12. Pulang dan kembali pergi

238 24 8
                                    

#Ketika rasa sakit itu kembali terbuka, dan tak ada yang menutupnya kembali!? Hanya dia yang bisa menutupnya kembali.

VOTE DAN FOLLOW SEBELUM BACA!!

🍃🍃🍃

Plak...

Sakit, panas, dan perih yang dirasakan pipi Sasa. Gila aja, tiba-tiba tanpa sepengetahuan Sasa, Regan menamparnya hingga bibirnya robek megeluarkan darah. Apa itu yang disebut seorang Papa, berani memukul anak didepan orang asing.

Sasa memegangi pipinya yang terasa panas dan perih. Bu Jaleha dan pak Brata terkejut. Bu Jaleha memegangi pundak Sasa memastikan bahwa dia tidak apa-apa.

"Mohon maaf pak Regan, disekolahan ini tidak boleh ada yang bertindak kekerasan kepada salah satu murid siapapun itu." Tegur pak Brata tegas.

"Anak ini pantas dikasih pelajaran biar kapok pak. Dia selalu menyepelekan segalannya, gak pernah bertindak benar, dan dari dulu gak pernah sopan" jawab pak Regan sambil menatap marah Sasa.

"Tapi tidak gini carannya pak. Remaja jaman sekarang memang begitu, kami memakluminya. Cara mendidik remaja sekarang tidak dengan kekerasan, terlebih dia anak kandung anda kan?" Ujar Bu Jaleha. Regan hanya diam, benar yang dikatakan bu Jaleha.

"Sekarang kita selesain ini dengan baik-baik" lanjut bu Jaleha.

"Gak, saya banyak urusan bu. Saya pamit" sela Sasa datar.

"Sasa... nak" panggil pak Brata. Sasa masih berjalan ketika dia akan membuka pintu, penuturan Regan membuatnya berhenti.

"Mama sakit, dia minta kamu sama Masya pulang. Tapi papa gak tau Masya tinggal dimana, papa hanya tau sekolahan kamu. Jadi nanti malam jadilah anak yang berguna, dengan datang menemui mamamu yang sedang sakit" ucap Regan, sasa memutar kepalannya menatap Regan datar.

"Kalau saya gak mau?" Tanya Sasa santai.

"Jangan sekali-kali menentang papa. Atau Papa akan kerahkan anak buah papa buat cari kamu, walau itu bakal buat kamu tumbang. Jam 6 sore, harus sudah dirumah. Biasakan disiplin!!" Tegas Regan. Sasa memutar bola matannya malas.

"Makasih temparan untuk pertama kali saya rasakan dari tangan anda sendiri" Sasa lalu berjalan keluar dari kantor dengan kacau.

Rafi dan Hendra yang sedari tadi menguping, melihat Sasa keluar tapi tak menyadari mereka ada disana membuat mereka memasang wajah kasihan. Terlebih mereka mendegar apa yang dibicarakan tadi di dalam. Rafi yang nguping, sedangkan Hendra tak sengaja mendegarnya.

Rafi dan Hendra pun berjalan mengikuti Sasa dari belakang. Sasa mengusap rambutnya gusar, dia bingung. Jika dia pulang dia tak mau kejadian itu terulang, tapi jika dia tak pulang, bagaimana keadaan mamanya. Pusing, dia harus pulang ya demi mamanya. Hanya demi dia...

"Mau gue colok lo!" Bentak Sasa pada siswa-siswi yang menatapnya. Semua murid langsung kicep, mereka menunduk. Rafi dan Hendra saja sampai heran dengan kekuasaan Sasa.

"Mati muda lama-lama temenan sama Sasa, serem" ujar lirih Rafi pada Hendra.

"Belakang lo lebih nyeremin!" Balas Hendra sambil menunjuk dengan kepalannya belakang Rafi. Rafi memutar badannya 180° lalu langsung shock. Hendra langsung berjalan cepat menyusul Sasa, Rafi diam di tempat.

"Lo bener Hen, dia lebih serem. Hen.. henn... lo ninggalin gue di kandang kanibal?!" ujar Rafi sadar Hendra telah pergi.

"RAFIIII KEMANA AJA SIHHH RINA CARIIN DARI TADIII LOHH. MUKANNYA KENAPA SI KAYAK GITU? JADI PENGEN RINA SERIUSIN DEHH"

My Mysterious Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang