3. Balap liar

630 68 10
                                    

Hiduplah semau hatimu berjalan, jangan hidup untuk kekangan orang lain walau tak merugikanmu.

1 bulan berlalu...

Sejak kejadian di pondok kecil itu, Sasa selalu menghabiskan waktu bersama Bara, Hendra dan Rafi. Semakin lama, sasa semakin terbiasa dengan sikap mereka. Dan ternyata mereka satu kelas, seperti disengajakan. Soalnya Sasa tak habis fikir, karena nilainnya bisa dipastikan dibawah 30. Tapi dia berada dikelas 10 IPA 2, kelas nomor 2 terfavorit. Tapi cuma masalah kelas Sasa tak memperdulikannya. Bodo amat mau dikelas mana, sekolah juga bukan keinginannya.

Dan kini mereka tengah berada di area balap liar, yang dislenggarakan oleh para mafia atau CEO yang memang suka taruhan. Mereka banyak mempertaruhkan uang dan tak jarang rumah bahkan sampai bugetti. Dulu Sasa pernah dicurangi oleh CEO bernama Rafa. Rafa memang CEO licik, terlebih ketika balap liar. Dia akan sabotase motor lawannya yang dirasa sangat berbahaya.

Dan kini Sasa akan membalas dendam pada Rafa yang membuat dirinya berhutang, lebih mengerikan lagi Sasa kalo tidak bisa memberi mobil bugetti dia harus jadi kekasihnya. Cih... tentu saja Sasa tidak mau, Rafa memberinya waktu 4 hari. Dan saat itu Mr. Jons memberikan mobil bugetti hanya 6 di dunia itu scara gratis. Membuat Sasa seakan mempunyai hutang kepada Mr. Jons dan akhirnya bekerja bersamannya.

"Apa yang mereka pertaruhkan kali ini?" Tanya Sasa pada Hendra yang tadi melihat- melihat benda yang dipertaruhkan.

"Mobil Bugatti 700M yang paling mahal, kalo gak salah namannya Rafandrea"balas Hendra, Sasa tersenyum kemenangan.

"Rafa? Dia orang yang gue incar... ajak dia taruhan sama gue" ujar Sasa, Hendra mengangguk lalu berjalan mencari Rafa.

"Beneran lo lawan CEO licik itu?"tanya Bara

"Ya, gue bakal balas dia. Kali ini gue bakal menang tenang aja bar..."ujar Sasa, Bara mengelegkan kepalannya.

"Lo emang beda dari cewek lain sa, biasanya kalo cewek tuh lebih banyak ngehabisin waktu di mall belanja gitu. Tapi lo malah pergi kesini, gue udah tau dari awal. Lo emang beda, makannya gue suka"ujar Bara membuat Sasa terdiam mendengar ucapan Bara yang tanpa di saring. Apa maksud dari -gue suka-

"Eh maksud gue, gue suka sebagai sahabat lo" tambah Bara ketika melihat ekspresi Sasa. Lalu Sasa mengangguk, padahal dia sebenarnnya mau ng-fly.

"Gue yakin lo pasti menang Sa"tambah Bara sambil menenggam tangan Sasa meyakinkan. Sasa tersenyum terhanyut kembali dalam mata Bara yang menghangatkan.

"Gila udah jam 12 malam, gue harus pulang bisa diterkam bonyok kalo belum pulang nih"Sadar Rafi yang baru datang habis membeli batagor di pinggir jalan. Bara langsung melepaskan gengaman tangannya pada Sasa sebelum Rafi sadar. Sumpah ganggu banget batin Bara.

"Wah iya... eh Sa sori gue gak bisa nemenin lo sampe akhir mungkin Hendra bisa. Lo tau kan ibu tiri gue kayak apa"ucap Bara. Bara mempunyai ibu tiri yang membencinnya, dan ayah kandung yang coek dengannya. Ibu kandung bara sudah tiada dan ayahnya meningkah lagi.

"Gue tau, sana buruan keburu nona tiri lo tuh ngamuk! Bisa bakar rumah tetangga tuh"canda Sasa, Rafi dan Bara tertawa. Sejak Sasa bersama Bara dkk, sifat dinginnya agak berkurang dan mau diajak bercanda. Tapi hanya sama Bara dkk atau orang yang dikenalnnya.

"Sipp...kita pamit, kasih tau Hendra harus jagain lo sampe titik darah penghabisan. Kalo sampe besok lo gak sekolah Hendra gue tawan"ujar Bara sambil tertawa, Sasa sempat berfikir Bara bersungguh-sungguh mengucapkannya. Tapi dia langsung tepis.

"Hem"balas Sasa datar. Rafi melambai kearah Sasa.

"Gue pamit juga Sa... jangan lupa mobil yang lo menangin hari ini, bawa ke sekolahan buat pameran"ujar Rafi tertawa, Sasa terkekeh.

My Mysterious Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang