6. Tamu

340 41 12
                                    

*Teruslah melangkah, tataplah kedepan, targetkan tujuanmu ke depan, dan gapailah sesuatu di masa depanmu.

Sasa melangkah santai menuju gerbang sekolah. Yah, seperti biasa dia telat 6 menit. Didepan sudah ada pak Brata selaku guru Bk, berdiri sambil memegang kayu rotan. Dia mengetuk-ngetukkan sepatunnya di tanah. Sasa berhenti tepat di depan Pak Brata.

"Naik apa kamu? Biasannya juga pamer mobil atau motor tiap harinnya. Udah cape, atau emang udah gak punya barang yang di pamerkan? Kalo dilihat dari gaya kamu sih, bapak yakin kamu masih punya banyak barang yang mau kamu pamerin. Kenapa engak?"tanya pak Brata bertubi-tubi.

Sedangkan Sasa hanya menatap datar pak Brata yang menatapnya mengintimidasi. Ya hari ini dia berangkat sekolah dengan jalan kaki. Karena tadi malam dia pulang ke hotel dekat sekolahan, mungkin berjarak 90 M an lah dari sini. Dia lebih memilih jalan kaki karena malas berkendara. Lagian dia juga bakal kembali ke hotel itu lagi untuk membuat rencana.

"Sasasasasa, bapak tanya sama kamu! Kamu ya baru 34 hari berangkat ke sekolahan ini udah buat guru-guru pada hapal nama kamu. Yaampun Sasa, kelihatannya suka solat duha sama kawan-kawanmu itu, tapi kenapa bandel aja gak ada perubahan."

Memang Sasa, Bara, Rafi, dan Hendra suka solat duha. Malah gak pernah telat melaksanakannya. Awal yang solat adalah Sasa, et... jangan salah. Walau Sasa orangnnya kayak gitu, dia tetap tidak lupa melaksanakan perintah tuhannya. Walau bandel, pernah membunuh orang eh ralat sering.

Dia masih tetap solat dan dia paling teguh menjaga tubuhnnya terhindar dari segala minuman-keras dan obat-obatan terlarang. Padahal, sejak Sasa ikut Joker semua disana dihalalkan. Hanya Sasa yang tidak mau, dia memilih minum air putih daripada alkohol atau semacamnnya. Karna janjinnya dengan seseorang...

"Ck... gini ditanya, gitu ditannya. Gini salah, gitu salah. Emang ya... hidup saya tuh serba salah deh, dimata bapak"ujar Sasa sambil bersedekap dada.

"Makannya kamu jangan buat ulah... setiap hari bawaannya buat sekolahan heboh aja. Gak kapok apa bersihin toilet sama gudang tiap hari"ujar pak Brata.

"Pak sa-"ucpan Sasa terpotong oleh seorang cowok. Dia adalah Rafi, yang tengah hiperbola dengan duduk di depan gerbang lalu mengesot menuju gerbang dengan kringat bercucuran di dahinnya.

"JANGAN... TTUUT....UP, HUH...HUH...GGGUE... CAPEEEK DIHUKUMM..."Ujar Rafi dengan nafas tersenggal sambil mengacungkan tangannya kedepan. Padalah sedari tadi gerbang sekolah memang sudah ditutup. Pak Brata dan Sasa tak habis fikir, mereka menatap Rafi aneh.

Lalu 2 orang menyusul di belakangnnya dengan napas tersenggal. "LARIIIII OYY LARIIIII CEPETANNNNNN ADA ANJING MARAHHH OYY. DIA NGEJAR-NGEJAR KITAAAA"Pekik Bara dan Hendra sambil terus berlari dengan nafas tersenggal lalu menubruk gerbang sekolah.

"Auu sakit anjirr... siapa sih yang mindahin pintu gerbang, gak tau apa gue lagi dikejar-kejar anjing" umpat Bara yang menubruk gerbang sekolah sambil memegangi kepalannya yang sangat sakit. Sasa, pak Brata, Hendra, dan Rafi tertawa.

"Heh... dari dulu juga pintu gerbang disini" Sahut Sasa sambil mengeleng-gelengkan kepalannya.

" kalian ber-3 juga kenapa nih telat janjian pasti.... kamu juga Bara pake teriak-teriak dikejar anjing. Alaesan aja"slidik pak Brata.

"Enggak pak sumpah demi bu Jaleha suka body mama muda dadadada... kalo gak percaya tanya aja tuh sama Hendra dan Rafi."kesal Bara yang tengah duduk di depan gerbang sambil meringis memegangi kepalannya yang nyut-nyutan.

"Iya pakk... kita dikejar anjing milik gak tau, tiba-tiba pas kita ambil mang-"ucap Rafi langsung dibungkam oleh Hendra.

"Ambil apa?"selidik Pak Brata.

My Mysterious Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang