#Diam, bukan berarti mengalah. Tapi hanya lelah untuk melawan, soalnya tidak penting.
....
Dug-deng-dug-deng-cring
Sasa langsung melempar sepatu kearah Rafi. Rafi meringis memegangi bahunya, stik drum yang dia bawa terlempar ketika Sasa melempar sepatunya. Sialan emang, padahal Rafi kan sedang latihan menjadi penabuh drum profesional.
"Main yang bener dong Ra." Ketus Sasa, Rafi menggaruk kepalanya.
"Gue kan sedang latihan, latihan itu jelek dulu gak papa. Bagusnya besok pas tampil..." balas Rafi.
"Sini gue ajarin!" Akhirnya Hendra mengalah, dia berjalan mendekat ke Rafi. Lalu mengajarinya main drum yang benar.
Iya, malam ini mereka sedang latihan band untuk melunasi hukuman mereka hari minggu. Latihan dilakukan di rumah Hendra. Karena memang, dirumahnya terdapat perlengkapan band yang lengkap.
"Pegang gini, kaki lo taruh disini satu. Coba mainin!" Rafi mengangguk lalu memukul drum pelan-pelan mengikuti arahan Hendra.
Sasa yang hanya duduk, dia berdiri pindah duduk di sofa. Sasa mengambil majalah di meja, lalu menyibukkan diri dengan membacanya. Padahal sebenarnya Sasa hanya menontoni gambar yang menarik di dalamnya.
Drt..
Atensi Sasa teralihkan oleh ponsel yang menyala di sampingnya. Itu ponsel Hendra, penasaran Sasa mengambil ponsel itu lalu melirik Hendra yang tengah kesal mengajari Rafi. Karena Hendra terlihat sibuk, akhirnya Sasa memutuskan membaca pesan yang masuk. Untung ponsel Hendra tidak di sandi.
Sasa langsung membuka aplikasi WhatsApp, lalu membaca pesan dari pengirim bernama Alma itu.
Alma:
Aku mau ketemu sama kamu!
Ada hal penting yang perlu
Kita bicarain.Aneh, Sasa belum pernah melihat hendra berhubungan dengan seorang cewek kecuali dirinya. Siapa Alma itu? Kenapa dia-Alma mengirimkan pesan seakan-akan ada hal yang harus diselesaikan oleh mereka. Sasa sempat menduga, Hendra pacaran. Tapi kalo dia pacaran dia pasti cerita lah sama Sasa dan Rafi. Secara, mereka kan sahabat dari kelas 10.
Drt...
Ponsel Hendra kini bergetar, tapi kali ini panggilan yang masuk. Sasa ragu untuk mengangkatnya. Bisa saja ini privasi Hendra, tapi dia kan Sahabatnya buat apa nyembunyiin semua darinya. Sasa mengangkat panggilan dari Alma itu, disana yang Sasa dengar hanya sebuah isakan kecil. Sasa sadar gadia bernama Alma itu sedang menangis.
"Hen..hiks... aku aku... hiks kamu jahat hiks...kamu udah rusak hidup aku."
"Aku benci kamu Hen, hiks... masa depan aku... udah kamu renggut... hik aku benci kamu Hen... aku benci kamu! Aku hamil!" -Cewek Bernama Alma itu menangis penuh duka, Sasa bisa merasakannya. Pasti tenggorokan gadis itu tercekat.
Alma langsung mematikan telepon sepihak. Sasa terdiam, dia masih memikirkan kalimat terakhir cewek itu. Hamil? Shock, iya Sasa shock berat. Dia tidak menyangka Hendra orang yang tak tersentuh menghamili seorang cewek.
Enggak, cewek itu pasti berbohong. Mungkin dia mendekati Hendra dengan mengaku-ngaku dihamili oleh Hendra, supaya bisa mendapat Hendra dan harta Hendra. Iya banyak cewek jaman sekarang seperti itu, Sasa menaruh ponsel Hendra di sofa kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mysterious Girl
General Fiction▪Buat gue cinta untuk kedua kalinnya, buat gue merasa bahagia untuk kedua kalinnya, buat gue merasa bebas untuk kedua kalinnya, buat gue merasakan nyaman akan keluarga untuk kedua kalinnya▪ -Natasya Gevanda S. G. Sebut nama " SASA" di SMA Gemilang m...