Pembukaan...
• Jika melupakan adalah kunci terbaik dalam membuat dia bahagia. Kenapa tidak kulakukan, walau sejauh ini dia sudah pergi selamannya. Dan mungkin dia sudah lupa siapa sampah ini!?
🍃🍃
Sasa menatap lapangan bawah yang menjadi saksi bisu dimana dia putus, direndahin, ditinggal dengan seorang Bara Lourenzo. Tak terasa kejadian 2 tahun itu sudah berlalu, dan kini dia sudah duduk di kelas 12 IPA 4. Sebagian Kenangan itu telah dia kubur dalam-dalam, ya Sasa masih proses move on dengan Bara. 2 tahun dia melakukan hal itu. Kadang ingatan dia dengan Bara berputar di otaknnya, Sasa pasti uring-urigan. Sasa sangat sensitif dengan seseorang yang membawa Bara dalam obrolannya.
Pernah sekali ada orang yang menggungkit Bara, walau itu tak bicara dengan Sasa. Tapi ketika saat itu dia mendengarnnya, Sasa akan langsung memukul orang itu. Tak peduli dia cowok atau cewek, dia tetap memukulnnya toh kalo cewek dia juga kan cewek. Tapi Sasa tidak bohong bahwa sampai saat ini dia masih ada sedikit rasa cinta dengan Bara. Oh ayolah, dia belum move on sepenuhnya.
"Sasa.." panggil 2 cowok dibelakangnya. Siapa lagi kalo bukan Rafi dan Hendra.
"Hem"Sasa hanya membalas deheman, masih menatap lapangan bawah.
"Kantin yuk...gue laper nih" ajak Rafi sambil memegang perutnya.
"Lo laper apa mau godain adek kelas" ujar Hendra yang heran dengan sifat playboy Rafi luar dalam.
"Hehehe, dua duannya" cengir Rafi, Sasa berbalik menatap Rafi lalu geleng-geleng kepala.
"Enggak" ujar gantung Sasa.
"Enggak apa sa? Ngomong gak usah setengah- setengah dong, kebiasaan deh" ujar Rafi.
"Berubah dari dulu" lanjut Sasa, lalu berjalan mendahului Rafi dan Hendra.
"Ngomong gitu aja pake dipotong-potong" cibir Rafi.
"Emang lo yang kebanyakan ngomong, kayak netizen" timpal hendra.
"Jadi gak?" Tanya Sasa.
"Apa sih, jadi apa? Sori gue telmi kalo ngomong sama lo Sa" ujar Rafi yang selalu kesal dengan keiritan ucapan Sasa 2 tahun terakhir.
"Kantin, dodol. Lo kan yang ngajak ke kantin, gak peka, makannya cewek lo banyak yang ilfeel sama lo." Cibir Hendra. Rafi langsung menatap Hendra sebal.
"Ya jadii dong!! Mending gue punya banyak cewek, ha elo!? Seumur hidup pacaran aja gak pernah... buka oyy hati lo. Atau jangan- jangan lo Homo sama gue. Ih ogah ya Hen gue!"
"Bacot lo Ra" datar Sasa lalu berjalan.
"Emang gue mau sama lo, kayak ganteng- ganteng aja lo. Masih gantengan gue dimana mana, minggir" Hendra berjalan menyusul Sasa.
"Ganteng sih, iya Hendra emang ganteng pake banget. Tapi suka aneh kalo depan cewek, mending gue. Dah ganteng, humoris banyak yang suka lagi. Duh Rafi, lo kurang sempurna apa coba?" gaum Rafi sambil menepuk dadannya bangga. Lalu berjalan menyusul Sasa dan Hendra.
Skip kantin...
Suasana kantin sedang rusuh, kerena terjadi pem-bully-an dadakan yang dilakukan oleh: Jeha Saraswati, Ranjana Faraya, Nadia Maheswara, dan Nabila Anjashicha. Siapa sih yang gak kenal mereka, komplotan pembully paling di hindari oleh semua siswa terlebih siswi SMA Gemilang. Karena mereka mendapatkan dukungan dari Geng Victor. Terlebih Jeha yang menjadi pemimpin mereka, yang omogannya gak bisa diatur.
Mereka ber-4 membully seorang siswi. Pembully an dengan siswi ini sih sudah turun temurun dari gurunnya, siapa lagi kalo bukan Nadine alumni SMA Gemilang. Siswi itu adalah Reina Ralana Gernada. Sesuai janji Nadine, seorang Reina akan dibalas setimpal dengan kelakuannya. Padahal sudah di bully 2 tahun masih saja betah di sini. Ck, mengesankan. Terlebih perisainnya (Bara) sudah pergi jauh-jauh tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Girl
General Fiction▪Buat gue cinta untuk kedua kalinnya, buat gue merasa bahagia untuk kedua kalinnya, buat gue merasa bebas untuk kedua kalinnya, buat gue merasakan nyaman akan keluarga untuk kedua kalinnya▪ -Natasya Gevanda S. G. Sebut nama " SASA" di SMA Gemilang m...