia pasti ada di kelas orang-orang bodoh. Karena, dia ketika ujian menjawab ngarang tanpa membaca soal, Sasa malah sambil ndengerin lagu di ponselnya. Bodo amat nilainya berapa, karena dia tetap diterima di sekolahan ini.

Sasa pergi ke roftop, karena hanya tempat itu yang dia hafal di sekolahan ini. Bahkan dia lupa kantin, kelas- kelas, toilet, bahkan kantor guru. Sungguh dia memang tidak niat sekolah.

Sasa menyalakan rokok di sakunya, lalu menghisap dan menghempuskannya. Dia duduk di teras roftop sambil memandang jalanan dan mengingat dendamnya. Kesal dan benci bercampur aduk, dia menghisap semakin kuat rokoknya menahan sakit di tenggorokannya lalu menghembuskannya kembali. Lamunan Sasa buyar mendengar bisik-bisik seseorang di belakangnya.

"Eh gila...sakit bangsat"kata seorang cowok sambil memegangi sikunya yang digunakan untuk menopangnya ketika jatuh.

"Sori-sori gue gak sengaja, didorong sama Rafi tuh"kata cowok dibelakangnya sambil tertawa kecil melihat temannya jatuh. Sedangkan dibelakngnya menahan tawa supaya Sasa tidak dengar mereka. Tapi pendengaran Sasa sangat tajam setajam pisau wkwkwkwk.

Sasa menengok ke belakang melihat 3 cowok sedang ribut. Sasa menatap mereka dingin satu persatu. Lalu berdiri dan menginjak puntung rokoknya. Dia berjalan ke arah tiga cowok itu yang sedang meringis tanpa dosa pada Sasa.

"Eh sori... kita gak sengaja liat lo disini. Em.. kita tadi disuruh sama ketos buat nyariin lo di roftop" kata salah satu cowok itu sambil mengukur tengkuknya temannya pun mengangguk canggung.

"Gue gak suka diganggu" tajam Sasa lalu berjalan keluar dengan wajah dinginnya. Membuat mereka bertiga cengo.

"Natasa gevanda... lo disuruh nemuin ketos diruangan osis katannya" kata cowok yang tadi terjatuh, Sasa menengok ke belakang malas.

"Bilang sama ketos gue males, dan  jangan panggil nama gue itu. Gue gak suka"Sasa berjalan kembali entahlah tujuannya kemana dia sendiri tak tau.

"Panggil siapa dong..  Sayang, yaudah bang Rafi panggil kamu sayang" ujar cowok yang bernama Rafi. Mereka bertiga malah berjalan mengikuti Sasa yang tak tau tujuan kayak hidupnya awokwok.

Sasa menatap tajam Rafi. Temannya yang tadi jatuh tertawa melihat wajah takut Rafi di sebelahnya cuma karena ditatap Sasa. "Eh kenalin nama gue Bara Lourenzo, lo bisa panggil gue Bara" ujar bara cowok yang tadi jatuh.

" gak nanya" balas Sasa, membuat Rafi dan teman satunya tertawa.

"Kenalin gue Hendra, lo gak usah panggil gue gak pa pa" ujar Hendra datar, Sasa tak menatap Hendra dia terus berjalan tak tentu arah.

" gue gak bakal manggil lo"jawabnya,lalu matanya menangkap ketos yang sedang memperhatikannya dari kejauhan.

"Bahaya...."

......

Gimana ceritannya?
Sori kalo aneh wkwkwkw
Jangan lupa vote and coment and follow yang belum
Dan yang sudah follow makasih, karena itu sangat berarti buat author...
Salam cinta dari author....
Dan selamat menunaikan ibadah puasa dibulan Ramadhan bagi yang beragama islam😗😄

Tunggu update selanjutnya ya....

My Mysterious Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang