1. pondok kecil

1K 98 18
                                    

"LIMAPULUH LIMA.....LIMAPULUH ENAM.... LIMAPULUH TUJUH....PUSH UP YANG BENAR... PUSH UP 60 KALI AJA GAK KUAT....eh sampai mana tadi...oh ya... DUAPULUH LIMA...."Teriak ketua osis yang bernama Nadine yang menyuruh adik kelasnya push up karena tidak mengikuti upacara pembukaan MOS secara lengkap.

"Gila lo ketoss... ini udah lebih dari 60 asal lo tau... sedari tadi lo alasan lupa diulang dari 25 lo pikir kita bocah!" Maki Hendra dengan beraninnya, membuat ketos menatapnya tajam dan campur kekehan yang tertahan.

"Siapa lo ngatur gue... ya terserah gue mau ngitung dari angka berapa. Lo gak punya hak ngatur hitungan gue"ujar Nadine sewot sambil berkacak pinggang. Sasa menghelai nafas lalu berdiri dari posisi push up nya.

"Dan lo gak punya hak njadiin gue sebagai budak lo... lo pikir gue sekolah disini gak pake uang?"kesal Sasa, Nadine menatap datar Sasa. Diangguki Bara, Rafi, dan Hendra.

"Iya Sa gue juga udah cape berat nih" ujar Rafi sambil memijit lengannya yang sakit.

"Gue gak belain kalian"Datar Sasa, Rafi membalas deckan.

"Adik Sasa... lo gak punya hak melanggar tata tertib di sekolah ini. Dan setiap yang melanggar berhak kena hukuman... dan ini hukuman bukan penyiksaan"ujar Nadine, membuat Sasa menatapnya tajam karena kata 'adik'.

"Bu Ketos... kalo ngasih hukuman yang adil dong! Masa diulangi dari tadi... lo pikir gak cape. Lagian kita kan baru pertama masuk sekolah. Harusnya dibebasin dong"ujar Bara kesal sambil berdiri diikuti ke 2 temannya.

"Lagian yang nyuruh kita buat cari Sasa siapa? Kenapa malah kita juga ikutan yang di hukum. Yang salah kan Sasa, tadi lo yang nyuruh kita buat nyariin dia. Sekarang malah lo hukum kita waras anda!" Kesal Hendra sambil menepuk tangannya menghilangkan debu di telapak tangannya.

"Eh gue nyuruh kalian buat nyari Sasa bukan ngikutin Sasa ke kantin. Gue tau niat terselubang kalian, pasti kalian mau makan kan sama Sasa!" Ujar Nadine Sinis.

"Kita tuh bujuk Sasa buat nemuin lo, malah kita yang kena imbas. Lain kali gue gak mau disuruh- suruh sama lo. Emang gue budak, ih" ujar Hendra tak kalah sinis.

"Siapa suruh gak langsung bawa Sasa ke gue, malah klayapan ke kantin"Nadine meledek Hendra dengan wajah centilnya.

"Udah deh Nad, cuma gak ikut upacara aja diginiin. Gak asik lo"ujar Sasa kesal setengah mati, Nadine hanya tersenyum jahil.

"Nyesel...nyesel...nyesel. gue nyesel udah muji bu ketos karena cantik tapi ternyata hatinya tajam setajam pantatnya Zelafa"ujar Rafi diikuti tawa Bara dan Hendra kecuali Sasa. Nadine melotot menatap Rafi kesal. Zelafa adalah murid kelas 12 yang badannya sangat montok, bahkan lelaki dibuat tidak berkedip ketika dia lewat.

"Adik kelas laknat... beraninnya nyamain hati gue yang suci sejernih air le mineral yang ada manis manisnnya itu sama pantat Zelafa teman seperjuangan gue. Dan siapa yang menyuruh kalian berdiri huh? Ambil sikap push up kita ulang dari nomor 10 oke!?" Ujar Nadine nyengir membuat Sasa, Bara, Hendra dan Rafi cengo.

"Gila nih ketos nyiksa banget sumpah"gaum Bara membuat Nadine terkekeh. Mereka ber-4 mengambil sikap  push up seperti tadi.

"Awas lo Nad... habis lo sama gue!" Ujar Sasa kesal dicengiri oleh Nadine. Bara dkk menatap Sasa bingung.

"Sa lo kenal ama bu ketos ini?" Tanya Bara. Sasa hanya menjingitkan dahi datar.

"BU KETOS... LO DIPANGGIL TUH SAMA PAK WIRA DI HALL"teriak seorang cowok yang spertinya anggota osis juga. Nadine berdecak, lalu menatap mereka ber 4 yang sedang bersorak kemenangan.

"Ck...kali ini kalian selamat! Besok awas aja kalo nglanggar peraturan sekolahan lagi. Gue buat semakin menderita, bye adik kelas" ujar Nadine disertai ejekan lalu pergi.

My Mysterious Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang